Mataram, 27 Mei 2025 – Himpunan Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis (HIMABI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan eksistensinya melalui penyelenggaraan seminar bertajuk “Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam Pembuatan Karya Tulis Ilmiah di Era Society 5.0”. Kegiatan ini berlangsung di Aula FISIPOL dan diikuti lebih dari 55 peserta yang terdiri atas mahasiswa dan dosen.
Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital mahasiswa, khususnya dalam memahami dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam proses penyusunan karya ilmiah. Di era Society 5.0, sinergi antara manusia dan teknologi menjadi krusial untuk menjawab tantangan global, termasuk dalam dunia pendidikan dan riset akademik.
Ketua Umum HIMABI, Rendi Yanto, menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bentuk nyata kontribusi HIMABI dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan akademik berbasis teknologi. “Kami berharap seminar ini dapat memberikan pemahaman menyeluruh kepada mahasiswa tentang pentingnya mengintegrasikan teknologi, khususnya AI, dalam kegiatan akademik, tanpa mengabaikan etika dan orisinalitas ilmiah”, ujarnya.
Ketua Program Studi Administrasi Bisnis, Sulhan Hadi, SE., MM., turut memberikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini selaras dengan visi program studi untuk menjadi program studi yang unggul dan berdaya saing di tingkat ASEAN, berlandaskan nilai-nilai Islam dan catur dharma perguruan tinggi.
Sementara itu, Wakil Dekan II FISIPOL, Amin Saleh, S.Sos., M.I.Kom., menekankan pentingnya literasi teknologi bagi civitas akademika. “Pemanfaatan AI secara bijak dan bertanggung jawab sangat penting untuk meningkatkan kualitas akademik mahasiswa, khususnya dalam hal penulisan ilmiah”, tegasnya.
Seminar ini menghadirkan narasumber ahli, yakni Dr. Syaharuddin, S.Pd., M.Si., Kepala Divisi Publikasi LPPM UMMAT. Dalam paparannya, beliau menjelaskan mengenai kode etik penggunaan AI serta cara cerdas memanfaatkannya dalam penyusunan karya tulis ilmiah, khususnya makalah dan paper.
Antusiasme peserta terlihat jelas, terutama pada sesi tanya jawab dan praktik penggunaan perangkat AI secara langsung. Salah satu peserta, Febi Laeli Puspita, menyampaikan kesannya, “Seminar ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru bagi saya. Saya jadi memahami bahwa AI bukan sekadar alat bantu, tetapi juga mitra dalam menciptakan karya tulis yang lebih terstruktur dan efektif”, ujarnya.
Dengan terselenggaranya seminar ini, HMPS HIMABI menegaskan komitmennya sebagai organisasi mahasiswa yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan aktif dalam meningkatkan mutu akademik di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram. (HUMAS UMMAT)
Mataram – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melakukan akselerasi dalam memperkuat sistem sertifikasi profesi di lingkungan kampus. Salah satu langkah strategis yang dilakukan yakni dengan menggelar kegiatan Pendampingan Program Kerja Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP P1) selama tiga hari, mulai tanggal 26 hingga 28 Mei 2025, yang bertempat di Aula Lantai III Gedung Rektorat UMMAT.
Kegiatan ini menghadirkan jajaran Perkumpulan Lembaga Sertifikasi Profesi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PLSP PTMA) sebagai tim pendamping, di antaranya: Sekretaris Umum PLSP PTMA, Lukito Dwi Yuono, MT. (UM Metro); Dr. Ida Rindaningsih, S.Pd., M.Pd. (UMSIDA); serta Dr. Nasrun, M.Pd. (UNISMUH Makassar).
Pendampingan ini menjadi bagian dari komitmen UMMAT dalam mempercepat pendirian dan penguatan program kerja LSP P1 sebagai lembaga strategis penjamin kompetensi lulusan yang bersertifikat dan unggul sesuai standar nasional.
Dalam arahannya, perwakilan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D., menegaskan bahwa LSP PTMA wajib mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi berkenaan dengan Relevansi Sertifikat Kompetensi terhadap Kelulusan Mahasiswa mendapatkan Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat Kompetensi. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi berkenaan dengan Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal mengenai kesatuan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian mahasiswa dari hasil pembelajarannya pada akhir program pendidikan tinggi.
Drs. Abdul Wahab, MA., selaku Rektor UMMAT menyatakan bahwa Kegiatan ini BERDAMPAK pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengakuan kompetensi lulusan, program kerja LSP P1 UMMAT akan menjadi suatu kebutuhan strategis. LSP P1 UMMAT berperan penting dalam memastikan lulusan memiliki sertifikasi kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Senada dengan itu, Sekretaris Umum PLSP PTMA, Lukito Dwi Yuono, MT., menuturkan bahwa PLSP PTMA memiliki mandat untuk mendampingi seluruh PTMA dalam membentuk dan mengembangkan LSP P1. “Pendampingan ini memberikan pemahaman menyeluruh mengenai tata cara, syarat, dan prosedur pendirian LSP P1, serta mendukung penyusunan dokumen untuk pengajuan lisensi ke BNSP,” jelasnya.
