Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat solidaritas umat, bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) menyelenggarakan kegiatan penyerahan alat bantu disabilitas dengan tajuk “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat.” Acara ini dihadiri oleh Dr. Faozan Amar, MM., Staff Khusus Menteri Sosial RI, yang sekaligus menjadi narasumber utama (31/08/2024).
Acara ini dimulai dengan proses pengajuan penerima bantuan yang kemudian diikuti dengan verifikasi data oleh pihak balai sentra paramita NTB. Setelah data diverifikasi, dilakukan assessment kebutuhan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima. Setelah semua prosedur tersebut, dilakukan kuliah umum yang dibawakan oleh Dr. Faozan Amar, MM., yang mengupas tentang peran filantropi Islam dalam membantu sesama dan membangun kekuatan umat.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM NTB), Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif ini. “Kegiatan ini sangat penting dalam upaya kita membangun kekuatan umat melalui pendekatan filantropi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan, sekaligus menginspirasi lebih banyak lagi tindakan nyata untuk membantu sesama,” ujarnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan alat bantu disabilitas kepada 25 penerima yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 16 Orang dan Lombok Tengah (Loteng) sebanyak 9 Orang. Bantuan yang diserahkan berupa kursi roda dan alat bantu dengar, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para penerima.
Dr. Faozan Amar, MM., dalam kuliah umumnya menekankan bahwa filantropi Islam adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama. “Filantropi Islam bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang membangun kemapuan umat dengan memberikan dukungan moral dan semangat untuk terus berjuang. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa melalui filantropi, umat Islam dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.
Di era modern ini, filantropi Islam harus lebih dari sekedar aksi karitatif. Ini adalah panggilan untuk memberdayakan, membangun kemandirian, dan memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisiknya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, lanjutnya
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun organisasi keagamaan, dalam memajukan misi filantropi ini. “Kita semua memiliki peran untuk memainkan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai lebih banyak dan memberikan dampak yang lebih besar pada masyarakat yang membutuhkan”, tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan penguatan peran umat Islam dalam membangun solidaritas sosial. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga lebih banyak lagi saudara-saudara kita yang merasakan manfaatnya.
Dengan adanya kegiatan ini, UMMAT bersama Kemensos RI dan PWM NTB berkomitmen untuk terus menggalakkan aksi-aksi sosial yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan khusus seperti para penyandang disabilitas (HUMAS UMMAT).
Mataram, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) memperkuat jaringan akademiknya dengan menjalin kerja sama strategis bersama Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII). Acara penandatanganan nota kesepahaman ini dilaksanakan di Aula FIK UMMAT dan dirangkaikan dengan sharing session bertema “Penguatan Kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi” (30/08/2024).
Dekan FIK UMMAT, Apt. Nurul Qiyaam, M. Farm. Klin., menyambut hangat para narasumber dan peserta acara. Ia mengungkapkan bahwa FIK UMMAT saat ini memiliki empat program studi: D3 Farmasi, S1 Farmasi, S1 Kebidanan, dan Pendidikan Profesi Bidan. “Kami juga berniat untuk mengembangkan program studi baru, salah satunya adalah Program Studi Profesi Apoteker”, ujarnya penuh semangat.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan perkembangan FIK UMMAT dari tahun 2007 yang memiliki D3 Farmasi dan D3 Kebidanan, hingga tahun 2019 ketika memperoleh izin operasional untuk S1 Farmasi. “Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana mengajukan Re-Akreditasi untuk meningkatkan status akreditasi sehingga dapat membuka program studi baru, yaitu Profesi Apoteker. Harapannya, Semoga acara hari ini menjadi langkah awal untuk niat baik kami dan memperluas jejaring dan mitra, serta memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi”, jelasnya.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Dekan FIK UMMAT, Dekan Fakultas Farmasi UAD, Dr. Apt. Iis Wahyuningsih, M.Si., dan Dekan FMIPA UII, Dr. Apt. Asih Triastuti, S.F., M.Pharm. Ketiga pemimpin fakultas ini menyepakati berbagai bentuk kerja sama, termasuk program pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian kolaboratif, serta pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada isu-isu kesehatan dan farmasi.
