
Mataram, 24 Februari 2025 – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram (BEM UMMAT) sukses menggelar Seminar Kebangsaan bertajuk “Peran Legislatif DPD RI dalam Penguatan Kebijakan Pembangunan Daerah”. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap peran strategis DPD RI dalam memperjuangkan kepentingan daerah serta mengawal kebijakan pembangunan yang inklusif.
Ketua BEM UMMAT, Supriadin, dalam paparannya menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mengawal kebijakan pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional. Menurutnya, mahasiswa merupakan agen perubahan yang harus memiliki wawasan luas, kritis, dan solutif dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan daerah.
“Forum seminar ini dapat menjadi wadah diskusi yang produktif dan inspiratif bagi kita semua. Kehadiran Ibu Mirah Midadan Fahmid sebagai anggota DPD RI Periode 2024-2029 memberikan wawasan yang luas terkait peran strategis DPD dalam penguatan kebijakan daerah,” ujarnya.
Supriadin berharap melalui seminar ini, mahasiswa semakin mampu berpikir progresif terhadap tantangan kebijakan dan kondisi masyarakat. “Peran mahasiswa dalam mendorong perubahan itu sangat penting. Kami harus mampu membaca situasi, berpikir lebih maju, serta mencari solusi terhadap berbagai permasalahan yang ada di daerah,” tambahnya.

Senada dengan itu, Dr. Erwin, M.Pd. selaku Wakil Rektor III UMMAT menyampaikan bahwa seminar kebangsaan ini merupakan langkah strategis bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan zaman dan dinamika sosial. “Seminar kebangsaan ini membuka cakrawala berpikir mahasiswa agar lebih peka terhadap lingkungan sekitar serta mampu merumuskan gagasan yang dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah,” terang Dr. Erwin.
Sementara itu, anggota DPD RI Dapil NTB, Mirah Midadan Fahmid, dalam paparannya menyoroti peran penting pemuda dalam pembangunan daerah. Menurutnya, dengan 61,18% pemuda NTB yang aktif bekerja, menunjukkan bahwa generasi muda memiliki keterlibatan tinggi dalam dunia kerja, mencerminkan optimisme dan semangat produktivitas.
“Namun, tingkat pemuda yang bersekolah di NTB masih berada di angka 15,18%, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Ini harus menjadi perhatian bersama, termasuk bagi mahasiswa yang memiliki peran strategis dalam menciptakan perubahan,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa otonomi daerah telah membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi NTB, dengan peningkatan signifikan dalam PDRB per kapita pasca otonomi. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan mulai menerapkan keahliannya dalam program pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan berbasis potensi lokal.
“Pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal tidak hanya meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat, tetapi juga memastikan pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan kebijakan tata ruang,” pungkasnya.
Seminar kebangsaan ini mendapat antusiasme tinggi dari peserta, yang aktif berdiskusi dan bertukar gagasan terkait peran legislatif dalam pembangunan daerah. Diharapkan, kegiatan semacam ini terus berlanjut agar mahasiswa semakin terlibat dalam proses pembangunan dan kebijakan daerah demi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik (HUMAS UMMAT).