UMMAT DAN UiTM KEMBANGKAN KERJASAMA INTERNASIONAL

UMMAT DAN UiTM KEMBANGKAN KERJASAMA INTERNASIONAL

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kerjasama internasional melalui program SeLOMBOK SUDARA 2.0, yang berkolaborasi dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Shah Alam, Malaysia. Program ini mengusung konsep kegiatan knowledge sharing, language exchange, dan charity work yang berlangsung selama beberapa hari di Lombok, dengan tujuan untuk memperkuat hubungan antarbangsa di bidang pendidikan, budaya, dan pengabdian masyarakat (01/10/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dari kedua institusi. dari UMMAT, hadir Rektor Drs. Abdul Wahab, M.A., yang didampingi oleh Wakil Rektor III, Dr. Erwin, M.Pd., Wakil Rektor IV, Dr. TGH. Zaenuddin, M.Pd.I., dan Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) dan Kerjasama, Asbah, M.Hum. Sementara dari UiTM Shah Alam, hadir Profesor Madya Dr. Nor Fazlin Mohd Ramli, Dekan Penyelidikan dan Jaringan Industri; Dr. Mohammad Radzi Manap; Puan Nurbaya Mohamad Aris; Puan Farina Nozakiah Tazijan, Ketua Akademi Pengajian Bahasa; serta Encik Mohd Faiz Zainal Abidin, Penasihat Program. Selain itu, turut hadir Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Akademi Pengajian Bahasa UiTM, Dr. Muhamad Zaidi bin Zakaria, yang turut menyampaikan apresiasinya atas kerjasama ini.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara seperti SeLOMBOK SUDARA 2.0. Menurutnya, program ini tidak hanya menjadi jembatan untuk memperluas wawasan akademik, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai solidaritas dan kemanusiaan melalui kegiatan sosial yang dijalankan bersama. “Kerjasama ini memperlihatkan komitmen kedua universitas dalam menciptakan generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu-isu sosial dan global,” tuturnya.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Akademi Pengajian Bahasa UiTM, Dr. Muhamad Zaidi bin Zakaria, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat jaringan internasional di kalangan mahasiswa. “Kami percaya bahwa melalui pertukaran budaya dan pengetahuan seperti ini, mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari interaksi langsung yang sangat berharga untuk pengembangan diri mereka di masa depan,” ungkapnya.

Setelah acara pembukaan, program dilanjutkan dengan sesi talkshow yang diikuti oleh mahasiswa dari kedua universitas. Diskusi ini membahas isu-isu terkini terkait pendidikan bahasa, keberagaman budaya, serta tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam era globalisasi. Salah satu topik yang menarik perhatian adalah peran penting bahasa sebagai jembatan budaya dan instrumen utama dalam mempererat hubungan antarnegara.

Pada sesi language exchange, para mahasiswa dari UMMAT dan UiTM terlibat dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan bahasa asing mereka, baik dalam bahasa Inggris, Melayu, maupun bahasa Indonesia. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar secara formal, tetapi juga berinteraksi secara langsung dalam suasana yang santai, memungkinkan mereka untuk mengasah kemampuan komunikasi lintas budaya dengan lebih efektif.

Puncak dari program SeLOMBOK SUDARA 2.0 adalah kegiatan charity work yang diadakan di beberapa daerah di Lombok. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dari kedua universitas dalam aksi sosial, seperti memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya di wilayah-wilayah terdampak bencana. Mahasiswa dari UMMAT dan UiTM bekerja sama dalam berbagai kegiatan sosial seperti pemberian bantuan sembako, pengajaran anak-anak, hingga kegiatan gotong royong dalam membersihkan fasilitas umum.

Program SeLOMBOK SUDARA 2.0 ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam penguatan kerjasama antara UMMAT dan UiTM, serta memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan kompetensi mahasiswa di kedua universitas. Dengan adanya program ini, diharapkan kolaborasi serupa dapat terus dilanjutkan di masa depan untuk memperluas jejaring akademik dan sosial di tingkat internasional.

