MAHASISWA UMMAT SIAP BERKONTRIBUSI UNTUK  THAILAND SELATAN

MAHASISWA UMMAT SIAP BERKONTRIBUSI UNTUK THAILAND SELATAN

MATARAM-Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melakukan penjajakan kerjasama dengan berbagai Negara, seperti Arab Saudi, Sudan, Malaysia, Singapore, India, Taiwan, Australia, Belanda, Inggris, Polandia serta lembaga-lembaga Asing. Beberapa waktu yang lalu UMMAT melakukan tanda tangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Negara Gajah Putih (Thailand) melalui Abroad Alumni Association of Southern Border Provinces di Wilayah Pattani, Thailand Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Dr Lukman selaku Kepala Biro Kerjasama, Humas, dan Protokoler menyatakan bahwa kesempatan tersebut sangat luar biasa baik bagi mahasiswa maupun lembaga. “Kegiatan KKN-PPL luar negeri pasti akan memperluas jaringan komunikasi dan menambah persaudaraan bagi mahasiswa. Dan itu merupakan langkah untuk mewujudkan visi-misi Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sebagai Universitas yang berwawasan gobal di Negara ASEAN”, ungkapnya.

Salah satu program yang tertuang dalam perjanjian kerjasama tersebut adalah KKN-PPL Integration International Programs. Terwujudnya kegiatan ini berkat keseriusan Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram dengan Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Bappeda NTB.

“Mereka telah membantu terealisasinya kegiatan ini hingga terwujudnya Catur Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu, kita dapat melakukan presentasi program Pariwisata mengingat NTB mengalami penurunan kuantitas wisatawan baik Luar Negeri maupun Dalam Negeri. Langkah tersebut merupakan kontribusi kami untuk NTB”, jelasnya.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa di wilayah Pattani, tidak akan ditemui para Mario Maurer karena jarak antara Pattani dengan Bangkok cukup jauh. Thailand memang merupakan Negara pemeluk Agama Buddha. Namun di Wilayah Pattani, Thailand Selatan itu adalah mayoritas penduduk pemeluk agama Islam.

“Penduduknya mayoritas Islam dan menggunakan bahasa melayu (Melayu Thai) sebagai bahasa sehari-hari. Suasana keislaman disanapun sangat kental dan masyarakatnyat cukup hangat”, terang Kepala Biro Kerjasama, Humas, dan Protokoler tersebut.

Sebagai tindak lanjut MoU yang sudah ditanda tangan bersama, UMMAT telah mengirim mahasiswa untuk mengikuti kegiatan KKN-PPL Integration International Programs selama 4 (empat) bulan di Pattani, Thailand Selatan. Kegiatan ini diamanatkan untuk mengajar bahasa melayu (Bahasa Indonesia), Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab, serta Mengaji.

Ketika melakukan pelepasan mahasiswa, rektor berpesan agar mahasiswa menjaga nama baik lembaga, keluarga dan nama baik mahasiswa sendiri. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk meraih prestasi terbaik di masa yang akan datang. Menciptakan generasi emas harus dimulai oleh generasi saat ini dengan terus mengembangkan diri kearah yang positif dan progresif.

Lebih lanjut  H. Arsyad Abd. Gani meyakini bahwa UMMAT kedepan akan dapat meraih prestasi gemilang dalam mengembangakan program-program baik ditingkat lokal, nasional, maupun internasional. “Dengan komitmen yang tinggi yang dimiliki seluruh civitas akademika UMMAT saat ini, maka insya Allah kita akan memperoleh yang terbaik di masa yang akan datang, termasuk meningkatkan akreditasi lembaga ini”, tutupnya. (Dhie)

UMMAT ADAKAN INTERNATIONAL GUEST LECTURE

UMMAT ADAKAN INTERNATIONAL GUEST LECTURE

MATARAM-Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mengadakan acara “International Guest Lecture” dengan tema “Education in Uganda and Climate Change”. Prof. Dr. Nabalegwa Muhamud, M. Sci, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Kyambogo-Uganda-Africa Timur merupakan pembicara utama dalam acara tersebut.

Acara guest lecture bertujuan untuk memahamkan dan memberi pengetahuan kepada mahasiswa agar nantinya mampu bermanfaat baik diranah lokal, nasional, maupun internasional. Untuk berkontribusi di kancah internasional, mahasiswa perlu dan penting untuk mengetahui sejarah dan iklim kehidupan suatu Negara.

Acara tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram dan dihadiri oleh dosen dari kedua fakultas pelaksana. Selain itu, mahasiswa juga cukup antusias untuk mengikuti acara tersebut. Terbukti sekitar 300 mahasiswa memadati Aula Rektorat lantai III UMMAT. Mahasiswa mengajukan berbagai pertanyaan dan menceritakan keadaan pendidikan di Indonesia. Bagi mahasiswa, acara tersebut merupakan kesempatan untuk bertukar pikiran demi pendidikan yang lebih baik.

