by admin ummat | Jul 9, 2019 | Berita
MATARAM-Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melakukan penjajakan kerjasama dengan berbagai Negara, seperti Arab Saudi, Sudan, Malaysia, Singapore, India, Taiwan, Australia, Belanda, Inggris, Polandia serta lembaga-lembaga Asing. Beberapa waktu yang lalu UMMAT melakukan tanda tangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Negara Gajah Putih (Thailand) melalui Abroad Alumni Association of Southern Border Provinces di Wilayah Pattani, Thailand Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Dr Lukman selaku Kepala
Biro Kerjasama, Humas, dan Protokoler menyatakan bahwa kesempatan tersebut
sangat luar biasa baik bagi mahasiswa maupun lembaga. “Kegiatan KKN-PPL luar
negeri pasti akan memperluas jaringan komunikasi dan menambah persaudaraan bagi
mahasiswa. Dan itu merupakan langkah untuk mewujudkan visi-misi Universitas
Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sebagai Universitas yang berwawasan gobal di
Negara ASEAN”, ungkapnya.
Salah satu program yang tertuang dalam perjanjian
kerjasama tersebut adalah KKN-PPL Integration
International Programs. Terwujudnya kegiatan ini berkat keseriusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Mataram dengan Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya
Bappeda NTB.
“Mereka telah membantu terealisasinya kegiatan ini hingga
terwujudnya Catur Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu, kita dapat melakukan
presentasi program Pariwisata mengingat NTB mengalami penurunan kuantitas wisatawan
baik Luar Negeri maupun Dalam Negeri. Langkah tersebut merupakan kontribusi
kami untuk NTB”, jelasnya.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa di wilayah Pattani,
tidak akan ditemui para Mario Maurer
karena jarak antara Pattani dengan Bangkok cukup jauh. Thailand memang
merupakan Negara pemeluk Agama Buddha. Namun di Wilayah Pattani, Thailand
Selatan itu adalah mayoritas penduduk pemeluk agama Islam.
“Penduduknya mayoritas Islam dan menggunakan bahasa
melayu (Melayu Thai) sebagai bahasa sehari-hari. Suasana keislaman disanapun
sangat kental dan masyarakatnyat cukup hangat”, terang Kepala Biro Kerjasama,
Humas, dan Protokoler tersebut.
Sebagai tindak lanjut MoU yang sudah ditanda tangan bersama, UMMAT telah mengirim
mahasiswa untuk mengikuti kegiatan KKN-PPL Integration International Programs
selama 4 (empat) bulan di Pattani, Thailand Selatan. Kegiatan ini diamanatkan
untuk mengajar bahasa melayu (Bahasa Indonesia), Bahasa Inggris, dan Bahasa
Arab, serta Mengaji.
Ketika melakukan pelepasan mahasiswa, rektor
berpesan agar mahasiswa menjaga nama baik lembaga, keluarga dan nama baik
mahasiswa sendiri. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk meraih prestasi
terbaik di masa yang akan datang. Menciptakan generasi emas harus dimulai oleh
generasi saat ini dengan terus mengembangkan diri kearah yang positif dan
progresif.
Lebih lanjut H.
Arsyad Abd. Gani meyakini bahwa UMMAT kedepan akan dapat meraih prestasi gemilang
dalam mengembangakan program-program baik ditingkat lokal, nasional, maupun internasional.
“Dengan komitmen yang tinggi yang dimiliki seluruh civitas akademika UMMAT saat
ini, maka insya Allah kita akan memperoleh yang terbaik di masa yang akan
datang, termasuk meningkatkan akreditasi lembaga ini”, tutupnya. (Dhie)
by admin ummat | Jul 8, 2019 | Berita
MATARAM-Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mengadakan acara “International Guest Lecture” dengan tema “Education in Uganda and Climate Change”. Prof. Dr. Nabalegwa Muhamud, M. Sci, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Kyambogo-Uganda-Africa Timur merupakan pembicara utama dalam acara tersebut.
Acara guest lecture bertujuan untuk memahamkan
dan memberi pengetahuan kepada mahasiswa agar nantinya mampu bermanfaat baik
diranah lokal, nasional, maupun internasional. Untuk berkontribusi di kancah
internasional, mahasiswa perlu dan penting untuk mengetahui sejarah dan iklim
kehidupan suatu Negara.
Acara tersebut dibuka oleh Rektor Universitas
Muhammadiyah Mataram dan dihadiri oleh dosen dari kedua fakultas pelaksana.
Selain itu, mahasiswa juga cukup antusias untuk mengikuti acara tersebut.