Setelah sesi penandatanganan, acara dilanjutkan dengan sharing session yang menghadirkan dua narasumber utama. Dr. Apt. Iis Wahyuningsih, M.Si., dari UAD, menyampaikan materi tentang “Pengembangan Patch Transdermal Sambiloto sebagai Sediaan Anti Diabetes”. Ia menjelaskan bagaimana tanaman sambiloto, yang dikenal memiliki khasiat dalam menurunkan kadar gula darah, dapat diolah menjadi patch transdermal. “Metode ini memungkinkan pasien diabetes untuk mengontrol kadar gula darah dengan lebih praktis dan efektif, tanpa perlu menggunakan obat oral yang memiliki efek samping lebih besar”, jelasnya dengan penuh dedikasi.
Narasumber kedua, Dr. Apt. Asih Triastuti, S.F., M. Pharm., dari UII, memaparkan topik “Pengembangan Kefarmasian dan Kesehatan Berbasis Sains Data”. Ia menekankan pentingnya data dalam memprediksi tren penyakit, menilai efektivitas pengobatan, dan mengembangkan obat baru. “Di era digital ini, pemanfaatan data yang besar dan kompleks (big data) dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan akurat untuk perencanaan kesehatan yang lebih baik”, ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ketiga institusi. Dekan FIK UMMAT, menambahkan bahwa kerja sama ini bukan hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga untuk pengembangan masyarakat. “Kami berharap kerja sama ini dapat menghasilkan riset-riset yang aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya di bidang kesehatan dan farmasi”, ungkapnya.
Menutup acara, Apt. Nurul Qiyaam menyatakan optimismenya terhadap masa depan kolaborasi ini. “Dengan memadukan kekuatan di bidang sains dan farmasi, kita dapat menciptakan inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman. Ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk belajar dan berkembang bersama”, tegasnya.
Dengan suksesnya acara ini, diharapkan langkah awal ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk kerja sama yang lebih luas dan mendalam di masa mendatang, serta menjadi contoh nyata bagi institusi pendidikan tinggi lainnya dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia dengan penuh dedikasi dan semangat nasionalisme. Upacara yang pertama kali diadakan oleh UMMAT ini berlangsung di lapangan depan Fakultas Ilmu Kesehatan, dihadiri oleh segenap pimpinan, dosen, staf, dan mahasiswa. Sabtu, 17 Agustus 2024.
Berbagai persiapan telah dilakukan dengan matang, mulai dari menyiapkan pasukan pengibar bendera merah putih hingga merancang rangkaian acara lainnya. Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, menyatakan kebahagiaannya atas suksesnya penyelenggaraan upacara ini. “Saya sangat bahagia, ini merupakan pertama kalinya UMMAT menyelenggarakan upacara dalam rangka memperingati HUT RI. Ini akan menjadi tradisi tahunan di UMMAT,” ujarnya dengan penuh antusias.
Wakil Rektor III, Dr. Erwin, M.Pd., yang bertugas sebagai pembaca teks proklamasi, juga mengungkapkan rasa gembiranya. “Alhamdulillah, UMMAT tahun ini bisa menyelenggarakan upacara yang menjadi tradisi baru di kampus kita. Ini merupakan kebahagiaan luar biasa, dan kami berkomitmen untuk melanjutkannya di tahun-tahun mendatang,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Upacara ini tidak hanya dihadiri oleh sivitas akademika, namun juga terbuka untuk mahasiswa. Meski masih dalam masa liburan, sejumlah mahasiswa turut berpartisipasi. “Upacara ini sebenarnya diperuntukkan untuk semua pihak di UMMAT, termasuk mahasiswa. Hanya saja, karena masih dalam masa liburan, jumlah mahasiswa yang hadir sedikit,” tambahnya.
Hairul Haris, mahasiswa yang menjadi pemimpin upacara dari UKM Resimen Mahasiswa (MENWA), menuturkan bahwa pengibaran bendera merupakan inisiatif dari MENWA. “Kami mengusulkan agenda pengibaran bendera ini saat rapat persiapan expo, karena bertepatan dengan tanggal 17 Agustus,” jelasnya. Ia berharap upacara ini bisa terus dilaksanakan di tahun-tahun mendatang, serta pada peringatan hari-hari besar lainnya seperti Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda.
Dalam amanatnya, Drs. Abdul Wahab menekankan bahwa tema “Nusantara Baru, Indonesia Maju” menjadi penanda penting dalam sejarah bangsa Indonesia. “Tema ini menandakan momen penting dalam sejarah bangsa kita, di mana kita tidak hanya merayakan kemerdekaan, tapi juga menyambut era baru dengan kehadiran ibu kota Nusantara dan perubahan kepemimpinan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Abdul Wahab menjelaskan bahwa Nusantara Baru adalah simbol dari transformasi besar yang sedang dialami Indonesia sebagai negara kepulauan. “Persatuan adalah pondasi utama yang harus kita pegang teguh,” tambahnya, seraya menegaskan bahwa semangat persatuan adalah kunci untuk menghadapi perubahan dan tantangan di era baru ini.