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menutup acara dengan harapan agar program ini terus dikembangkan dan menjadi contoh bagi kerjasama internasional lainnya. “Kami berharap program ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang dan menjadi inspirasi bagi universitas lain untuk turut serta dalam kegiatan yang tidak hanya meningkatkan kompetensi akademik, tetapi juga nilai kemanusiaan dan solidaritas,” pungkasnya (HUMAS UMMAT).

UMMAT DAN UiTM KEMBANGKAN KERJASAMA INTERNASIONAL

DORONG KEMAJUAN EKONOMI DESA BELEKA LEWAT LEGALITAS USAHA, UMMAT JALIN KERJASAMA DENGAN DINAS KESEHATAN LOBAR

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali merealisasikan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) dengan mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan melalui kolaborasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dalam program pendampingan pendaftaran legalitas usaha bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Desa Beleka. Program ini merupakan bagian dari Pengabdian Kemitraan Masyarakat yang didanai Hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2024, dengan fokus membantu pelaku UKM memperoleh legalitas usaha resmi sesuai regulasi pemerintah, sehingga mereka dapat mengakses berbagai sumber daya, seperti permodalan, pelatihan, serta pasar yang lebih luas (02/10/2024).

Tim UMMAT, yang terdiri dari dosen-dosen berpengalaman seperti Syirril Ihromi, MP; Dr. Nurhayati; dan Dr. Ibrahim, bersama dengan mahasiswa, secara intensif memberikan pendampingan kepada masyarakat Desa Beleka. Bimbingan yang diberikan mencakup prosedur pendaftaran usaha, penyusunan dokumen administratif, hingga persyaratan kesehatan produk, khususnya yang berbasis makanan dan minuman. “Kolaborasi dengan narasumber dari Dinas Kesehatan, yakni Ibu Dyah Hesti Nurul Adha, sangat penting, terutama karena banyak produk usaha desa berbasis kuliner yang memerlukan sertifikasi kesehatan agar bisa dipasarkan secara legal,” ungkap Ketua Tim Pengabdian, Syirril Ihromi.

Pendampingan ini tidak hanya berhenti pada aspek teknis legalitas usaha, tetapi juga menekankan pentingnya kesadaran pelaku usaha akan dampak legalitas dalam meningkatkan kepercayaan konsumen. Dengan memperoleh legalitas, produk dari Desa Beleka memiliki peluang untuk menembus pasar yang lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional. Produk yang telah terdaftar secara resmi memungkinkan pelaku usaha mendapatkan akses ke berbagai kesempatan, seperti kemitraan dengan usaha besar, serta peluang mengikuti program pemerintah atau swasta yang mendukung pengembangan UKM.

“Legalitas usaha adalah kunci untuk membuka pintu-pintu kesempatan bagi pelaku usaha kecil dan menengah,” jelas Syirril Ihromi. “Dengan dukungan ini, kami berharap para pelaku usaha di Desa Beleka dapat mengoptimalkan potensinya dan membawa produk mereka ke level yang lebih tinggi,” tambahnya.

Dinas Kesehatan Lombok Barat memainkan peran penting dalam program ini, terutama dalam melakukan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan oleh pelaku UKM. Narasumber dari Dinas Kesehatan, Dyah Hesti Nurul Adha, menjelaskan bahwa setiap produk makanan dan minuman yang diproduksi di Desa Beleka harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku. Pengawasan dan sertifikasi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan tidak hanya menjamin keamanan produk bagi konsumen, tetapi juga menjadi syarat penting dalam proses perizinan produk untuk dapat dipasarkan secara resmi di pasar lokal maupun nasional.

Sertifikasi kesehatan ini menjadi salah satu nilai tambah yang sangat penting bagi pelaku usaha. Dengan adanya sertifikasi, produk yang dihasilkan tidak hanya aman dikonsumsi, tetapi juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasaran. Ini juga akan memudahkan pelaku usaha dalam menjangkau konsumen yang lebih luas dan beragam.

Kepala Desa Beleka, Islahuddin, S.IP, mengungkapkan bahwa program ini memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan ekonomi desa. “Kolaborasi antara UMMAT dan Dinas Kesehatan Lombok Barat ini sangat kami apresiasi. Dengan adanya legalitas yang kuat, UKM di desa kami tidak hanya dapat berkembang lebih mandiri, tetapi juga berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” ujarnya. Ia berharap bahwa program ini akan menjadi awal dari langkah-langkah strategis yang lebih besar dalam pemberdayaan ekonomi desa.

