Mataram, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FATEK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan kuliah pakar bertajuk “Pemanfaatan Bendungan untuk Mendukung Ketahanan Air dalam Menghadapi Perubahan Iklim” pada Senin, 24 November 2025, bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat UMMAT.

Kegiatan ini menghadirkan pakar keairan, Ir. Nursetiawan, ST., MT., Ph.D. dari Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai narasumber utama. Kuliah pakar tersebut diikuti oleh dosen dan mahasiswa Teknik Sipil UMMAT, serta perwakilan sivitas akademika yang memiliki ketertarikan di bidang sumber daya air dan infrastruktur keairan.

Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. Ir. H. Aji Syailendra Ubaidillah, ST., M.Sc., menegaskan urgensi pemanfaatan infrastruktur keairan, khususnya bendungan, di wilayah Nusa Tenggara Barat. Ia menilai, perubahan iklim yang kian terasa menuntut adanya strategi pengelolaan air yang lebih terencana dan berkelanjutan.

“Pemanfaatan bendungan yang efektif dapat menjadi salah satu solusi untuk memastikan ketersediaan air bagi masyarakat, mendukung sektor pertanian, serta menjaga ekosistem kita. Dengan menghadirkan pakar dalam bidang ini, kita berharap dapat menemukan solusi konkret untuk tantangan yang ada,” ungkap Dr. Aji.

Lebih lanjut, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh dosen dan tim penyelenggara dari Program Studi Teknik Sipil UMMAT yang telah memprakarsai kegiatan kuliah pakar ini. Menurutnya, tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi aktual wilayah NTB yang kerap menghadapi persoalan keterbatasan air di musim kemarau dan ancaman ketidakteraturan pola musim akibat perubahan iklim.

“Tema yang diangkat sangat relevan dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi wilayah Nusa Tenggara Barat. Kegiatan kolaborasi antar perguruan tinggi, khususnya di lingkup Perguruan Tinggi Muhammadiyah, sangat perlu didukung oleh seluruh pihak baik di tingkat Fakultas maupun Universitas,” tambahnya.

Sebagai narasumber, Ir. Nursetiawan, ST., MT., Ph.D. menyampaikan materi mengenai peran strategis bendungan dalam sistem ketahanan air, mulai dari fungsi penyimpanan air baku, irigasi pertanian, pengendalian banjir, hingga dukungan terhadap kebutuhan domestik dan industri. Ia juga mengulas berbagai tantangan pengelolaan bendungan di tengah perubahan iklim, seperti perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian ekstrem, serta kebutuhan adaptasi desain dan pengoperasian infrastruktur.

Dalam paparannya, ia menekankan bahwa bendungan tidak hanya dilihat sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai bagian dari sistem pengelolaan sumber daya air terpadu yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Pengelolaan yang baik diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Ir. Nursetiawan juga memberikan contoh-contoh praktik baik dan strategi teknis yang dapat diterapkan di daerah-daerah yang memiliki karakteristik serupa dengan NTB, baik dari sisi hidrologi, topografi, maupun sosial-ekonomi. Dengan demikian, materi yang disampaikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan kontekstual dengan kebutuhan daerah.

Kegiatan kuliah pakar ini sejalan dengan komitmen UMMAT, khususnya Program Studi Teknik Sipil, untuk menghadirkan proses pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman dan tantangan lokal. Melalui kegiatan akademik semacam ini, UMMAT berupaya memperkuat kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang teknik sumber daya air dan ketahanan lingkungan di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Di akhir sesi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Para peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar perencanaan bendungan, manajemen operasi, potensi pemanfaatan bendungan multifungsi, hingga peluang riset lanjutan yang dapat dikembangkan bersama. Suasana dialog yang hangat menunjukkan besarnya minat mahasiswa dan dosen Teknik Sipil UMMAT terhadap isu ketahanan air dan perubahan iklim. (HUMAS UMMAT)