Terbukti sekitar 300 mahasiswa memadati Aula Rektorat lantai III UMMAT. Mahasiswa
mengajukan berbagai pertanyaan dan menceritakan keadaan pendidikan di
Indonesia. Bagi mahasiswa, acara tersebut merupakan kesempatan untuk bertukar
pikiran demi pendidikan yang lebih baik.
“Kami sangat mengapresiasi acara-acara positif
seperti ini karena kita bisa belajar. Selama itu baik, dari siapun dan
dimanapun harus kita terima. Sikap dan pikiran yang terbuka akan menuntun kita
pada keberhasilan yang lebih baik lagi”, ucap salah satu peserta.
Dalam sambutannya, Drs. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd
selaku rektor menyatakan bahwa acara tersebut merupakan bukti hasil kerjasama
dan komunikasi internasional yang selama ini dilakukan. “Titik tekan kita bukan
pada banyaknya MoU yang ditanda tangani akan tetapi realisasi dari MoU itulah
yang jauh lebih penting”, paparnya.
Acara guest lecture tersebut merupakan kerjasama
UMMAT dengan Universitas Kyambogo-Uganda. “Setelah kita mengetahui bagaimana
keadaan dan kualitas pendidikan di Uganda, maka kita bisa menawarkan kegiatan-kegiatan
yang cocok atau kita bisa mengadopsi proses pendidikan mereka, harap Rektor
UMMAT.
Lebih lanjut H.Arsyad Abd. Gani menyampaikan bahwa
nantinya dosen dapat melakukan pertukaran mengajar atau melanjutkan program
doctoral. Selain itu, mahasiswa dan karyawan juga memiliki kesempatan yang sama
untuk melakukan study exchange ke negara-negara yang telah melakukan
hubungan kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram.
Sebelum menutup sambutan, Rektor berpesan kepada
semua mahasiswa, dosen, dan seluruh hadirin untuk mendengarkan dengan seksama
penyampaian materi sehingga hasil dari acara tersebut bisa maksimal.
“Saya meminta kepada saudara semua untuk serius
mengikuti acara ini hingga selesai, karena tidak setiap saat kita mengadakan
acara seperti ini. Semoga setelah guest lecture ini, kita bisa menginisiasi program-program
yang berkualitas demi terwujudnya UMMAT yang unggul”, tutupnya. (Dhie)
by admin ummat | Jul 3, 2019 | Berita
MATARAM-Komitmen Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) untuk meningkatkan kerjasama baik ditingkat lokal, nasional, maupun internasional terus digenjot. Beberapa hari yang lalu, Rektor UMMAT dan seluruh pimpinan fakultas menerima kunjungan Konsulat Jenderal (Konjen) China, Gou Haodong di ruang tamu rektorat.
Ada beberapa point
penting yang menjadi alasan konsulat China memilih UMMAT sebagai pilot project untuk kerjasama. Muhammadiyah
dianggap organisasi yang berhasil melakukan internasionalisasi gerakan. Hal
tersebut, terbukti dengan perkembangan Muhammadiyah yang sudah berhasil membuka
pimpinan cabang istimewa di lebih dari 20 negara.
Selain
itu, Muhammadiyah melalui para tokohnya baik sebagai pribadi maupun pimpinan
aktif sering ikut andil dalam berbagai forum internasional. Peran Muhammadiyah
dalam dialog dan kerjasama juga sangat menonjol dan dihormati diberbagai
kalangan.
Muhammadiyah
dikenal unggul bukan hanya dibidang kemanusisaan tetapi juga dibidang
pendidikan, sehingga Muhammadiyah dianggap berhasil memberikan warna positif
yang mencerdaskan. Hal tersebut, sangat diapresiasi oleh dunia termasuk Konjen
China.
“Kami
sangat mendukung keberadaan Muhammadiyah maka kami menawarkan kepada UMMAT
untuk kerjasama dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan”, tutur Gou
Haodong.
Lebih
lanjut ia menegaskan bahwa Tiongkok memiliki beberapa keunggulan untuk
dijadikan tempat kuliah. “Tiongkok memiliki mutu pendidikan yang baik. Sepuluh
tahun terakhir ini pemerintah Tiongkok berinvestasi besar-besaran dibidang
pendidikan karena mereka sadar betul ini adalah syarat utama agar negeranya
bisa menjadi negara kuat, inovatif, dan berdaya saing global”, tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut
turut hadir Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM NTB) Mengawali diskusi tersebut,
H. Falahuddin selaku ketua PWM NTB menginformasikan jumlah pimpinan daerah dan
amal usaha Muhammadiyah baik dibidang pendidikan maupun kesehatan yang ada di
wilayah NTB.
“Di bidang pendidikan
Pimpinan wilayah Muhammadiyah mengurus 4 perguruan tinggi dan 14 SMA/SMP/SD/Pesantren,
sementara di bidang kesehatan kami memiliki 4 rumah sakit”, jelasnya.
