Mataram,Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) hadirkan kajian-kajian keislaman yang kontekstual dan bernilai strategis. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah melalui penyelenggaraan Kuliah Pakar mengenai Kajian Tafsir Al-Qur’an yang kali ini menghadirkan salah satu pakar tafsir Al-Qur’an kontemporer, Prof. Dr. KH. Sahiron Syamsuddin, M.A., Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang kini menjabat sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kemenag RI.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin, 12 Mei 2025, bertempat di Ruang Seminar Lt. III Rektorat UMMAT ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika FAI UMMAT, yang terdiri dari Dosen, Mahasiswa, dan para tamu undangan lainnya.
Dekan FAI UMMAT, Dr. H. Muhirdan, MA., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk membangkitkan kembali semangat kajian tafsir Al-Qur’an di lingkungan akademik UMMAT. “Kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk menanamkan nuansa tafsir Al-Qur’an khas Nusantara yang kontekstual, relevan, dan mampu menyentuh kebutuhan zaman. Kami berharap tafsir yang kami hadirkan dapat lebih mengakar di tengah masyarakat dan bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan,” ungkap Dr. Muhirdan.
Prof. Sahiron Syamsuddin dalam paparan ilmunya menegaskan bahwa pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tidak bisa hanya berdasarkan pendekatan tekstual semata. Diperlukan juga pendekatan yang bersifat ilmiah, yang mencakup historisitas turunnya wahyu, serta aspek kebahasaan yang terkandung dalam teks suci tersebut. “Tafsir Al-Qur’an tidak hanya untuk dipahami dalam konteks sejarah masa lalu, tetapi juga harus dipahami dalam konteks kebijakan dan perkembangan masyarakat saat ini,” ujar Prof. Sahiron.
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya tafsir yang inklusif dan toleran sebagai bagian dari proses peradaban yang damai. Ia menjelaskan bahwa tafsir yang dikembangkan oleh perguruan tinggi keagamaan Islam harus mampu membumikan nilai-nilai universal dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menciptakan tafsir yang dapat membangun kebersamaan dalam perbedaan.
Beliau juga memberikan apresiasi kepada FAI UMMAT yang telah menggelar kuliah pakar dengan menghadirkan tokoh nasional di bidang tafsir Al-Qur’an. “Tafsir berbasis bahasa lokal sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih dekat dan mudah diterima oleh masyarakat. FAI UMMAT telah menunjukkan langkah maju dengan mengedepankan tafsir yang kontekstual dan responsif terhadap realitas masyarakat,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak, termasuk Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah XIV Mataram, Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag., yang juga menjabat sebagai Rektor UIN Mataram. “Acara ini luar biasa, sangat bermanfaat bagi perkembangan kajian keagamaan di NTB, terutama di lingkungan UMMAT. FAI UMMAT di bawah komando Dr. Muhirdan telah berhasil membawa nuansa akademik baru yang patut diapresiasi,” ujarnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., juga memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kuliah pakar ini. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada Dr. Muhirdan yang berani menghadirkan narasumber tingkat nasional untuk memperkaya wawasan civitas akademika UMMAT. “Semoga kuliah pakar ini dapat mendorong lahirnya program-program studi keagamaan baru di UMMAT yang berorientasi pada kemaslahatan umat,” ujar Rektor UMMAT.
Ketua panitia acara, Dr. Fathurrijal, MA., menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk mendorong kontribusi nyata dari akademisi dalam melahirkan tafsir-tafsir yang berbasis pada prinsip rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). “FAI UMMAT ingin menjadi pelopor dalam pengembangan tafsir yang tidak hanya ilmiah tetapi juga adaptif terhadap perubahan zaman, serta dapat merespons tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini,” ujar Dr. Fathurrijal.
Selain kuliah pakar, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk bertanya langsung tentang topik-topik yang dibahas dalam kajian tafsir Al-Qur’an. Kehadiran Prof. Sahiron sebagai narasumber diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya mahasiswa FAI UMMAT, untuk terus menggali ilmu dan mengembangkan pemahaman keagamaan yang lebih inklusif dan moderat.