“Kami sangat mengapresiasi acara-acara positif seperti ini karena kita bisa belajar. Selama itu baik, dari siapun dan dimanapun harus kita terima. Sikap dan pikiran yang terbuka akan menuntun kita pada keberhasilan yang lebih baik lagi”, ucap salah satu peserta.

Dalam sambutannya, Drs. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd selaku rektor menyatakan bahwa acara tersebut merupakan bukti hasil kerjasama dan komunikasi internasional yang selama ini dilakukan. “Titik tekan kita bukan pada banyaknya MoU yang ditanda tangani akan tetapi realisasi dari MoU itulah yang jauh lebih penting”, paparnya.

Acara guest lecture tersebut merupakan kerjasama UMMAT dengan Universitas Kyambogo-Uganda. “Setelah kita mengetahui bagaimana keadaan dan kualitas pendidikan di Uganda, maka kita bisa menawarkan kegiatan-kegiatan yang cocok atau kita bisa mengadopsi proses pendidikan mereka, harap Rektor UMMAT.

Lebih lanjut H.Arsyad Abd. Gani menyampaikan bahwa nantinya dosen dapat melakukan pertukaran mengajar atau melanjutkan program doctoral. Selain itu, mahasiswa dan karyawan juga memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan study exchange ke negara-negara yang telah melakukan hubungan kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram.

Sebelum menutup sambutan, Rektor berpesan kepada semua mahasiswa, dosen, dan seluruh hadirin untuk mendengarkan dengan seksama penyampaian materi sehingga hasil dari acara tersebut bisa maksimal.

“Saya meminta kepada saudara semua untuk serius mengikuti acara ini hingga selesai, karena tidak setiap saat kita mengadakan acara seperti ini. Semoga setelah guest lecture ini, kita bisa menginisiasi program-program yang berkualitas demi terwujudnya UMMAT yang unggul”, tutupnya. (Dhie)

DIKUNJUNGI KONSULAT JENDRAL CHINA, UMMAT SIAP MENYAMBUT AJAKAN KERJASAMA

DIKUNJUNGI KONSULAT JENDRAL CHINA, UMMAT SIAP MENYAMBUT AJAKAN KERJASAMA

MATARAM-Komitmen Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) untuk meningkatkan kerjasama baik ditingkat lokal, nasional, maupun internasional terus digenjot. Beberapa hari yang lalu, Rektor UMMAT dan seluruh pimpinan fakultas menerima kunjungan Konsulat Jenderal (Konjen) China, Gou Haodong di ruang tamu rektorat.

Ada beberapa point penting yang menjadi alasan konsulat China memilih UMMAT sebagai pilot project untuk kerjasama. Muhammadiyah dianggap organisasi yang berhasil melakukan internasionalisasi gerakan. Hal tersebut, terbukti dengan perkembangan Muhammadiyah yang sudah berhasil membuka pimpinan cabang istimewa di lebih dari 20 negara.

Selain itu, Muhammadiyah melalui para tokohnya baik sebagai pribadi maupun pimpinan aktif sering ikut andil dalam berbagai forum internasional. Peran Muhammadiyah dalam dialog dan kerjasama juga sangat menonjol dan dihormati diberbagai kalangan.

Muhammadiyah dikenal unggul bukan hanya dibidang kemanusisaan tetapi juga dibidang pendidikan, sehingga Muhammadiyah dianggap berhasil memberikan warna positif yang mencerdaskan. Hal tersebut, sangat diapresiasi oleh dunia termasuk Konjen China.

“Kami sangat mendukung keberadaan Muhammadiyah maka kami menawarkan kepada UMMAT untuk kerjasama dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan”, tutur Gou Haodong.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa Tiongkok memiliki beberapa keunggulan untuk dijadikan tempat kuliah. “Tiongkok memiliki mutu pendidikan yang baik. Sepuluh tahun terakhir ini pemerintah Tiongkok berinvestasi besar-besaran dibidang pendidikan karena mereka sadar betul ini adalah syarat utama agar negeranya bisa menjadi negara kuat, inovatif, dan berdaya saing global”, tegasnya.

Dalam pertemuan tersebut turut hadir Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM NTB) Mengawali diskusi tersebut, H. Falahuddin selaku ketua PWM NTB menginformasikan jumlah pimpinan daerah dan amal usaha Muhammadiyah baik dibidang pendidikan maupun kesehatan yang ada di wilayah NTB.

