TOREHKAN PRESTASI DI KOMPETISI JURNALIS KEBANGSAAN NASIONAL, MAHASISWA FKIP UMMAT HARUMKAN NAMA KAMPUS

TOREHKAN PRESTASI DI KOMPETISI JURNALIS KEBANGSAAN NASIONAL, MAHASISWA FKIP UMMAT HARUMKAN NAMA KAMPUS

Mataram, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Fatri Saleh dan Husnul Khotimah, berhasil mengukir prestasi gemilang dengan lolos sebagai finalis nasional dalam Kompetisi Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa 2024. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan secara daring oleh Tim Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa (JKM) yang diprakarsai oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI (11/12).

Kompetisi yang bertujuan membangun semangat kebangsaan di era Society 5.0 ini diikuti oleh lebih dari 400 mahasiswa dari 76 universitas di seluruh Indonesia. Prosesnya berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu pendaftaran peserta dan pelatihan (18 Agustus – 20 November), pengumpulan materi (20 – 27 November), penilaian (28 November – 6 Desember), dan puncaknya, pengumuman finalis pada 9 Desember 2024.

Fatri Saleh, mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), berhasil menjadi salah satu finalis nasional untuk kategori esai jurnalistik. Dalam karya esainya, Fatri mengangkat isu-isu yang relevan dengan tema kompetisi, yakni Mahasiswa Se-NTT yang Berada di Mataram Gelar Aksi Penggalangan Dana untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi: Semangat Gotong Royong untuk Kemanusiaan.

Namun, perjalanan menuju prestasi ini tidaklah mudah. Fatri mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan menulisnya. “Saya sempat merasa tidak yakin dengan kemampuan yang saya miliki. Namun, dengan dukungan teman-teman, dosen, dan keyakinan untuk mencoba, saya mampu melewati rasa tidak percaya diri itu,” ujanya.

Menurut Fatri, kompetisi ini tidak hanya melatih keterampilan menulis tetapi juga memperkuat semangat kebangsaan di kalangan mahasiswa. Ia berharap mahasiswa UMMAT dapat terus aktif mengikuti kompetisi-kompetisi serupa untuk mengasah kemampuan dan memperluas wawasan mereka. “Semoga kampus semakin sering mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan tingkat nasional maupun internasional. Hal ini penting untuk membentuk generasi muda yang kritis dan berjiwa kebangsaan,” tambahnya.

Di sisi lain, Husnul Khotimah, mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), juga mencetak prestasi luar biasa sebagai finalis nasional untuk kategori foto jurnalistik. Karyanya berhasil mencuri perhatian dewan juri karena mampu menyampaikan pesan kebangsaan yang kuat melalui visual.

Husnul mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapinya adalah keraguan terhadap kualitas hasil karyanya sendiri. “Saya sempat merasa tidak percaya diri dengan hasil foto yang saya kirimkan. Namun, saya berusaha untuk terus belajar dan memperbaiki diri dengan menerima masukan dari berbagai pihak,” ungkapnya.

Ia juga menyatakan bahwa kompetisi ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami pentingnya peran jurnalistik dalam membangun semangat kebangsaan. Husnul berharap mahasiswa UMMAT dapat terus berpartisipasi dalam berbagai kompetisi nasional, terutama di bidang jurnalistik. “Kompetisi seperti ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan skill menulis dan berkarya. Saya berharap kampus selalu mendukung mahasiswa untuk mengikuti kegiatan semacam ini,” ujarnya.

Kompetisi Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa 2024 merupakan bagian dari upaya BNPT RI untuk melibatkan generasi muda dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan. Dengan tema “Membangun Semangat Kebangsaan Lewat Karya di Era Society 5.0”, kegiatan ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide, gagasan, dan kreativitas mereka dalam bentuk karya jurnalistik.

Kompetisi ini tidak hanya memberikan pelatihan kepada para peserta, tetapi juga membuka peluang baru bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam isu-isu kebangsaan. Sebagai agen perubahan, mahasiswa didorong untuk menciptakan karya yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Prestasi yang diraih oleh Fatri Saleh dan Husnul Khotimah menjadi bukti bahwa mahasiswa UMMAT memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional. Keduanya berharap keberhasilan ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk tidak ragu mencoba dan berpartisipasi dalam kompetisi serupa.

Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian Fatri dan Husnul. “Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT memiliki potensi besar untuk berkontribusi di tingkat nasional. Kami akan terus mendukung dan memfasilitasi mahasiswa agar dapat mengembangkan diri mereka secara maksimal,” ujarnya.