Dengan kegiatan ini, FAI UMMAT berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mengembangkan kajian-kajian Islam yang lebih kontekstual, relevan dengan kebutuhan zaman, serta mampu menjawab tantangan peradaban yang terus berkembang. Kegiatan ini menjadi bagian dari visi besar UMMAT untuk menjadi pusat pendidikan Islam yang unggul dan memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban di Indonesia (HUMAS UMMAT).
Mataram, 6 Mei 2025 – Kabar membanggakan datang dari Program Studi Hukum Program Magister Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) yang resmi meraih akreditasi Baik Sekali dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan BAN-PT Nomor: 6322/SK/BAN-PT/Ak/M/V/2025 tertanggal 6 Mei 2025. Capaian ini menjadi tonggak sejarah penting dalam pengembangan mutu pendidikan tinggi hukum di NTB, khususnya di lingkungan UMMAT.
Ketua Program Studi sekaligus Ketua Tim Task Force Akreditasi, Dr. Nurjannah S., SH., MH., menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas pencapaian yang diraih. Menurutnya, raihan akreditasi ini merupakan buah dari proses panjang yang melibatkan dedikasi, kolaborasi, serta kerja keras dari seluruh civitas akademika dan pemangku kepentingan di lingkungan Program Magister Hukum UMMAT.
“Alhamdulillah wasyukurillah. Akhirnya segala doa dan ikhtiar tiada henti dari seluruh civitas akademika Prodi Hukum S2 membuahkan hasil. Predikat Baik Sekali ini adalah hasil kerja bersama yang membanggakan. Ini bukan akhir, melainkan awal dari langkah-langkah strategis kami menuju akreditasi unggul dan daya saing di tingkat ASEAN,” ujar Dr. Nurjannah.
Dalam keterangannya, Dr. Nurjannah menuturkan bahwa proses reakreditasi ini telah dipersiapkan secara matang sejak April 2024, dimulai dari pengumpulan data, penyusunan dokumen Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) dan Laporan Evaluasi Diri (LED), hingga unggahan dokumen resmi ke sistem BAN-PT pada 10 Desember 2024. Proses Asesmen Kecukupan (AK) dan Asesmen Lapangan (AL) sendiri berlangsung pada 23 hingga 25 April 2025.
“Penyusunan LKPS dan LED kami lakukan dengan sepenuh hati, berbasis data faktual dan analisis mendalam. Dalam proses ini, saya merasakan betapa pentingnya sinergi antarbagian. LKPS dan LED harus saling mendukung dan mencerminkan pencapaian serta arah pengembangan yang jelas. Ini bukan proses yang mudah, tapi berkat kekompakan tim dan doa bersama, semua bisa kami lewati dengan baik,” tambahnya.
Dr. Nurjannah juga menjelaskan bahwa salah satu syarat penting untuk meraih akreditasi Baik Sekali adalah komposisi SDM dosen tetap, yang di Prodi Hukum Magister Pascasarjana UMMAT telah mencapai 82% Lektor Kepala dan/atau Guru Besar, serta capaian luaran mahasiswa berupa publikasi ilmiah, baik di jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Meski publikasi mahasiswa masih di bawah 50%, hal ini menjadi catatan penting ke depan dalam rangka mengejar akreditasi Unggul.
“Kami menyadari bahwa menuju Unggul membutuhkan penguatan berkelanjutan dalam banyak aspek, termasuk publikasi ilmiah mahasiswa dan dosen, keterlibatan dalam riset kolaboratif, serta peningkatan kerja sama internasional yang lebih masif. Untuk itu, dukungan dari perguruan tinggi, baik dari sisi pendanaan maupun aksesibilitas, sangat kami harapkan agar kontribusi dosen dan mahasiswa Prodi Hukum S2 dapat lebih luas menjangkau kancah internasional,” jelasnya.
Visi keilmuan Prodi Hukum Magister Pascasarjana UMMAT telah dirumuskan secara progresif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Menurut Dr. Nurjannah, program ini bertujuan menjadi Program Studi yang Unggul, Islami, Mandiri, dan Berdaya Saing di Kawasan ASEAN pada Tahun 2028, melalui penelitian berbasis paradigma transendental dan kearifan lokal (kearifan lokal) yang mendorong arah pembaharuan hukum di Indonesia.