Lebih lanjut, Islahuddin juga menegaskan pentingnya peran pemerintah dan perguruan tinggi dalam mendukung pemberdayaan masyarakat desa melalui program-program yang berkelanjutan. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Rektor UMMAT dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMMAT, serta memberikan apresiasi tinggi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi atas dukungan pendanaan untuk program ini.

Program Hibah Pengabdian Kemitraan Masyarakat ini merupakan salah satu bentuk dukungan nyata dari pemerintah dalam upaya pemberdayaan UKM berbasis masyarakat. Dengan adanya pendampingan dan bimbingan dari akademisi dan instansi terkait, pelaku usaha di pedesaan dapat lebih memahami pentingnya legalitas dan peraturan yang berlaku, sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya secara profesional dan berkelanjutan.

Legalitas usaha tidak hanya memberikan keuntungan dari sisi akses terhadap modal dan pasar, tetapi juga menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan daya saing produk di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Melalui sinergi antara UMMAT, Dinas Kesehatan Lombok Barat, dan masyarakat desa, program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem usaha yang sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Ke depannya, UMMAT dan Dinas Kesehatan Lombok Barat berkomitmen untuk terus mendampingi pelaku usaha di Desa Beleka dalam proses pengembangan usaha mereka. Program-program lanjutan yang direncanakan meliputi pelatihan manajemen usaha, akses ke teknologi produksi yang lebih baik, serta pendampingan pemasaran yang lebih intensif. Dengan kolaborasi yang berkelanjutan, Desa Beleka diharapkan dapat menjadi contoh desa mandiri yang sukses dalam pemberdayaan ekonomi berbasis UKM, serta mampu bersaing di tingkat nasional.

Kolaborasi ini tidak hanya memberikan dampak langsung terhadap pelaku usaha, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa UMMAT untuk terlibat dalam pengabdian masyarakat yang aplikatif dan bermanfaat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat berkontribusi secara nyata dalam pengembangan ekonomi lokal, sekaligus mengasah kemampuan mereka dalam memecahkan masalah-masalah nyata di lapangan (HUMAS UMMAT).

UMMAT DAN UiTM KEMBANGKAN KERJASAMA INTERNASIONAL

UMMAT SAMBUT DUA MAHASISWA INTERNASIONAL DARI SUDAN, WUJUDKAN VISI MENUJU KAMPUS KELAS DUNIA

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) semakin mengukuhkan posisinya sebagai perguruan tinggi dengan jejaring global yang kuat. Pada tahun akademik ini, UMMAT menerima dua mahasiswa internasional asal Sudan, Mazin Abazar Awad Abdalla dan Mohamed Omer Mohamed Ibrahim. Keduanya memilih UMMAT sebagai tempat melanjutkan pendidikan tinggi di bidang Ekonomi Syariah dan Administrasi Bisnis. Penerimaan ini menjadi langkah nyata UMMAT dalam memperluas skala internasional serta meningkatkan kerjasama lintas negara (23/09/2024).

Rektor UMMAT, Drs. Abdul Eahab, MA., mengungkapkan kebanggaannya atas kedatangan mahasiswa internasional dari Sudan tersebut. “Kami dengan senang hati menerima kehadiran Mazin dan Mohamed sebagai bagian dari keluarga besar UMMAT. Ini adalah bukti bahwa universitas kami semakin diakui di tingkat internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Kami berharap mereka bisa menjalani pendidikan dengan baik di sini dan turut berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang Ekonomi Syariah dan Administrasi Bisnis,” ungkapnya.

Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. TGH, Zaenuddin, M.Pd.I., menegaskan bahwa UMMAT senantiasa berupaya memberikan fasilitas dan dukungan maksimal bagi mahasiswa internasional. Selain program akademik yang terstruktur, UMMAT juga menyediakan berbagai program pendukung seperti pelatihan bahasa Indonesia dan program adaptasi budaya untuk membantu mahasiswa internasional merasa nyaman dan bisa berbaur dengan lingkungan kampus.