Beberapa harapan turut disampaikan
oleh ketua PWM, yaitu perlu adanya sinergisitas dan kolaborasi yang
dikembangkan. Mengingat Muhammadiyah yang aktif diberbagai bidang seperti
sosial, pendidikan, kebudayaan, dan kemanusiaan sehingga kerjasama sangat
penting untuk dilakukan. “Kami sangat siap membuka diri untuk melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak agar aktualisasi dari ideologi Muhammadiyah bisa
terwujud”, terang ketua PWM NTB tersebut.
Lebih lanjut Drs. H. Arsyad
Abd. Gani, M.Pd selaku Rektor juga menyambut niat baik dan ajakan kerjasama
dari Konjen China tersebut. Sebelum mengakhiri sambutan, didepan semua hadirin,
Rektor langsung menunjuk Biro Kerjasama, Humas, dan Protokoler untuk
menindaklanjuti pertemuan tersebut dan meminta agar segera dibuatkan Memorandum of understanding (MoU). “Sebagai
langkah kongkrit dari pertemuan ini, selanjutnya kita perlu ada MoU sebagai
langkah awal dalam membuat kontrak kerjasama agar lebih mengikat antara dua
belah pihak”, tutupnya. (Dhie)
by admin ummat | Jul 1, 2019 | Berita
MATARAM-Salah
satu kebiasaan yang tak pernah ketinggalan momen pasca lebaran yaitu halal
bihalal. Kebiasaan yang tidak kita jumpai di negara lain ini, biasanya dilakukan beberapa hari setelah lebaran. Halal
Bihalal sejatinya bentuk dari ungkapan saling maaf memaafkan atas kesalahan
yang pernah dilakukan oleh kedua pihak. Saling meminta maaf di dalam Islam
tentu sangat dianjurkan.
Pimpinan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Rektor, para wakil rektor, dan para dekan melakukan halal bihalal sekaligus silaturrahim dengan gubernur NTB, Dr. H.Zulkieflimansyah (20/6). Pertemuan ini disambut hangat oleh gubernur. Selain silaturrahim, ada beberapa point penting yang diperbincangkan, salah satunya menindaklanjuti 50 beasiswa untuk Program Studi Pertambangan bagi mahasiswa yang berasal dari Bima dan Dompu.
Gubernur NTB menawarkan beasiswa tersebut saat
memberikan sambutan pada wisuda periode Maret 2019 lalu. Dalam sambutannya,
Gubernur visioner ini menyatakan akan menyediakan 50 beasiswa untuk mahasiswa
yang berasal dari Bima dan Dompu. “Kami akan menyiapkan 50 beasiswa untuk
mahasiswa pertambangan yang berasal dari Bima dan Dompu”, imbuh Gubernur yang
biasa disapa Doktor Zul tersebut.
Beasiswa yang dikhususkan untuk mahasiswa program
studi pertambangan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah provinsi untuk
menyediakan sumber daya yang berkualitas terutama di bidang tambang.
“Kita butuh SDM yang handal, pemuda-pemuda NTB
diharapkan tidak hanya menjadi penonton di daerah mereka sendiri. Mereka harus
menjadi aktor penting dalam pengolahan sumber daya alam yang melimpah dibumi
samawa ini. Dan saatnya kita persiapkan dari sekarang”, tambahnya.
Dalam hal ini rektor merasa bahwa mahasiswa perlu meningkatkan semangat dan atensi belajar agar bisa berkiprah lebih baik di masyarakat. Dengan begitu, peluang beasiswa ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin karena UMMAT merupakan satu-satunya perguruan tinggi di NTB yang memiliki program studi pertambangan sehingga ditawari beasiswa tersebut.
“Dengan adanya beasiswa Pemprov ini, semoga kita dapat
maksimal dalam mencetak generasi yang berdaya saing, tetap mengedepankan etika
dan estetika ketika berkiprah di masyarakat, ini amanah dan tugas kita
bersama”, harap Drs. Arsyad Abd. Gani selaku Rektor UMMAT. (Dhie)
by admin ummat | Jun 9, 2019 | Berita
[Keputusan Munas Tarjih ke-26 di Padang tahun 2003 j.o. Keputusan Muktamar Tarjih XXI di Klaten tahun 1980 tentang Puasa Tathawu’]
Apabila anda telah selesai berpuasa Ramadhan, maka berpuasalah enam
hari dalam bulan Syawal (lakukan sesudah Hari Raya Idulfitri), anda
lakukan secara berturut-turut atau berpisah-pisah. Berdasarkan dalil:
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ … أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ
الدَّهْرِ[رواه الجماعة إلا البخاري والنسائي] .