“Visi ini tidak hanya menjadi slogan, tapi arah nyata dalam strategi pengembangan program studi. Dengan riset transendental dan pendekatan lokal, kami berkomitmen untuk memberi kontribusi nyata terhadap pembangunan hukum nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Pencapaian ini tentu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Nurjannah menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Rektor UMMAT, Wakil Rektor Bidang Akademik, LPMI sebagai leading sektor bidang akreditasi, Direktur Pascasarjana, dosen-dosen Prodi Hukum Magister Pascasarjana, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, serta para mitra strategis baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
“Kolaborasi dan kebersamaan yang apik dari semua pihak menjadi fondasi keberhasilan ini. Tanpa mereka, mustahil kami bisa melewati semua proses yang berat ini. Raihan akreditasi Baik Sekali ini sungguh menjadi hadiah terindah. Alhamdulillah… Allahuyubarik fiikum,” tuturnya haru.
Sementara itu, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim akreditasi Prodi Hukum Program Magister. Ia berharap bahwa pencapaian ini bisa menjadi titik tolak untuk meningkatkan mutu akademik secara menyeluruh di lingkungan UMMAT.
“Saya mengucapkan selamat dan terima kasih atas capaian luar biasa ini. Semoga akreditasi Baik Sekali ini tidak hanya menjadi prestasi administratif, tetapi juga menjadi pemicu semangat untuk terus berkembang, meningkatkan kualitas riset, pengajaran, dan pengabdian masyarakat, serta memperkuat posisi UMMAT di level nasional dan internasional,” ujar Rektor(HUMAS UMMAT).
Mataram – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali mencetak tonggak sejarah penting dalam pengembangan pendidikan tinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan meresmikan Fakultas Kedokteran serta menggelar peletakan batu pertama pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Fakultas Teknik (FATEK), pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Peresmian ini tidak hanya menjadi bukti nyata kiprah UMMAT dalam menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia di sektor kesehatan dan teknologi, tetapi juga menjadi momentum strategis dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan yang inklusif di wilayah NTB dan kawasan timur Indonesia.
Acara peresmian yang berlangsung di kampus baru Fakultas Kedokteran, Jalan Anyelir Nomor 2–4 Gomong, Kota Mataram, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting nasional dan daerah, antara lain: Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan; Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, M.Hub.Int; Ketua PWM NTB, Dr. H. Falahuddin, M.Ag; serta jajaran pimpinan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, LLDikti Wilayah VIII, para direktur rumah sakit se-NTB, BPH UMMAT, dan civitas akademika.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaan atas lahirnya Fakultas Kedokteran UMMAT yang telah diperjuangkan selama lebih dari satu dekade. Ia mengungkapkan bahwa gagasan pendirian fakultas ini pertama kali dicetuskan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB sejak tahun 2012, dan setelah melalui proses panjang, akhirnya mendapat restu dari pemerintah pusat.
“Pada tanggal 8 April 2025, SK operasional dari Kemendikbudristek diterbitkan, dan hari ini secara resmi kami luncurkan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Mataram,” tutur Rektor di hadapan para tamu undangan.
Rektor menambahkan bahwa tahun ini Fakultas Kedokteran UMMAT diberi kuota oleh kementerian untuk menerima 50 mahasiswa baru, dan ke depan UMMAT berkomitmen untuk memberikan pendidikan kedokteran yang berkualitas dengan biaya pendidikan yang lebih terjangkau dibandingkan dengan universitas lain.
“Kami akan berjuang semaksimal mungkin membantu pemerintah dan masyarakat di bidang kesehatan. InsyaAllah dalam enam tahun ke depan, kami menargetkan Fakultas Kedokteran UMMAT meraih akreditasi unggul,” ujarnya dengan optimis.
Fakultas Kedokteran UMMAT akan menjadi pusat pengembangan keilmuan kedokteran berbasis nilai-nilai Islam, didukung oleh sarana dan prasarana modern serta tenaga medis profesional yang tidak hanya mumpuni secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa pengabdian bagi masyarakat.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa berdirinya Fakultas Kedokteran UMMAT menjadi bagian dari kontribusi besar Muhammadiyah dalam mendukung program prioritas nasional, khususnya dalam pemerataan layanan kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga medis di seluruh Indonesia.
“Ini merupakan berkah yang luar biasa. UMMAT kini menjadi salah satu dari 117 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia. Keberadaannya akan mendorong peningkatan layanan kesehatan, tidak hanya di NTB, tetapi juga di wilayah Indonesia bagian timur,” ujarnya.
