
Foto Bersama acara pembukaan
Lombok Barat, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) resmi membuka kegiatan Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA) Tahap I dengan tema “Membentuk Perempuan Wirausaha Kreatif, Mandiri, dan Berkemajuan.” Kegiatan yang berlangsung mulai 18 Oktober hingga 25 November 2025 ini menjadi bagian dari upaya nyata ‘Aisyiyah dalam mendorong kemandirian ekonomi umat, khususnya bagi kaum perempuan di daerah.
Ketua MEK PWA NTB, Hj. Siti Lamusiah, S.Pd., M.Si., menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan tersebut. “Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kegiatan ini dilaksanakan sebagai implementasi dari Panduan Gerakan Ekonomi ‘Aisyiyah melalui Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA). Program ini merupakan realisasi kerja Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi melalui penumbuhan semangat berwirausaha berbasis nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sesele, Taufik, S.Pd., mengungkapkan apresiasi atas dipilihnya desa Sesele sebagai lokasi kegiatan. “Kami berterima kasih kepada PWA NTB yang telah memilih Desa Sesele sebagai tempat pelaksanaan SWA. Saat ini ada sekitar 60 pelaku usaha kecil di desa kami. Harapannya, kegiatan ini dapat memajukan UKM lokal dan memperkuat ketahanan ekonomi desa,” ucapnya.
Ketua PWA NTB, Bunda Hj. Shofia Rawiana, S.T., M.T., dalam sambutannya menegaskan bahwa pelaksanaan SWA merupakan langkah strategis dalam membangun kemandirian dan ketangguhan perempuan. “Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah menjadi ruang bagi para perempuan untuk belajar, berjejaring, dan membangun kapasitas diri agar mampu mengelola usaha yang berdaya saing dan berkelanjutan. Melalui program ini, kita ingin melahirkan pengusaha-pengusaha perempuan Aisyiyah yang kreatif, mandiri, dan berkemajuan,” ungkapnya.
Turut hadir Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra. Hj. Latifah Iskandar, yang memberikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi antara PWA NTB, pemerintah desa, serta pelaku UMKM lokal. “Saya sangat mengapresiasi inisiatif PWA NTB yang menggandeng pemerintah desa dan pelaku UKM dalam pemberdayaan ekonomi perempuan. Kepala Desa Sesele memiliki cita-cita besar untuk menjadikan UKM desa maju dan mandiri, dan ini langkah yang patut dicontoh,” ujarnya.

Amanat Ketua PP ‘Aisyiyah
Kegiatan SWA Tahap I menghadirkan berbagai narasumber dari Bank BTPN, Bank Danamon, Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi, PKK, hingga pelaku UMKM sukses yang berbagi pengalaman dalam mengembangkan usaha secara praktis dan inspiratif.
Adapun sasaran utama program ini meliputi pekerja rumah tangga, perempuan kepala rumah tangga, buruh tani, nelayan, pekerja migran dan keluarganya, serta perempuan difabel. Melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan, peserta diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dalam mengambil keputusan, mengelola usaha secara efektif, serta memanfaatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan nilai jual produk.
Kegiatan ini juga sejalan dengan Isu Strategis ‘Aisyiyah 2022–2027, khususnya Isu 9 tentang “Akses perlindungan bagi pekerja informal sebagai kelompok rentan yang bekerja tanpa jaminan perlindungan sosial.”
Di akhir kegiatan, PWA NTB menegaskan komitmennya untuk menjadikan SWA sebagai gerakan berkelanjutan yang melahirkan perempuan tangguh, produktif, dan berdaya. “Dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang berkelanjutan, kami optimistis SWA akan menjadi kendaraan menuju pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berdaya bagi perempuan Aisyiyah dan masyarakat luas,” pungkas Bunda Shofia. (HUMAS UMMAT)