“Di bidang pendidikan Pimpinan wilayah Muhammadiyah mengurus 4 perguruan tinggi dan 14 SMA/SMP/SD/Pesantren, sementara di bidang kesehatan kami memiliki 4 rumah sakit”, jelasnya.

Beberapa harapan turut disampaikan oleh ketua PWM, yaitu perlu adanya sinergisitas dan kolaborasi yang dikembangkan. Mengingat Muhammadiyah yang aktif diberbagai bidang seperti sosial, pendidikan, kebudayaan, dan kemanusiaan sehingga kerjasama sangat penting untuk dilakukan. “Kami sangat siap membuka diri untuk melakukan kerjasama dengan berbagai pihak agar aktualisasi dari ideologi Muhammadiyah bisa terwujud”, terang ketua PWM NTB tersebut.

Lebih lanjut Drs. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd selaku Rektor juga menyambut niat baik dan ajakan kerjasama dari Konjen China tersebut. Sebelum mengakhiri sambutan, didepan semua hadirin, Rektor langsung menunjuk Biro Kerjasama, Humas, dan Protokoler untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut dan meminta agar segera dibuatkan Memorandum of understanding (MoU). “Sebagai langkah kongkrit dari pertemuan ini, selanjutnya kita perlu ada MoU sebagai langkah awal dalam membuat kontrak kerjasama agar lebih mengikat antara dua belah pihak”, tutupnya. (Dhie)

50 BEASISWA PEMPROV SIAP MENYAMBUT MABA BIMA-DOMPU

50 BEASISWA PEMPROV SIAP MENYAMBUT MABA BIMA-DOMPU

MATARAM-Salah satu kebiasaan yang tak pernah ketinggalan momen pasca lebaran yaitu halal bihalal. Kebiasaan yang tidak kita jumpai di negara lain ini, biasanya  dilakukan beberapa hari setelah lebaran. Halal Bihalal sejatinya bentuk dari ungkapan saling maaf memaafkan atas kesalahan yang pernah dilakukan oleh kedua pihak. Saling meminta maaf di dalam Islam tentu sangat dianjurkan.

Pimpinan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Rektor, para wakil rektor, dan para dekan melakukan halal bihalal sekaligus silaturrahim dengan gubernur NTB, Dr. H.Zulkieflimansyah (20/6). Pertemuan ini disambut hangat oleh gubernur. Selain silaturrahim, ada beberapa point penting yang diperbincangkan, salah satunya menindaklanjuti 50 beasiswa untuk Program Studi Pertambangan bagi mahasiswa yang berasal dari Bima dan Dompu.

Gubernur NTB menawarkan beasiswa tersebut saat memberikan sambutan pada wisuda periode Maret 2019 lalu. Dalam sambutannya, Gubernur visioner ini menyatakan akan menyediakan 50 beasiswa untuk mahasiswa yang berasal dari Bima dan Dompu. “Kami akan menyiapkan 50 beasiswa untuk mahasiswa pertambangan yang berasal dari Bima dan Dompu”, imbuh Gubernur yang biasa disapa Doktor Zul tersebut.

Beasiswa yang dikhususkan untuk mahasiswa program studi pertambangan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah provinsi untuk menyediakan sumber daya yang berkualitas terutama di bidang tambang.

“Kita butuh SDM yang handal, pemuda-pemuda NTB diharapkan tidak hanya menjadi penonton di daerah mereka sendiri. Mereka harus menjadi aktor penting dalam pengolahan sumber daya alam yang melimpah dibumi samawa ini. Dan saatnya kita persiapkan dari sekarang”, tambahnya.

Dalam hal ini rektor merasa bahwa mahasiswa perlu meningkatkan semangat dan atensi belajar agar bisa berkiprah lebih baik di masyarakat. Dengan begitu, peluang beasiswa ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin karena UMMAT merupakan satu-satunya perguruan tinggi di NTB yang memiliki program studi pertambangan sehingga ditawari beasiswa tersebut.

“Dengan adanya beasiswa Pemprov ini, semoga kita dapat maksimal dalam mencetak generasi yang berdaya saing, tetap mengedepankan etika dan estetika ketika berkiprah di masyarakat, ini amanah dan tugas kita bersama”, harap Drs. Arsyad Abd. Gani selaku Rektor UMMAT. (Dhie)

Keputusan Tarjih Tentang Puasa Syawal

Keputusan Tarjih Tentang Puasa Syawal

[Keputusan Munas Tarjih ke-26 di Padang tahun 2003 j.o. Keputusan Muktamar Tarjih XXI di Klaten tahun 1980 tentang Puasa Tathawu’]

Apabila anda telah selesai berpuasa Ramadhan, maka berpuasalah enam hari dalam bulan Syawal (lakukan sesudah Hari Raya Idulfitri), anda lakukan secara berturut-turut atau berpisah-pisah. Berdasarkan dalil:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ … أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ[رواه الجماعة إلا البخاري والنسائي] .