Beliau juga menekankan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis selalu konsisten dalam mengembangkan amal usaha pendidikan dan kesehatan sebagai bagian dari dakwah berkemajuan.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, M.Hub.Int, mengapresiasi langkah progresif UMMAT dalam menghadirkan Fakultas Kedokteran. Ia menilai bahwa kehadiran prodi kedokteran di UMMAT akan sangat membantu dalam menambah jumlah dokter yang selama ini masih sangat kurang di NTB.
“Alhamdulillah hari ini UMMAT membuka program studi kedokteran. Ini adalah kabar baik bagi daerah kami. Kami berharap UMMAT menjadi mitra strategis dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di NTB. Ke depan, mari kita bergerak bersama secara kolaboratif,” tuturnya.
“Pemerintah Provinsi NTB, membuka diri untuk menjalin kerja sama lebih erat dengan UMMAT dalam berbagai sektor, utamanya pendidikan, kesehatan, dan pengembangan sumber daya manusia”, lanjutnya.
Usai acara peresmian Fakultas Kedokteran, kegiatan berlanjut dengan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Fakultas Teknik UMMAT yang berlokasi di Jalan Geguntur Raya, Jempong Baru. Gedung ini nantinya akan menjadi pusat pembelajaran dan riset mahasiswa teknik dalam berbagai bidang rekayasa dan teknologi terapan.
Peletakan batu pertama dilakukan oleh Prof. Muhadjir Effendy, didampingi oleh Rektor UMMAT, Ketua PWM NTB, Dekan FATEK dan sejumlah tamu undangan penting lainnya. Momen tersebut menjadi simbol dimulainya komitmen UMMAT untuk memperkuat kapasitas infrastruktur pendidikan teknik yang lebih maju dan modern.
“Saya mewakili Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah meletakkan batu pertama pembangunan ini. InsyaAllah Fakultas Teknik UMMAT akan semakin diperhitungkan di masa mendatang. Selamat dan teruslah tumbuh untuk UMMAT,” kata Prof. Muhadjir.
Rektor UMMAT menambahkan bahwa pembangunan Gedung Fakultas Teknik ini merupakan bagian dari roadmap pengembangan kampus yang berbasis keilmuan dan inovasi. Gedung tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas laboratorium modern yang mendukung praktik dan riset mahasiswa teknik.
“Kami berharap pembangunan ini berjalan lancar sampai selesai dan menjadi tempat lahirnya inovasi-inovasi besar dari anak-anak muda NTB yang kuliah di UMMAT,” ujarnya.
Dengan peresmian Fakultas Kedokteran dan dimulainya pembangunan Gedung Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram menegaskan komitmennya sebagai kampus unggul berbasis nilai-nilai keislaman, berorientasi pada pengembangan IPTEK, serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan tantangan global.
Rektor menutup sambutannya dengan harapan besar agar seluruh sivitas akademika UMMAT terus menjaga semangat kolaborasi, inovasi, dan pengabdian sebagai bagian dari dakwah Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi (HUMAS UMMAT).
Mataram, 28 April 2025 – Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), dengan bangga gelar kuliah pakar bertajuk Urban Design for Waterfront City, yang mengangkat studi kasus Kota Tua Ampenan. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan memberikan wawasan mendalam tentang perancangan kota berbasis kawasan pesisir, yang mengedepankan aspek keberlanjutan, pelestarian sejarah, serta pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan. Kuliah pakar ini menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya Rene Huls dari PUM International Netherlands, Djamila Marni Sandid dari University of Houte Ecole Francisco Ferrer, Belgia, serta H.M. Ramadhani, M.Si, Kepala Bappeda Kota Mataram.
Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan instansi pemerintah dan organisasi terkait, termasuk Bappeda NTB, Dinas Pariwisata NTB, dan Brida NTB, yang turut serta memberikan kontribusi dalam mendiskusikan konsep pengembangan kota tua Ampenan. Sebagai salah satu wilayah yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi, Ampenan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya memelihara identitasnya sebagai kota tua, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Ketua Panitia Kegiatan, Ardi Yuniarman,S.T., M.Sc., menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang pentingnya perencanaan urban yang terintegrasi dan berbasis sejarah, terutama di kawasan Ampenan yang kaya akan nilai-nilai budaya. “Urbanisasi menjadi tolak ukur bagi perkembangan sebuah kota. Kota Ampenan sebagai bagian dari sejarah kota Mataram memiliki peran penting dalam mencerminkan perjalanan waktu. Sebagai warisan budaya, Ampenan harus dijaga dengan baik, dan kita semua berperan aktif dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan dan mengedepankan pariwisata. Mari kita sama-sama menjaga dan melestarikan kota tua Ampenan agar tetap menjadi warisan berharga yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” ujarnya dengan semangat.
Dekan Fakultas Teknik UMMAT, Dr. H. Aji Syailendra Ubaidillah,S.T.,M.Sc., juga menambahkan pandangannya mengenai karakteristik Kota Tua Ampenan yang memiliki keragaman etnis yang unik. “Kota tua Ampenan bukan hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, tetapi juga memiliki keragaman etnis yang meliputi Cina, Arab, dan lainnya. Keberagaman ini merupakan kekayaan budaya yang harus kita jaga dan kembangkan. Saya berharap para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, mengingat para narasumber yang hadir berasal dari kalangan profesional dengan pengalaman yang luas di Eropa, dan mereka memiliki wawasan yang sangat penting untuk perkembangan urbanisasi di kawasan Ampenan,” ungkap H. Aji Salaendra.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., memberikan sambutan hangat dan apresiasi terhadap kegiatan ini. Beliau berharap melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat, akan tercipta suatu perencanaan urban yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. “Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam pengembangan urbanisasi di kawasan Ampenan. Kami berharap agar Bappeda Kota Mataram dan UMMAT dapat terus melanjutkan kerjasama ini dalam rangka mewujudkan perencanaan kota yang tidak hanya berfokus pada modernisasi, tetapi juga menjaga kelestarian sejarah dan budaya. Urban Design for Waterfront City di Ampenan ini dapat menjadi model pengembangan kota berkelanjutan yang bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan,” jelas Rektor.
H.M. Ramadhani, M.Si, Kepala Bappeda Kota Mataram, juga mengungkapkan pentingnya peran serta masyarakat dalam mendukung pengembangan kawasan Ampenan. “Kami sangat menyambut baik kegiatan ini dan berharap ide-ide yang berkembang dari kuliah pakar ini dapat diimplementasikan dalam perencanaan pembangunan Kota Ampenan ke depan. Peran aktif masyarakat dan akademisi sangat diperlukan untuk menjaga dan memajukan kawasan ini sebagai bagian dari identitas dan potensi pariwisata Mataram,” ujarnya.
Kuliah pakar ini menjadi bagian dari upaya UMMAT dalam mendukung pengembangan kawasan Ampenan sebagai kawasan wisata yang menarik, berkelanjutan, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Dengan kerjasama antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, diharapkan Ampenan dapat berkembang menjadi kota yang tidak hanya ramah wisatawan, tetapi juga mempertahankan identitas budaya dan sejarah yang dimilikinya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi proyek pengembangan lebih lanjut dan memberikan inspirasi bagi para profesional di bidang perencanaan kota untuk terus menciptakan solusi desain yang inovatif dan berbasis pada kebutuhan serta karakteristik lokal (HUMAS UMMAT).
Mataram, 23 April 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menegaskan komitmennya dalam membentuk insan-insan akademis yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai keislaman melalui penyelenggaraan Opening Ceremony Program Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Mahasiswa, yang digelar oleh Lembaga Pengkajian Pengembangan Pengamalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK) UMMAT.
Program BTQ ini merupakan program tahunan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa semester 2 sebagai bagian dari pembinaan spiritual dan pembentukan karakter islami sejak dini di lingkungan perguruan tinggi. Tahun ini, jumlah peserta mengalami peningkatan signifikan, yakni sebanyak 1.835 mahasiswa yang terbagi ke dalam 53 kelompok. Setiap kelompok akan didampingi oleh satu tutor dan satu asisten tutor yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
Ketua Panitia, Sahman, Z, M.H., menyampaikan bahwa program ini tidak sekadar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an semata, melainkan juga sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur Al-Qur’an dalam kehidupan mahasiswa.