Abdul Wahab juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus bekerja keras, bersinergi, dan berinovasi demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. “Mari kita terus bekerja keras, bersinergi, dan berinovasi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” serunya penuh semangat.
Ia juga mengingatkan pentingnya belajar dari para pendahulu bangsa yang telah berjuang untuk kemerdekaan. “Kita belajar dari para pendahulu bangsa kita bahwa kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Kemerdekaan Indonesia tidak dihadiahkan oleh bangsa asing, tetapi dipertaruhkan dengan seluruh jiwa dan raga,” pungkasnya. Pidato ini menjadi pengingat akan pentingnya semangat persatuan dan kerja keras dalam menyongsong era baru Nusantara dan Indonesia yang lebih maju.
Di akhir acara, Abdul Wahab menegaskan komitmen UMMAT dalam mendukung kemajuan bangsa melalui berbagai program pengabdian. “UMMAT siap mengabdi untuk bangsa menuju Nusantara Baru Indonesia Maju. Sebagai bentuk pengabdian UMMAT untuk bangsa dan tanah air, selain melaksanakan MBKM di pelosok tanah air, Insyaa Allah UMMAT akan mengirimkan mahasiswa terbaik untuk mengikuti KKN MBKM internasional di Malaysia,” ujarnya.
Abdul Wahab juga mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi UMMAT yang menempati urutan pertama sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di NTB menurut data dari Webometrics 2024. “Ini merupakan bukti kerja keras semua pihak untuk mengantarkan UMMAT menjadi yang terbaik,” tuturnya dengan penuh rasa syukur.
Dengan capaian prestasi yang terus meningkat dan berbagai program pengabdian yang inovatif, Rektor UMMAT memberikan Smart TV kepada setiap fakultas sebagai simbol dedikasi dalam memperkuat posisi universitas sebagai institusi pendidikan yang berperan penting dalam pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), menjajaki kerjasama dengan British Embassy. Pertemuan penting ini dihadiri oleh Rektor UMMAT dan pimpinan, Deputy Head of Second Cities at the British Embassy in Jakarta, Professor dari University of Nottingham, juga Regional Outreach Manager NTB, Aula Pertemuan (09/08/2024).
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyatakan rasa terima kasih atas inisiatif yang diambil oleh pihak Kedutaan Besar Inggris. Ia menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat. “Kami berharap kerjasama ini akan membuka peluang baru bagi mahasiswa dan staf pengajar UMMAT untuk berpartisipasi dalam program-program internasional yang akan memperluas wawasan dan meningkatkan daya saing global,” ujarnya penuh dedikasi.
Juliana Richter, Deputy Head of Second Cities at the British Embassy in Jakarta, menyampaikan bahwa British Embassy fokus pada penguatan hubungan bilateral Kedutaan dengan Indonesia melalui kemitraan kolaboratif dengan para pemangku kepentingan regional, termasuk di Nusa Tenggara Barat. Sebagai universitas terkemuka di NTB, UMMAT merupakan mitra strategis untuk meningkatkan kolaborasi antara Inggris dan NTB dalam bidang penelitian dan pendidikan.
Juliana juga menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya British Embassy untuk mendekatkan diri dengan pemangku kepentingan di daerah, dengan tujuan membangun kerjasama yang berkelanjutan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. “Kami percaya bahwa melalui kolaborasi ini, kita dapat menciptakan peluang baru untuk pendidikan dan penelitian yang akan bermanfaat bagi kedua negara”, tambahnya.
Professor University of Nottingham Dr. Bagus Muljadi menjelaskan, “Kami sangat antusias untuk berbagi informasi mengenai International Science Partnership Fund dan Chevening Scholarships. Program-program ini dirancang untuk mendukung penelitian ilmiah yang inovatif dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Inggris”, jelasnya.
“Kami melihat potensi besar dalam kerjasama ini, khususnya dalam hal pengembangan proyek-proyek penelitian bersama yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Dengan adanya sinergi antara UMMAT dan University of Nottingham, kami optimis bahwa kita dapat mencapai terobosan-terobosan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk penguatan program waste management, green energy, dan program-prgram sustainability lainnya”, tambahnya.
Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) dan Kerjasama UMMAT, Asbah, M.Hum., menyampaikan, “Kerjasama ini merupakan tonggak penting bagi UMMAT dalam memperluas jaringan internasional dan memperkuat posisi kami sebagai universitas yang unggul di tingkat global, ini akan menambah mitra internasional UMMAT dari wilayah Eropa. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai institusi pendidikan dan lembaga riset terkemuka di dunia”, imbuhnya.
Ia juga menekankan bahwa kerjasama ini tidak hanya akan menguntungkan UMMAT secara institusional, tetapi juga akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi mahasiswa dan staf pengajar, termasuk masyarakat NTB pada khususnya. “Melalui program-program seperti Chevening Scholarships, mahasiswa dan alumni kami akan mendapatkan kesempatan untuk belajar di Inggris, yang tidak hanya akan memperkaya pengalaman akademis mereka tetapi juga membuka pintu bagi peluang karir yang lebih luas di masa depan”, ungkapnya.
Selain membahas potensi kolaborasi akademik, pertemuan ini juga menjadi ajang untuk mendiskusikan berbagai isu strategis terkait pendidikan tinggi dan penelitian, termasuk upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui pertukaran pengetahuan dan teknologi. Kedua belah pihak sepakat untuk terus menjajaki berbagai bentuk kerjasama yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan dan penelitian di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat (HUMAS UMMAT).
Di usia 79 tahun kemerdekaan, Indonesia telah mencapai berbagai kemajuan, namun tantangan pembangunan masih menyisakan pekerjaan rumah besar, terutama di desa-desa. Desa sebagai entitas terkecil dalam struktur pemerintahan memiliki peran krusial dalam menggerakkan roda pembangunan nasional. Saatnya refleksi kemerdekaan ini menjadi momentum untuk mendorong pembangunan Indonesia yang lebih merata dengan fokus dimulai dari desa. Membangun desa berarti membangun fondasi yang kuat bagi kemajuan bangsa, memastikan setiap sudut negeri menikmati hasil kemerdekaan yang sesungguhnya.
Peran Desa dalam Pembangunan Nasional
Desa memiliki peran fundamental dalam pembangunan nasional, berfungsi sebagai fondasi yang menopang struktur sosial dan ekonomi Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah memberikan perhatian lebih pada desa melalui kebijakan Dana Desa yang dimulai pada tahun 2015. Program ini dirancang untuk mempercepat pembangunan di desa-desa dengan alokasi dana langsung dari APBN. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, pada tahun 2023, Dana Desa telah mencapai lebih dari Rp 400 triliun, yang dialokasikan untuk lebih dari 74.000 desa di seluruh Indonesia. Ini menunjukkan komitmen negara untuk mendorong pembangunan dari bawah, memastikan bahwa desa-desa tidak tertinggal dalam proses pembangunan nasional.
Selain itu, desa-desa yang kuat dan mandiri dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa desa telah berhasil mengembangkan potensi lokal melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang mencakup sektor-sektor seperti pertanian, pariwisata, dan kerajinan tangan. Misalnya, Desa Ponggok di Jawa Tengah telah mengembangkan BUMDes berbasis pariwisata yang menghasilkan pendapatan miliaran rupiah per tahun, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pusat-pusat urban. Dengan potensi yang ada, pembangunan yang dimulai dari desa tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan ketahanan ekonomi nasional yang lebih merata dan inklusif.
Mengembangkan Potensi Lokal
Meskipun desa memiliki potensi lokal yang besar, berbagai tantangan masih menghambat pengembangan tersebut, sehingga banyak desa belum mampu memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan infrastruktur dasar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sekitar 30% desa di Indonesia masih memiliki akses jalan yang buruk, terutama di wilayah terpencil. Keterbatasan infrastruktur ini tidak hanya menyulitkan distribusi hasil pertanian dan produk lokal, tetapi juga menghambat akses ke pasar yang lebih luas. Hal ini mengakibatkan potensi ekonomi desa yang seharusnya bisa dioptimalkan menjadi terbatas, sehingga desa-desa tersebut tetap terjebak dalam siklus kemiskinan.