Dr. Ida Rindaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku Tim Pendamping PLSP PTMA, menyatakan bahwa kegiatan pendampingan Program Kerja LSP P1 untuk mengidentifikasi tentang Skema Sertifikasi Kompetensi Lulusan di Perguruan Tinggi khususnya di UMMAT, Skema Sertifikasi dengan Okupasi Khusus dapat digunakan Prodi Memenuhi Kompetensi Sesuai Profil Lulusan Prodi, Skema Sertifikasi dengan Okupasi Umum dapat digunakan Beberapa Prodi, Skema Sertifikasi telah Terukur Sektor/Bidangnya, Terukur Level KKNI-Nya Sesuai Peraturan Yang Berlaku, dan Terukur Unit-Unit Kompetensi, Peralatan dan Bahan, Skill Knowledge Attitude yang Wajib Diberikan sehingga nantinya tinggal dimuat ke RPS. Skema Kompetensi, Proses Bisnis, dan Prosedur Pendirian LSP, Dokumen Apresiasi lainnya disusun berbasis bukti pelaksanaan kegiatan.
Sementara itu, Dr. Nasrun, M.Pd., dari UNISMUH Makassar, menekankan pentingnya LSP dalam mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, termasuk IKU Rektor, akreditasi institusi/prodi, perolehan angka kredit dosen, hingga daya saing lulusan. Ia juga menegaskan bahwa seluruh dokumen seperti Renstra, rencana kebutuhan sumber daya, hingga dokumen apresiasi harus disusun sesuai standar BNSP.
Dari pihak UMMAT, Sekretaris Rektor 1, Dr. Syafril, M.Pd., menyambut baik kegiatan ini dan menyebutnya sebagai langkah awal yang penting untuk peninjauan kurikulum berbasis SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) di setiap program studi, guna memastikan kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja.
Menutup kegiatan, Ketua LSP P1 UMMAT, Dr. Junaidin, M.Pd., menyampaikan komitmennya dalam menjadikan LSP sebagai bagian integral dari sistem pendidikan UMMAT. “Kami sebagai pendatang baru tentu harus banyak belajar dari PTMA lain yang sudah lebih dahulu eksis dalam pengelolaan LSP. Kegiatan ini menjadi wadah berharga untuk berbagi pengalaman dan koordinasi,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung program strategis rektor untuk menjadikan LSP P1 UMMAT sebagai prioritas utama dalam waktu dekat.
Dengan sinergi yang terjalin bersama PLSP PTMA, UMMAT meneguhkan langkah menuju penguatan mutu lulusan melalui sertifikasi profesi yang kredibel dan terstandar nasional. (HUMAS UMMAT)
Mataram, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi menggelar Sidang Paripurna sebagai agenda puncak pengesahan Undang-Undang Organisasi Mahasiswa (UU OM), Kamis, 22 Mei 2025. Sidang ini menjadi langkah strategis dan konstitusional dalam menata ulang sistem kelembagaan mahasiswa, sekaligus bentuk tanggung jawab DPM sebagai lembaga legislatif tertinggi di lingkungan kemahasiswaan UMMAT.
Acara yang berlangsung khidmat dan penuh semangat ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk unsur pimpinan universitas, ketua dan pengurus lembaga kemahasiswaan se-UMMAT, serta Ketua DPM Se-Mataram.
Ketua DPM UMMAT Periode 2025/2026, Muhammad Aminuddin, menegaskan bahwa kegiatan sidang paripurna ini merupakan tugas pokok DPM setiap periode, sebagai upaya untuk merevisi dan merumuskan kembali regulasi organisasi mahasiswa yang relevan dengan perkembangan zaman dan dinamika kehidupan kampus. Ia juga menyoroti adanya stagnasi dalam lembaga-lembaga kemahasiswaan di UMMAT yang perlu segera dibenahi secara sistemik.
“Kita semua tahu bahwa banyak lembaga kemahasiswaan mengalami kemandekan. Namun DPM UMMAT hadir dengan komitmen kuat untuk meluruskan dan menyusun kembali sistem kelembagaan yang sesuai dengan nilai-nilai konstitusi. Sebab, DPM bukan hanya lembaga legislatif semata, tetapi juga lembaga solutif yang harus menaungi seluruh lembaga di bawahnya, mulai dari BEM Universitas hingga HMPS”, jelasnya.