“Program ini diawali dengan placement test untuk mengidentifikasi kemampuan awal mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an. Mereka yang telah memenuhi standar kelulusan seperti kelancaran bacaan, ketepatan tajwid, dan penguasaan dasar-dasar hukum bacaan, cukup mengikuti pembinaan hingga pertemuan kedua dan akan langsung diberikan sertifikat. Sementara mahasiswa yang belum memenuhi standar tersebut, akan mengikuti pembinaan hingga 12 pertemuan,” jelas Sahman.
Lebih lanjut, Sahman menekankan bahwa program BTQ ini merupakan bagian dari upaya UMMAT untuk membangun generasi muda yang tidak hanya melek sains dan teknologi, tetapi juga memiliki dasar spiritual yang kokoh. Menurutnya, mahasiswa UMMAT sebagai calon pemimpin masa depan harus memiliki kompetensi holistik yang mencakup aspek intelektual, emosional, dan spiritual.
Sementara itu, Kepala LP3IK UMMAT, Muhammad Anugerah Arifin, M.Pd.I., menjelaskan bahwa program BTQ sejatinya telah dirancang sejak akhir Februari lalu. Namun karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan dan libur panjang Idulfitri, pelaksanaannya dijadwalkan ulang setelah libur.
“Kami ingin memastikan bahwa pelaksanaan program tetap optimal meskipun waktunya bergeser. Tanpa mengurangi kuantitas dan kualitas pembinaan, para mentor yang telah kami siapkan diharapkan dapat mendampingi mahasiswa secara maksimal. Para mahasiswa akan mendapatkan materi pembelajaran Al-Qur’an secara teoritis dan praktis dengan panduan buku yang telah disusun oleh LP3IK,” terang Anugerah.
Dalam paparannya, Anugerah juga mengutip sabda Rasulullah SAW: “Khairukum man ta’allamal Qur’ana wa ‘allamahu” yang artinya sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya. Ia menekankan bahwa nilai ini bersifat universal bagi semua disiplin ilmu.
“Mau dari Teknik, FIK, FISIPOL, FAPERTA, FKIP, FAI, atau Hukum, semua mahasiswa UMMAT harus menyadari bahwa menjadi insan Qur’ani adalah identitas utama yang harus dibangun sejak dini. Program BTQ bukan sekadar formalitas akademik, tapi bagian dari dharma keempat Perguruan Tinggi Muhammadiyah, yakni pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” tambahnya.
Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor II, Ir. Asmawati, M.P., menegaskan bahwa program BTQ ini adalah salah satu program strategis universitas untuk memastikan seluruh lulusannya memiliki kemampuan dasar dalam membaca Al-Qur’an.
“Sebagai pimpinan universitas, kami ingin memastikan bahwa ketika mahasiswa lulus dari UMMAT, mereka tidak hanya menguasai ilmu akademik, tetapi juga telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik. Hal ini sangat membantu dalam pemahaman mata kuliah AIK dan menumbuhkan kesadaran spiritual dalam kehidupan kampus,” ujar Asmawati.
Lebih jauh, Asmawati menyampaikan bahwa kehadiran program BTQ ini sejalan dengan semangat UMMAT sebagai institusi pendidikan berbasis nilai-nilai Islam yang holistik.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMMAT, yang menyoroti pentingnya keterkaitan antara kemampuan membaca Al-Qur’an dengan kecerdasan holistik manusia. “Catur dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah mencakup pengembangan intelektual, spiritual, sosial, dan profesional. Kemampuan membaca Al-Qur’an memiliki korelasi kuat dengan kecerdasan spiritual, yang secara ilmiah telah terbukti berdampak pada kesehatan emosional dan fisik. Ketenangan batin yang diperoleh dari membaca Al-Qur’an berkontribusi besar pada stabilitas psikologis. Bahkan, para penghafal Al-Qur’an cenderung lebih sehat secara menyeluruh,” ungkapnya.
Program BTQ UMMAT ini mendapat antusiasme tinggi dari para mahasiswa. Mereka mengaku senang karena program ini dapat meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang sebelumnya masih terbatas. Selain itu, kegiatan ini dinilai sangat membantu mereka memahami nilai-nilai Islam dalam kehidupan kampus dan di masa depan sebagai generasi penerus umat.
Dengan terlaksananya Opening Ceremony ini, UMMAT menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia dan siap berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan umat (HUMAS UMMAT).