Selain masalah infrastruktur, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di desa juga menjadi tantangan signifikan. Data dari BPS menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di desa masih jauh tertinggal dibandingkan dengan di kota, dengan rata-rata lama sekolah hanya mencapai 7,7 tahun pada 2023. Rendahnya tingkat pendidikan ini berdampak pada kemampuan masyarakat desa dalam mengelola dan mengembangkan potensi lokal. Misalnya, banyak desa yang memiliki sumber daya alam melimpah namun belum mampu mengolahnya menjadi produk yang bernilai tambah tinggi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknis. Keterbatasan ini semakin diperparah oleh minimnya akses terhadap teknologi dan informasi, yang seharusnya bisa menjadi alat untuk mendorong inovasi di desa.
Kemerdekaan sejati
Sebagai fondasi utama pembangunan nasional, desa memegang peran kunci dalam mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan merata. Meskipun desa memiliki potensi besar, tantangan seperti infrastruktur yang terbatas, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan sulitnya akses pembiayaan serta pasar menghambat pengembangan potensi lokalnya. Namun, dengan komitmen bersama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini melalui kebijakan yang tepat, peningkatan pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi lokal, desa-desa di Indonesia dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Membangun Indonesia dimulai dari desa bukan sekadar slogan, melainkan sebuah langkah strategis untuk memastikan kemerdekaan yang sejati dirasakan oleh seluruh rakyat hingga pelosok negeri.
Mataram- Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) ditunjuk sebagai tuan rumah Rapat Kerja Nasional (RAKORNAS) dan Seminar Nasional Asosiasi Program Studi Informatika (APSI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah (PTMA) dengan mengusung tema “Transformasi Digital Menuju Sumber daya Unggul”. Acara pembukaan seminar nasional ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober 2022 di Hotel Grand Legi mataram.
RAKORNAS ini dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah, M. Sc., Perwakilan Pengurus Pusat Muhammadiyah, Sayuti, S.Pd., M.Pd., M.Ed., Ph.D., yang dihadiri via Zoom, Ketua Umum APSI, Sunardi, ST, MT., Ph.D., Ketua Pengurus Harian Muhammadiyah Mataram, Dr. H. Gulam Abbas, M.Si., Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr. H. Arsyad Abd Gani M.Pd., serta jajaran akademika dan mahasiswa.
RAKORNAS dan seminar Nasional APSI-PTMA diselenggarakan bertujuan untuk mewadahi hasil-hasil pemikiran pakar bidang teknologi informasi. Lebih jauh lagi nantinya akan menghasilkan SDM yang mampu bersaing ditingkat regional dan nasional, melakukan pemetaan kurikulum bidang teknologi informatika dalam penerapan kurikulum Medeka Belajar di PTMA Indonesia, mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan bidang keilmuan teknologi informasi melalui kegiatan seminar nasional dan diskusi ilmiah nasional, melakukan pengabdian masyarakat “APSI untuk Negeri” di amal muhammadiyah, mendorong minat mahasiswa untuk mendalami perkembangan teknologi informatika melalui kegiatan lomba akademik dan non-akademik sebagai upaya peningkatan skill.
Rektor UMMAT, Dr. H. Arsyad Abd Gani M.Pd., menyampaikan rasa terimakasih karena UMMAT menjadi tuan rumah dalam rapat ini, “Terimakasih kepada pengurus APSI yang telah menunjuk UMMAT dan NTB sebagai tuan rumah dalam RAKORNAS dan Seminar Nasional ini,” ucapnya.
Dalam sambutan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M. Sc., menyatakan bahwa informatika atau teknologi informasi akan menyelesaikan banyak masalah, dengan bantuan komputer dan alat-alat yang canggih sesuatu yang mustahil sekarang bisa hadir dalam genggaman manusia.
“Prodi Informatika yang menyangkut replika dunia nyata, maka harus diisi oleh orang-orang yang jiwanya peka terhadap dinamika persoalan sosial masyarakat,” ucapnya.
Beliau juga menyatakan persetujuannya atas dipilihnya Lombok sebagai tempat asosiasi. “Saya setuju asosiasi ini memilih pertemuan di pulau Lombok, agar pengelola Prodi Informatika tidak hanya berdiskusi di dalam ruangan, banyak destinasi-destinasi wisata yang harus dilihat, sehingga Prodi Informatika betul-betul kaya dengan sentuhan dan ide yang kreatif,” tambahnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan pemikiran berupa ide dan gagasan dari para pakar dalam bidang teknologi informasi untuk menunjang pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berkelanjutan. (Humas UMMAT)