Dengan mengusung tema “Reformulasi Aturan Guna Mewujudkan Peran Lembaga Kemahasiswaan yang Profesional”, sidang paripurna ini menjadi ruang strategis untuk membahas serta mengesahkan produk hukum mahasiswa yang baru, yang diyakini akan menjadi pondasi kokoh bagi keberlangsungan roda organisasi di lingkungan kampus.
Sebelum sampai pada tahap sidang paripurna, DPM UMMAT telah melalui proses panjang dan komprehensif dalam menyusun revisi UU Organisasi Mahasiswa. Proses ini dimulai dengan pembentukan tim penyusun yang melibatkan delegasi dari seluruh dewan fakultas. Selanjutnya, draft revisi RUUOM disebarkan ke seluruh ketua lembaga dan pimpinan universitas, termasuk Wakil Rektor III dan Kepala Bagian Kemahasiswaan, sebagai bentuk uji publik terhadap naskah regulasi yang akan berlaku.
“Langkah ini kami ambil sebagai bentuk keterbukaan dan akuntabilitas dalam penyusunan aturan. Semua pihak memiliki ruang untuk memberi masukan, agar UU ini benar-benar merepresentasikan kebutuhan dan realitas yang dihadapi lembaga-lembaga kemahasiswaan kita”, terang Aminuddin.
Melalui serangkaian kajian mendalam serta diskusi intensif, UU OM yang disahkan dalam sidang ini diharapkan mampu membawa pembaruan nyata dalam tata kelola kelembagaan mahasiswa, mendorong profesionalisme, dan memperkuat peran strategis mahasiswa sebagai agen perubahan di lingkungan kampus.
Sidang Paripurna DPM UMMAT tidak hanya dimaknai sebagai agenda rutin kelembagaan, namun juga sebagai simbol perwujudan cita-cita bersama dalam membangun UMMAT yang unggul, partisipatif, dan dinamis.
“Pengesahan UU ini adalah bentuk kontribusi kami dalam menjemput visi besar UMMAT sebagai kampus unggul. Dengan landasan hukum yang kuat dan relevan, kami percaya lembaga kemahasiswaan akan mampu menjalankan fungsinya secara maksimal dalam menghadirkan perubahan positif”, tutup Ketua DPM dengan penuh optimisme. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 22 Mei 2025 – Program Studi Manajemen Ritel, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menunjukkan ikhtiarnya dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan menyelenggarakan Kuliah Tamu Internasional bertema “Future-Proofing Retail Management Graduates: Embracing Workforce 5.0 and Global Competency Standards”. Kegiatan prestisius ini menghadirkan dua narasumber internasional, yakni Mr. Dr. Muhammad Saghir Ahmad dan Mrs. Vivina Atak Deng dari The Victorian College of Training and Development PTY LTD – Australian People Management Institute.
Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dan mendapat antusias tinggi dari mahasiswa, dosen, serta civitas akademika lainnya. Dengan mengangkat tema yang sangat kontekstual dan visioner, kuliah tamu ini menjadi salah satu strategi penting Prodi Manajemen Ritel UMMAT dalam menjawab kebutuhan dunia kerja global yang semakin dinamis.
Ketua Program Studi Manajemen Ritel, Nurul Hidayati Indra Ningsih, SE., MM., menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini tengah memasuki era Workforce 5.0, di mana integrasi antara teknologi dan peran manusia menjadi semakin kompleks. Hal ini menuntut para lulusan untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis (skills) yang terverifikasi secara formal melalui sertifikasi kompetensi.
“Di dunia kerja sekarang, bukan hanya tenaga kerja yang dibutuhkan, tapi skill yang disertai sertifikat kompetensi. Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa memahami tren dan tantangan global, pentingnya soft skills dan hard skills, serta urgensi mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi persaingan global,” tegas Nurul.
Nurul Hidayati juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nyata Prodi Manajemen Ritel untuk mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan amal shaleh.
Sebagai narasumber pertama, Dr. Muhammad Saghir Ahmad memberikan wawasan luas mengenai masa depan industri ritel. Ia menekankan bahwa dalam merancang bisnis, khususnya di sektor ritel, mahasiswa perlu memahami lingkungan pasar secara menyeluruh.
“Jika ingin membuat produk atau jasa, jangan langsung terjun ke lapangan tanpa persiapan. Ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan agar bisnis bisa berjalan dengan sukses. Riset pasar, validasi ide, dan pengembangan strategi adalah fondasi utama,” ungkap Dr. Ahmad.
Lebih jauh, ia menjelaskan beberapa strategi kunci dalam menghadapi persaingan usaha ritel di era digital, seperti inovasi produk, penentuan harga yang kompetitif, membangun partnership atau kemitraan strategis, serta kemampuan adaptasi terhadap platform digital seperti marketplace dan media sosial.
Menurutnya, Retail 5.0 bukan hanya soal digitalisasi, tetapi juga tentang human-centric approach, yaitu bagaimana teknologi digunakan untuk memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.