Mataram, 22 April 2025 – Komitmen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam mengembangkan kapasitas akademik dan kolaborasi internasional kembali ditunjukkan lewat suksesnya penyelenggaraan 2nd International Seminar on Student Research in Education, Science, and Technology. Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Kelas Riset FKIP UMMAT Angkatan 4 dan diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom.
Dengan mengusung tema “Deep Learning in Science, Technology, and Language Education: Transforming Teaching, Learning, and Research,” seminar ini menjadi ajang berbagi gagasan dan hasil penelitian dari para mahasiswa serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri. Tema ini dipilih sebagai refleksi dari kemajuan teknologi dan pentingnya pendekatan deep learning dalam mendukung transformasi pendidikan di era digital.
Empat pembicara utama dari tiga negara dihadirkan dalam seminar ini, yakni: Dy Outdom dari Royal University of Phnom Penh, Kamboja, Zulfa Arsita Aulia dari Universitas Bina Bangsa, Indonesia, Inamullah Abid dari Sayed Jamaluddin Afghani University, Afghanistan, dan Chinta Shaqila dari Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia.
Acara ini diikuti oleh 116 peserta dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan beberapa peserta dari luar negeri, seperti Malaysia, yang menambah nuansa internasional serta memperkaya diskusi lintas budaya dan akademik.
Ketua panitia, Taufik Ibrahim, mahasiswa Kelas Riset Angkatan IV Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, menyampaikan rasa syukur atas antusiasme peserta dan keberhasilan panitia dalam menyelenggarakan acara berskala internasional ini. “Kami sangat bangga bisa kembali menyelenggarakan seminar internasional ini. Kegiatan ini menjadi ruang berbagi ide, inovasi, dan hasil riset mahasiswa yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan, sains, dan teknologi. Harapannya, ke depan mahasiswa Kelas Riset FKIP UMMAT terus bersemangat untuk aktif dalam forum-forum ilmiah baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Taufik juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan seminar ini bukan hanya ajang eksistensi, melainkan juga sebagai bukti bahwa mahasiswa S1 mampu berada di panggung akademik global dengan percaya diri dan kompetensi yang baik.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd., Si., memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mahasiswa dan dosen pembimbing yang telah bekerja keras dalam menyukseskan seminar ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini harus terus didukung karena memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan kualitas mahasiswa, sekaligus mendongkrak akreditasi fakultas dan universitas.
“Saya melihat mahasiswa UMMAT sangat percaya diri dan tidak kalah dengan mahasiswa dari kampus-kampus besar lainnya. Ini adalah seminar internasional kedua yang mereka selenggarakan, dan saya melihat kualitasnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Publikasi seminar ini juga berskala internasional, sesuatu yang masih sangat jarang dilakukan oleh mahasiswa S1. Ini menjadi prestasi yang membanggakan dan harus terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” ungkapnya.
Dr. Nizaar juga menambahkan bahwa pihak fakultas dan universitas perlu memberikan perhatian lebih dalam bentuk dukungan pendanaan dan fasilitasi riset agar mahasiswa maupun dosen semakin termotivasi untuk aktif dalam publikasi ilmiah dan kegiatan akademik tingkat internasional.
Selain sesi pemaparan materi oleh narasumber utama, seminar ini juga menampilkan presentasi hasil penelitian dari para mahasiswa Kelas Riset FKIP UMMAT dan peserta dari kampus lain. Ragam topik yang dibahas meliputi teknologi dalam pendidikan bahasa, pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa, pendekatan berbasis STEAM, hingga integrasi nilai-nilai lokal dalam kurikulum.
Kegiatan ini tidak hanya menegaskan eksistensi FKIP UMMAT dalam dunia akademik internasional, tetapi juga menjadi wahana pembelajaran nyata bagi mahasiswa dalam mengasah keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen kegiatan ilmiah.
Dengan keberhasilan ini, Kelas Riset FKIP UMMAT semakin menegaskan dirinya sebagai pionir dalam pengembangan riset mahasiswa di tingkat nasional maupun internasional. Semangat kolaboratif, inovatif, dan progresif yang ditunjukkan para mahasiswa menjadi bukti bahwa generasi muda UMMAT siap bersaing di era global berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (HUMAS UMMAT).