Artinya: Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a. (diriwayatkan) … bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa. [HR Jama’ah ahli hadis selain dan  an-Nasa’i].

عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ . [رواه أحمد] .

Artinya: Dari Tsauban, dari nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun. [HR Ahmad].

وَفِيْ رِوَايَةِ ابْنِ مَاجَه : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ وَ مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا .

Artinya: Di dalam riwayat Ibnu Majah dinyatakan [bahwa Rasulullah saw bersabda]: Barangsiapa berpuasa Ramadan dan enam hari sesudah Idul Fitri, maka itu sama pahalanya dengan puasa genap setahun. Dan barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka ia akan memperoleh (pahala) sepuluh kali lipat.

ولإطلاق لفظ الحديث المتقدم من غير تعيين لأحدهما

Artinya: Karena keumuman matan hadis yang terdahulu tanpa adanya ta’yin (penjelasan berturut-turut atau berpisah-pisah) maka puasa syawal bisa dikerjakan berturut-turut atau berpisah-pisah.

sumber: http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/07/08/keputusan-tarjih-tentang-puasa-syawal/

MAKSIMALKAN KAWASAN TANPA ROKOK, MTCC UMMAT SAMBUT AJAKAN KERJASAMA DENGAN MTCC UMY

MAKSIMALKAN KAWASAN TANPA ROKOK, MTCC UMMAT SAMBUT AJAKAN KERJASAMA DENGAN MTCC UMY

Tujuan hadirnya MTCC (Muhammadiyah Tobacco Control Center) yaitu untuk mengurangi akibat buruk dari rokok dengan mencoba untuk menampilkan potensi-potensi positif yang bisa ditawarkan untuk daerah. Salah satunya dengan menerapkan kawasan tanpa rokok untuk wilayah kampus. Baru-baru ini, MTCC Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengajak kerjasama MTCC Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) (23/5).

Ajakan kerjasama inipun disambut baik oleh pimpinan UMMAT. H. Arsyad Abd. Gani dalam sambutannya menyampaikan bahwa dulu ada peraturan gubernur (Pergub) tentang kawasan tanpa rokok untuk wilayah umum, perkantoran, rumah sakit, dan sekolah atau perguruan tinggi. “Untuk memaksimalkan peran MTCC dan menjalankan Pergub, sebagai masyarakat yang berkecimpung dalam amal usaha Muhammadiyah, kita harus mulai dari wilayah kampus. Seluruh warga kampus harus satu bahasa bahwa tidak boleh merokok”, tekan rektor UMMAT tersebut.

Dalam memaksimalkan perannya, MTCC melakukan pendekatan secara internal dan juga eksternal. Pendekatan internal berupa upaya menciptakan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus melalui program yang namanya tobacco- and smoke-free campus. Pendekatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran seluruh civitas akademika tentang bahaya merokok.

Untuk mendukung pendekatan internal, perlu adanya kebijakan universitas seperti penandatanganan pakta integritas (integrity pact) oleh pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa. Setelah ada kesepakatan, maka setiap pelanggaran yang dilakukan (dalam hal ini merokok) akan berimplikasi pada penjatuhan sanksi kepada yang bersangkutan.

Bagi pimpinan, dosen, atau karyawan sanksinya bisa berupa teguran hingga penundaan kenaikan pangkat, sedangkan untuk mahasiswa kita bisa berlakukan teguran hingga skorsing”, jelas Sahrul, SH., MH selaku ketua MTCC UMMAT.

Pendekatan selanjutnya yaitu pendekatan eksternal. Dengan pendekatan ini, MTCC dapat menciptakan banyak kawasan tanpa rokok dengan mengajak dinas terkait baik yang ada di propinsi, kota, maupun kabupaten. Hal yang bisa dilakukan seperti membuat peraturan daerah (perda) terutama untuk wilayah-wilayah strategis seperti pusat perkantoran, lingkungan pendidikan, rumah sakit, bahkan tempat-tempat wisata.

“Dengan demikian, upaya tersebut dapat mendukung program pemerintah daerah NTB yang berkaitan dengan halal and medical tourism mengingat di negara kita pada umumnya belum mencapai lima puluh persen kebijakan pemerintah yang mengatur tentang kawasan tanpa rokok”, ungkapnya.

Sebagai langkah konkrit dari kerjasama ini, MTCC UMMAT dan UMY bersama dinas kesehatan dan pariwisata akan mengadakan FGD (focus group discussion). Hasil FGD tersebut akan menentukan upaya selanjutnya sehingga dapat mempercepat terealisasinya rencana dan program MTCC. (Dhie)