
Mataram, 22 Mei 2025 – Program Studi Manajemen Ritel, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan ikhtiarnya dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional bertema “Future-Proofing Retail Management Graduates: Embracing Workforce 5.0 and Global Competency Standards”. Kegiatan prestisius ini menghadirkan dua narasumber internasional, yakni Mr. Dr. Muhammad Saghir Ahmad dan Mrs. Vivina Atak Deng dari The Victorian College of Training and Development PTY LTD – Australian People Management Institute.
Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dan mendapat antusias tinggi dari mahasiswa, dosen, serta civitas akademika lainnya. Dengan mengangkat tema yang sangat kontekstual dan visioner, kuliah tamu ini menjadi salah satu strategi penting Prodi Manajemen Ritel UMMAT dalam menjawab kebutuhan dunia kerja global yang semakin dinamis.
Ketua Program Studi Manajemen Ritel, Nurul Hidayati Indra Ningsih, SE., MM., menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini tengah memasuki era Workforce 5.0, di mana integrasi antara teknologi dan peran manusia menjadi semakin kompleks. Hal ini menuntut para lulusan untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis (skills) yang terverifikasi secara formal melalui sertifikasi kompetensi.
“Di dunia kerja sekarang, bukan hanya tenaga kerja yang dibutuhkan, tapi skill yang disertai sertifikat kompetensi. Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa memahami tren dan tantangan global, pentingnya soft skills dan hard skills, serta urgensi mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi persaingan global,” tegas Nurul.
Nurul Hidayati juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nyata Prodi Manajemen Ritel untuk mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan amal shaleh.
Sebagai narasumber pertama, Dr. Muhammad Saghir Ahmad memberikan wawasan luas mengenai masa depan industri ritel. Ia menekankan bahwa dalam merancang bisnis, khususnya di sektor ritel, mahasiswa perlu memahami lingkungan pasar secara menyeluruh.
“Jika ingin membuat produk atau jasa, jangan langsung terjun ke lapangan tanpa persiapan. Ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan agar bisnis bisa berjalan dengan sukses. Riset pasar, validasi ide, dan pengembangan strategi adalah fondasi utama,” ungkap Dr. Ahmad.

Lebih jauh, ia menjelaskan beberapa strategi kunci dalam menghadapi persaingan usaha ritel di era digital, seperti inovasi produk, penentuan harga yang kompetitif, membangun partnership atau kemitraan strategis, serta kemampuan adaptasi terhadap platform digital seperti marketplace dan media sosial.
Menurutnya, Retail 5.0 bukan hanya soal digitalisasi, tetapi juga tentang human-centric approach, yaitu bagaimana teknologi digunakan untuk memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.
Sesi kedua dibawakan oleh Mrs. Vivina Atak Deng, yang mengupas pentingnya diferensiasi produk dalam menarik perhatian konsumen di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Ia menekankan bahwa produk yang memiliki nilai unik dan dikemas dengan menarik akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses di pasar.
“Produk yang identik dan memiliki ciri khas akan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Kemasan produk juga harus dirancang dengan cermat agar memiliki daya tarik visual yang kuat. Ini adalah bagian penting dari strategi branding,” tutur Vivina.
Ia juga membahas bagaimana pentingnya memahami karakteristik pelanggan, membangun customer experience yang positif, serta menyesuaikan strategi pemasaran dengan tren global dan lokal.
Ketua Prodi Manajemen Ritel menyampaikan apresiasi tinggi kepada kedua narasumber atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Beliau berharap, kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar kolektif UMMAT untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap bersaing di pasar kerja global dengan kompetensi yang terstandar. (HUMAS UMMAT)