MATARAM – Himpunan Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UMMAT menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) yang dibiayai oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Pembukaan kegiatan ini berlangsung pada hari Senin, 1 Agustus 2022 di Aula Kantor Desa Pengenjek, Jonggat, Lombok Tengah. Kegiatan ini digelar dalam rangka Pendampingan Pembentukan Sekolah Perempuan untuk menekan angka pernikahan dini, dari bulan Juli sampai dengan Desember 2022. Sekitar 15 Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini dan peserta kurang lebih 30 orang yang akan dibina selama pengabdian yang berasal dari ibu-ibu Desa Pengenjek.
Kepala Desa Pengenjek, Haerudin, S.Pd dalam sambutannya kepada pihak UMMAT mengucapkan terima kasih karena telah memilih desa pengenjek karena masih banyak generasi muda menikah di bawah umur.
“Ini karena Desa Pengenjek adalah paling luas di antara desa lain yang ada di kecamatan Jonggat, sehingga jumlah penduduk paling besar. Oleh karena itu, angka usia pernikahan dini sangat tinggi. Diharapkan setelah selesai acara ini akan ada perubahan mengingat pola pikir masyarakat, dampak yang ditimbulkan akibat pernikahan pada usia muda (di bawah umur),” ujarnya.
Kegiatan ini akan melibatkan dinas instansi terkait yang ada di Kabupaten Lombok Tengah untuk memberikan materi pelatihan kepada ibu-ibu yang tergabung di dalam kelombok sekolah perempuan antara lain Kementrian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Komunikasi dan Informasi, dan Dinas Lingkungan Hidup. Selain itu akan berkolaborasi dengan melibatkan NGO yang sudah kerjasama dengan UMMAT seperti Dark Bali.
Wakil Rektor III yang diwakili oleh Biro KKHP, Drs. Amil, MM. pada kesempatan yang sama juga mengucapkan terimakasih kepada Kades Pengenjek yang telah menerima mahasiswa dan dosen UMMAT untuk melaksanakan pengabdian yang berkaitan dengan pembentukan sekolah perempuan dalam rangka pencegahan pernikahan usia dini. Selain itu beliau juga berpesan kepada mahasiswa yang harus senantiasa aktif untuk melakukan komunikasi dengan ibu-ibu yang terlibat.
“Harapan kami dari UMMAT semoga setelah selesai kegiatan ini, diharapkan kepada ibu-ibu kelompok sekolah perempuan bisa menyampaikan informasi ini kepada masyarakat yang lain sehingga masalah pernikahan dini bisa dikurangi atau ditekan,” pesannya.
Diwawancarai di tempat yang berbeda Baiq Harly Widayanti, ST. MM., selaku dosen pendamping mengatakan salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pembentukan sekolah perempuan untuk menekan angka pernikahan dini.
“Kegiatannya ada pembentukan sekolah perempuan, jadi nanti kita memberikan pelatihan sekaligus menyusun kurikulum pembelajaran. Kegiatan ini sekaligus juga untuk publikasi dan membantu mencari jejaring mitra masyarakat. Kalau kegiatan pendampingan ke masyarakatnya hanya 10 kali pertemuan di luar koordinasi awal dengan pihak desa serta kegiatan penyepakatan program dengan masyarakat dan desa,” tuturnya.
Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan output yang ada didapatkan oleh para mahasiswa dalam kegiatan ini yaitu mereka bisa mengaplikasikan ilmu melalui pengabdian kepada masyarakat. Bentuk pengabdiannya antara lain mereka akan melatih masyarakat untuk mengolah sumber daya alam ijuk untuk menjadi pot tanaman hias, membuat ecobrik pemanfaatan sampah plastik menjadi kursi dan pemasarannya secara digital serta difasilitasi untuk mengikuti bazar dalam mempromosikan produk yg dibuat. (Humas UMMAT)