“Kami akan mendampingi Mazin dan Mohamed dalam proses adaptasi mereka. Di samping itu, kami juga berencana untuk terus meningkatkan jumlah mahasiswa internasional yang belajar di UMMAT, khususnya dari negara-negara yang memiliki hubungan sejarah dan kultural yang erat dengan Indonesia seperti Sudan,” ujarnya.

Kehadiran mahasiswa internasional seperti Mazin dan Mohamed dinilai dapat memperluas wawasan mahasiswa lokal serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan dinamis. Selain itu, Rektor UMMAT berharap bahwa kolaborasi ini juga dapat mempererat hubungan antara institusi pendidikan di Indonesia dan Sudan.

“Hubungan antara Indonesia dan Sudan, terutama di sektor pendidikan, sangat strategis. Kami berkomitmen untuk terus membangun kerjasama yang saling menguntungkan, tidak hanya dalam pertukaran mahasiswa tetapi juga dalam penelitian bersama, konferensi internasional, dan berbagai program akademik lainnya,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan komitmen terhadap pengembangan pendidikan global, UMMAT berupaya memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa internasional untuk berkontribusi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan membangun jaringan yang lebih kuat antara Indonesia dan negara-negara sahabat.

Dengan diterimanya Mazin dan Mohamed, UMMAT berharap dapat terus menarik minat mahasiswa dari berbagai negara lainnya. Hal ini juga merupakan cerminan dari visi UMMAT untuk menjadi universitas yang tidak hanya unggul secara lokal, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global.

Kedua mahasiswa asal Sudan ini pun optimis bahwa pengalaman mereka di UMMAT akan memberikan nilai tambah bagi pendidikan dan karier mereka di masa depan. Mereka juga berharap bisa memperluas pengetahuan, memperkaya pengalaman budaya, serta membangun jaringan internasional selama menjalani studi di Indonesia (HUMAS UMMAT).

UMMAT DAN UiTM KEMBANGKAN KERJASAMA INTERNASIONAL

TINGKATKAN KEMAPANAN UMAT, STAFF KHUSUS MENTERI SOSIAL BEKERJA SAMA DENGAN UMMAT SERAHKAN ALAT BANTU DISABILITAS

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat solidaritas umat, bersama Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) menyelenggarakan kegiatan penyerahan alat bantu disabilitas dengan tajuk “Filantropi Islam dalam Meningkatkan Kemapanan Ummat.” Acara ini dihadiri oleh Dr. Faozan Amar, MM., Staff Khusus Menteri Sosial RI, yang sekaligus menjadi narasumber utama (31/08/2024).

Acara ini dimulai dengan proses pengajuan penerima bantuan yang kemudian diikuti dengan verifikasi data oleh pihak balai sentra paramita NTB. Setelah data diverifikasi, dilakukan assessment kebutuhan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima. Setelah semua prosedur tersebut, dilakukan kuliah umum yang dibawakan oleh Dr. Faozan Amar, MM., yang mengupas tentang peran filantropi Islam dalam membantu sesama dan membangun kekuatan umat.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM NTB), Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif ini. “Kegiatan ini sangat penting dalam upaya kita membangun kekuatan umat melalui pendekatan filantropi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan, sekaligus menginspirasi lebih banyak lagi tindakan nyata untuk membantu sesama,” ujarnya.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyerahan alat bantu disabilitas kepada 25 penerima yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebanyak 16 Orang dan Lombok Tengah (Loteng) sebanyak 9 Orang. Bantuan yang diserahkan berupa kursi roda dan alat bantu dengar, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para penerima.

Dr. Faozan Amar, MM., dalam kuliah umumnya menekankan bahwa filantropi Islam adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama. “Filantropi Islam bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang membangun kemapuan umat dengan memberikan dukungan moral dan semangat untuk terus berjuang. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa melalui filantropi, umat Islam dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya.

Di era modern ini, filantropi Islam harus lebih dari sekedar aksi karitatif. Ini adalah panggilan untuk memberdayakan, membangun kemandirian, dan memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisiknya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat. Dengan bantuan ini, kita berharap penerima dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalani kehidupan”, lanjutnya

Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun organisasi keagamaan, dalam memajukan misi filantropi ini. “Kita semua memiliki peran untuk memainkan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai lebih banyak dan memberikan dampak yang lebih besar pada masyarakat yang membutuhkan”, tambahnya.

Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan penguatan peran umat Islam dalam membangun solidaritas sosial. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga lebih banyak lagi saudara-saudara kita yang merasakan manfaatnya.

Dengan adanya kegiatan ini, UMMAT bersama Kemensos RI dan PWM NTB berkomitmen untuk terus menggalakkan aksi-aksi sosial yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan khusus seperti para penyandang disabilitas (HUMAS UMMAT).

UMMAT DAN UiTM KEMBANGKAN KERJASAMA INTERNASIONAL

UMMAT TUAN RUMAH TRAINING INTERNASIONAL TEKNOLOGI PERTAMBANGAN BATU BARA, MAHASISWA SIAP GALI ILMU DAN PENGALAMAN DARI AHLI JEPANG

Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan menjadi tuan rumah Training Transfer Pengetahuan tentang Teknologi Pertambangan Batu Bara. Acara yang diselenggarakan dari tanggal 3 hingga 5 September 2024 ini merupakan kolaborasi internasional antara Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Geologi, Mineral, dan Batu Bara (PPSDM Geominerba ESDM), (03/09/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian di bidang energi dan sumber daya mineral, khususnya dalam teknologi pertambangan batu bara. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan dosen UMMAT, serta menghadirkan para pakar dari Jepang yang siap berbagi ilmu dan pengalaman.

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan UMMAT, Bedy Fara Aga Matrani, S.T., M.T., menyatakan kebanggaannya atas terselenggaranya training ini. “Kami sangat antusias dengan adanya pelatihan ini. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, kami memang telah melakukan MoU bersama ESDM pada awal tahun lalu. Kegiatan ini difasilitasi oleh ESDM, termasuk studi kunjungan eksklusi tambang bawah tanah di Sawahlunto kemarin. Dari kegiatan ini besar harapannya dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam pengelolaan teknologi bawah tanah batu bara”, ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga bagian dari upaya peningkatan kompetensi mahasiswa. “Kegiatan ini akan menjadi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) bagi mahasiswa karena acara ini berskala internasional dan langsung mendatangkan tiga narasumber dari Jepang”, tambahnya.

Rektor UMMAT yang diwakili oleh Wakil Rektor I UMMAT, Dr. Harry Irawan Johary, S.Hut., M.Si., juga menyoroti pentingnya pelatihan ini bagi mahasiswa sebagai calon profesional di bidang pertambangan. “Mahasiswa kita sekarang adalah generasi emas NTB yang nantinya akan mengelola tambang di wilayah ini. Beberapa isu penting seperti keselamatan kerja, perubahan iklim, dan pertambangan yang ramah lingkungan harus kita pelajari untuk pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan”, jelasnya.

Pada hari pertama pelatihan, Assoc. Prof. Takashi Sasaoka dari Kyushu University memberikan paparan mengenai teknologi penambangan dan keselamatan tambang bawah tanah. Beliau membagikan pengalaman tentang pengembangan batu bara di Indonesia, metode penambangan, sistem penyanggaan menggunakan roofbolt, subsidence, serta transisi dari tambang terbuka menuju tambang bawah tanah. “Penting untuk memahami berbagai metode dan teknologi dalam pertambangan, terutama ketika kita berbicara tentang transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, yang memerlukan keahlian dan perhatian ekstra,” ujarnya.

Pelatihan akan berlanjut dengan berbagai sesi menarik lainnya. Pada hari kedua dan ketiga, Achmad Soefulloh akan menjelaskan mengenai UU dan Peraturan Keselamatan Pertambangan di Indonesia, sementara Yoshihisa Shimoda akan mengulas tentang fenomena Swabakar (Spontaneous Combustion) di tambang bawah tanah, sebuah isu penting yang sering dihadapi dalam operasi pertambangan batu bara.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mahasiswa UMMAT dapat menggali lebih ilmu dan pengalaman langsung dari para ahli, serta siap menghadapi tantangan di industri pertambangan dengan lebih kompeten dan professional tingkat ASEAN (HUMAS UMMAT).