Sesi kedua dibawakan oleh Mrs. Vivina Atak Deng, yang mengupas pentingnya diferensiasi produk dalam menarik perhatian konsumen di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Ia menekankan bahwa produk yang memiliki nilai unik dan dikemas dengan menarik akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses di pasar.
“Produk yang identik dan memiliki ciri khas akan lebih mudah dikenali oleh konsumen. Kemasan produk juga harus dirancang dengan cermat agar memiliki daya tarik visual yang kuat. Ini adalah bagian penting dari strategi branding,” tutur Vivina.
Ia juga membahas bagaimana pentingnya memahami karakteristik pelanggan, membangun customer experience yang positif, serta menyesuaikan strategi pemasaran dengan tren global dan lokal.
Ketua Prodi Manajemen Ritel menyampaikan apresiasi tinggi kepada kedua narasumber atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Beliau berharap, kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar kolektif UMMAT untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap bersaing di pasar kerja global dengan kompetensi yang terstandar. (HUMAS UMMAT)
Mataram, 20 Mei 2025 — Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan daya saing lulusan melalui penguatan kerja sama internasional. Kali ini, melalui Kantor Urusan Internasional (KUI), UMMAT menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Penguatan Kerja Sama Program Kerja Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UMMAT dengan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Profesi Australia”. Kegiatan strategis ini menjadi momentum penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan diakui secara global.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern telah memberikan kontribusi besar dalam membangun bangsa melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. “Alhamdulillah, saat ini Muhammadiyah telah memiliki 172 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, 83 di antaranya merupakan Universitas, termasuk diantaranya UMMAT. Tujuan besar dari seluruh amal usaha ini adalah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Masyarakat yang mandiri, berpengetahuan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Dr. Zaenuddin menegaskan bahwa UMMAT menargetkan diri untuk berdaya saing di tingkat ASEAN, dan kerja sama dalam bidang sertifikasi profesi internasional merupakan langkah strategis menuju tujuan tersebut.
Hadir sebagai mitra strategis dari Australia, Mr. Muhammad Saghir Ahmad memperkenalkan program pelatihan darurat yang dirancang secara khusus oleh The Victorian College of Training and Development Pty Ltd (VCTD) Australian People Management Institute. VCTD merupakan sebuah Registered Training Organization (RTO No. 45114) yang telah memiliki reputasi internasional dalam menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi yang berfokus pada kebutuhan industri dan tenaga kerja global.
Dalam paparannya, Mr. Saghir menjelaskan bahwa lembaga ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga pada peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia secara holistik, sesuai dengan standar terkini yang berlaku di Australia. Melalui kemitraan dengan institusi pendidikan tinggi seperti UMMAT, program pelatihan ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap pelatihan pertama bersertifikat internasional yang praktis, aplikatif, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa kini.
Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah dan UMMAT dipilih sebagai mitra kerja sama karena memiliki visi yang kuat dalam pengembangan kemanusiaan dan pendidikan. “Kami melihat Muhammadiyah tidak hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai gerakan kemanusiaan. Visi ini sangat sejalan dengan misi lembaga kami,” ujarnya.
Adapun program pelatihan yang ditawarkan mencakup: Resusitasi Jantung Paru (RJP), Pertolongan Pertama Dasar, Pertolongan Pertama di Lingkungan Pendidikan dan Perawatan dan Pertolongan Pertama Tingkat Lanjut.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala LSP UMMAT, Assoc. Prof. Dr. Junaidin, M.Pd., yang hadir sebagai narasumber menjelaskan bahwa LSP merupakan lembaga pelaksana sertifikasi kompetensi kerja yang telah mendapat lisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Lisensi ini adalah bentuk pengakuan dari BNSP bahwa LSP UMMAT berwenang untuk melaksanakan uji dan sertifikasi profesi di berbagai bidang. Dengan adanya kerja sama ini, kita akan melakukan sinkronisasi standar agar kompetensi yang diuji dan disertifikasi tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga internasional,” ungkap Dr. Junaidin.
Saat ini, LSP UMMAT menawarkan sembilan skema sertifikasi kompetensi, yaitu: Skema K3 Muda, Skema Pengolahan Data, Skema Laboran, Skema Pendidikan dan Pelatihan, Skema Uji Laboratorium, Skema Pangan, Skema Digital Marketing, Skema Konsultan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Skema Pustakawan.
Dr. Junaidin optimistis bahwa kerja sama dengan lembaga sertifikasi Australia ini akan memperluas jangkauan pelatihan dan meningkatkan pengakuan atas sertifikasi yang dikeluarkan oleh UMMAT, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagai penutup kegiatan, dilaksanakan prosesi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UMMAT dan VCTD Australian People Management Institute. (HUMAS UMMAT)