Artinya: Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a.
(diriwayatkan) … bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah
melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di
bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang
masa. [HR Jama’ah ahli hadis selain dan an-Nasa’i].
عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ
سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ .
[رواه أحمد] .
Artinya: Dari Tsauban, dari nabi saw
(diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadan,
maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa
sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan
sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan
Syawal) adalah genap satu tahun. [HR Ahmad].
وَفِيْ رِوَايَةِ ابْنِ مَاجَه : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَ سِتَّةَ
أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ وَ مَنْ جَاءَ
بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا .
Artinya: Di dalam riwayat Ibnu Majah dinyatakan [bahwa Rasulullah
saw bersabda]: Barangsiapa berpuasa Ramadan dan enam hari sesudah Idul
Fitri, maka itu sama pahalanya dengan puasa genap setahun. Dan
barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka ia akan memperoleh (pahala)
sepuluh kali lipat.
ولإطلاق لفظ الحديث المتقدم من غير تعيين لأحدهما
Artinya: Karena keumuman matan hadis yang terdahulu tanpa adanya ta’yin (penjelasan berturut-turut atau berpisah-pisah) maka puasa syawal bisa dikerjakan berturut-turut atau berpisah-pisah.
sumber: http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/07/08/keputusan-tarjih-tentang-puasa-syawal/
by admin ummat | May 24, 2019 | Berita
Tujuan hadirnya MTCC (Muhammadiyah Tobacco Control Center) yaitu untuk mengurangi akibat buruk dari rokok dengan mencoba untuk menampilkan potensi-potensi positif yang bisa ditawarkan untuk daerah. Salah satunya dengan menerapkan kawasan tanpa rokok untuk wilayah kampus. Baru-baru ini, MTCC Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengajak kerjasama MTCC Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) (23/5).
Ajakan kerjasama inipun
disambut baik oleh pimpinan UMMAT. H. Arsyad Abd. Gani dalam sambutannya menyampaikan
bahwa dulu ada peraturan gubernur (Pergub) tentang kawasan tanpa rokok untuk
wilayah umum, perkantoran, rumah sakit, dan sekolah atau perguruan tinggi.
“Untuk memaksimalkan peran MTCC dan menjalankan Pergub, sebagai masyarakat yang
berkecimpung dalam amal usaha Muhammadiyah, kita harus mulai dari wilayah
kampus. Seluruh warga kampus harus satu bahasa bahwa tidak boleh merokok”,
tekan rektor UMMAT tersebut.
Dalam memaksimalkan
perannya, MTCC melakukan pendekatan secara internal dan juga eksternal. Pendekatan
internal berupa upaya menciptakan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus
melalui program yang namanya tobacco- and
smoke-free campus. Pendekatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran seluruh civitas akademika tentang bahaya merokok.
Untuk mendukung
pendekatan internal, perlu adanya kebijakan universitas seperti penandatanganan
pakta integritas (integrity pact) oleh
pimpinan, dosen, karyawan, dan mahasiswa. Setelah ada kesepakatan, maka setiap pelanggaran
yang dilakukan (dalam hal ini merokok) akan berimplikasi pada penjatuhan sanksi
kepada yang bersangkutan.
Bagi pimpinan, dosen,
atau karyawan sanksinya bisa berupa teguran hingga penundaan kenaikan pangkat,
sedangkan untuk mahasiswa kita bisa berlakukan teguran hingga skorsing”, jelas Sahrul,
SH., MH selaku ketua MTCC UMMAT.
Pendekatan selanjutnya
yaitu pendekatan eksternal. Dengan pendekatan ini, MTCC dapat menciptakan
banyak kawasan tanpa rokok dengan mengajak dinas terkait baik yang ada di
propinsi, kota, maupun kabupaten. Hal yang bisa dilakukan seperti membuat peraturan
daerah (perda) terutama untuk wilayah-wilayah strategis seperti pusat perkantoran,
lingkungan pendidikan, rumah sakit, bahkan tempat-tempat wisata.
“Dengan demikian, upaya
tersebut dapat mendukung program pemerintah daerah NTB yang berkaitan dengan
halal and medical tourism mengingat di negara kita pada umumnya belum mencapai
lima puluh persen kebijakan pemerintah yang mengatur tentang kawasan tanpa
rokok”, ungkapnya.
Sebagai langkah konkrit
dari kerjasama ini, MTCC UMMAT dan UMY bersama dinas kesehatan dan pariwisata akan
mengadakan FGD (focus group discussion).
Hasil FGD tersebut akan menentukan upaya selanjutnya sehingga dapat mempercepat
terealisasinya rencana dan program MTCC. (Dhie)