Dengan semangat kebangsaan yang terus berkobar, Fatri dan Husnul membuktikan bahwa mahasiswa UMMAT mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya berkarya, tetapi juga membawa nama baik universitas di kancah nasional. Semoga prestasi ini menjadi awal dari banyak pencapaian lainnya yang menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara (HUMAS UMMAT).

REVOLUSI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN PJBL DALAM KURIKULUM MERDEKA, FKIP UMMAT GELAR KULIAH PAKAR

REVOLUSI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN PJBL DALAM KURIKULUM MERDEKA, FKIP UMMAT GELAR KULIAH PAKAR

Mataram, Program Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menyelenggarakan acara Kuliah Pakar bertajuk “Pengajaran Bahasa Indonesia Berbasis Project-Based Learning (PJBL) di Era Kurikulum Merdeka.” Acara yang diadakan di Aula FKIP dan melalui platform Zoom Meet ini menghadirkan dua narasumber terkemuka, Dr. Masrin, M.Pd., dan Dr. Erwin, M.Pd., dengan moderator Supratman, M.Pd., yang semuanya adalah alumni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UMMAT.

Dekan FKIP UMMAT, Dr.Muhammad Nizaar,M.Pd.,Si., membuka kegiatan dengan resmi, tidak lupa ia sampaikan pentingnya pengembangan metode pengajaran inovatif seperti PJBL dalam konteks Kurikulum Merdeka. Ia menggarisbawahi bahwa pendekatan PJBL dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih interaktif dan praktis, serta mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia nyata dengan keterampilan yang relevan dan aplikatif.

Narasumber 1, Dr. Masrin membuka sesi dengan membahas permasalahan pendidikan di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan laporan tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-73 dari 78 negara dalam hal kualitas pendidikan. “Minat baca di Indonesia sangat memprihatinkan, dengan hanya 0,01% dari populasi yang benar-benar memiliki minat baca tinggi, jauh di bawah Malaysia dan Brunei Darussalam,” ujar Dr. Masrin.

Dr. Masrin menegaskan pentingnya guru memiliki potensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. “Guru harus mampu mengajar tidak hanya konsep tetapi juga penerapan praktisnya,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran serta perlunya guru untuk mengembangkan metode pengajaran yang tidak hanya bergantung pada buku pedoman pemerintah, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). “Pembelajaran yang berbasis guru harus diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa,” katanya.

Narasumber 2, Dr. Erwin kemudian menjelaskan definisi dan prinsip-prinsip PJBL. Ia menekankan bahwa PJBL mengedepankan keaktifan peserta didik dan pembelajaran kolaboratif. “Gaya belajar setiap siswa berbeda-beda, ada siswa yang suka auditori, visual, ada juga yang lebih memilih kinestetik” jelasnya.

Ia juga menyatakan bahwa kelas yang terlalu besar menjadi tantangan dalam mendiagnosis kemampuan awal siswa dengan baik. Namun, ia menegaskan bahwa hasil pembelajaran PJBL harus dapat ditampilkan dan dipresentasikan oleh siswa. “Tujuan PJBL adalah memotivasi siswa untuk terlibat aktif, mengembangkan keterampilan praktis, dan mendorong pembelajaran yang bermakna,” ujarnya.

Ia juga menguraikan langkah-langkah implementasi PJBL dalam pengajaran Bahasa Indonesia, tersebut ( Menentukan proyek, Perencanaan proyek, Pelaksanaan proyek dan Presentasi).

Ia juga sebutkan bahwa ada empat keterampilan abad 21 (berpikir kritis, berkolaborasi, kreatif, dan komunikatif), dan keempatnya harus terintegrasi dalam pendidikan. “Peran guru dalam PJBL adalah sebagai fasilitator, mentor, dan evaluator, sementara siswa harus menjadi pemikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan komunikatif,” jelasnya.

Moderator kegiatan, Supratman, M.Pd., dengan cermat memandu diskusi dan sesi tanya jawab yang diikuti dengan antusias oleh peserta baik yang hadir di aula maupun yang bergabung melalui Zoom Meet.

Acara Kuliah Pakar ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan yang tertarik dengan inovasi dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Selain memberikan wawasan baru, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan diskusi konstruktif antara alumni dan civitas akademika FKIP UMMAT.

Dengan suksesnya acara ini, FKIP UMMAT berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan pendidikan yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan zaman, khususnya dalam pengajaran Bahasa Indonesia di era Kurikulum Merdeka (HUMAS UMMAT).