Mataram, 3 Februari 2025 – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) secara resmi melepas mahasiswa peserta Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I Tahun 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk observasi dan pengenalan budaya sekolah sebagai bagian dari upaya mempersiapkan calon pendidik yang profesional dan berintegritas.
Pada tahun ini, sebanyak 40 sekolah menjadi lokasi tujuan bagi mahasiswa untuk melakukan PLP I. Sekolah-sekolah tersebut meliputi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, termasuk di antaranya SD Aisyiyah 1 Mataram, SD Aisyiyah 2 Mataram, SD Negeri 4 Bajur Lombok Barat, SD IT Anak Soleh 1 Mataram, SD Muhammadiyah Mataram, SD Negeri 25 Mataram, SD Negeri 1 Cakranegara, SD Negeri 15 Mataram, SD Negeri 38 Mataram, SD Negeri 2 Kuranji Mataram, SD Negeri 26 Mataram, SD Negeri 28 Mataram, SD Negeri 35 Ampenan, SD Negeri 4 Bajur Mataram, SD Negeri 1 Labuapi, SD Negeri 1 Banyumulek, SD Negeri 46 Ampenan, SD Negeri 48 Ampenan, SD Negeri 23 Ampenan, SD IT Anak soleh 2 Mataram, SD Negeri 2 Labuapi, SD Negeri 13 Ampenan, SD Negeri 13 Mataram, SD Negeri 1 Mataram, SD Negeri 2 Mataram, MA Assohwah Al-Islamiyah, MA Nurul Jannah, SMK Negeri 5 Mataram, SMP IT Assohwah Al-Iskamiyah, SMP IT Anak Soleh, SMP Muhammadiyah Mataram, SMP Negeri 11 Mataram, SMP Negeri 13 Mataram, SMP Negeri 1 Labuapi, SMP Negeri 2 Labuapi, SMP Negeri 21 Mataram, SMP Negeri 9 Mataram, SMA Negeri 4 Mataram, SMA Negeri 2 Mataram. Dengan jumlah peserta yang cukup banyak, FKIP UMMAT berupaya memastikan seluruh mahasiswa dapat menjalankan tugasnya dengan optimal dan mendapatkan pengalaman yang berharga.
Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhamad Nizaar, M.Pd., Si., menyampaikan bahwa kegiatan PLP I ini akan berlangsung selama 15 hari, mulai dari 3 Februari hingga 15 Februari 2025. Sebelum pelepasan, mahasiswa telah mendapatkan pembekalan pada tanggal 30 Januari 2025 untuk memastikan kesiapan mereka dalam menjalani program ini. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa agar menjaga sikap selama berada di lingkungan sekolah dan menjunjung tinggi etika sebagai calon pendidik. “Kami berharap para mahasiswa dapat mengamati dan memahami bagaimana suasana sekolah secara langsung, serta menjadikan pengalaman ini sebagai landasan dalam pembentukan karakter dan profesionalisme mereka di dunia pendidikan,” tambahnya.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., turut memberikan arahan dan harapan bagi mahasiswa peserta PLP I. Beliau menekankan pentingnya menjaga perilaku yang baik dan menjaga nama baik almamater selama berada di sekolah. “Sebagai calon guru, menjaga etika dan perilaku merupakan hal yang harus dijaga agar perjalanan selama 15 hari ini berjalan dengan lancar dan membawa manfaat bagi semua pihak,” ujarnya. Selain itu, Rektor juga mengapresiasi antusiasme mahasiswa dalam mengikuti program ini dan berharap mereka dapat memberikan kontribusi positif selama berada di sekolah.
Salah satu peserta PLP I, Dian Fadilah, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), mengungkapkan rasa antusiasnya dalam mengikuti program ini. “Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk terjun langsung ke sekolah dan mengamati bagaimana sistem pembelajaran berlangsung. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami sebagai calon pendidik,” tuturnya.
Dengan adanya kegiatan PLP I ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman berharga mengenai dinamika lingkungan sekolah, memahami peran guru secara lebih mendalam, serta membangun hubungan yang baik dengan siswa, guru, dan tenaga kependidikan di sekolah tempat mereka mengabdi sementara waktu. UMMAT terus berkomitmen untuk mencetak calon pendidik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan siap terjun ke dunia pendidikan dengan penuh dedikasi (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI), berkolaborasi dengan Protection Gender Inclusion (PGI) Relawan, menyelenggarakan kampanye bertajuk “Anti Kekerasan terhadap Perempuan”. Kegiatan ini diikuti oleh 90 peserta yang berasal dari berbagai organisasi UKM KSR di Mataram, seperti KSR PMI Universitas Nahdatul Ulama NTB, KSR PMI Universitas Islam Negeri Mataram, KSR PMI Universitas 45 Mataram, KSR PMI Universitas Pendidikan Mandalika, KSR PMI Universitas Mataram, dan KSR PMI Universitas Bumi Gora (23/12).
Ketua Umum KSR PMI UMMAT, Farischa Magfiratun Ramadhani, menjelaskan bahwa kampanye ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai bahaya dan dampak kekerasan terhadap perempuan. Menurutnya, kekerasan terhadap perempuan adalah isu serius yang membutuhkan perhatian semua pihak, khususnya generasi muda yang menjadi penggerak perubahan di masa depan.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada peserta tentang kekerasan gender, dampaknya, dan cara melawannya. Harapan kami, mahasiswa tidak hanya menjadi agen perubahan, tetapi juga mampu menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan,” ungkap Farischa.
Farischa juga menegaskan pentingnya peran kampus dalam upaya ini, termasuk dengan menyusun kebijakan yang tegas terhadap kasus kekerasan, memberikan edukasi berkelanjutan tentang kekerasan gender, serta menyediakan perlindungan bagi mahasiswa yang menjadi korban.
Ketua PGI Relawan, Bapak Zulfakar, menekankan pentingnya keberanian para korban kekerasan untuk berbicara dan melaporkan kasus yang mereka alami. “Tujuan utama kami adalah mencegah terulangnya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Melalui kampanye ini, kami berharap siapa pun yang menjadi korban kekerasan seksual berani untuk speak up dan melapor kepada pihak berwajib,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk bersama-sama melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat luas.
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin, M.Pd., yang turut hadir dalam kegiatan ini, memberikan apresiasi atas kolaborasi antara KSR PMI UMMAT dan PGI Relawan. Ia menyatakan bahwa kampus mendukung penuh kegiatan yang bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan inklusif.
“Kekerasan terhadap perempuan adalah masalah serius yang harus kita lawan bersama. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk memperkuat kesadaran dan komitmen semua pihak, khususnya civitas akademika UMMAT, dalam melawan kekerasan terhadap perempuan,” tegasnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan sesi diskusi interaktif, di mana peserta dapat berbagi pandangan, pengalaman, serta ide-ide untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan bebas dari kekerasan. Dalam sesi ini, berbagai pertanyaan dan tanggapan dari peserta menambah antusiasme dan kebermanfaatan acara.
Acara ini ditutup dengan deklarasi bersama untuk melawan kekerasan terhadap perempuan, disertai ajakan untuk menyebarkan semangat positif kepada komunitas masing-masing. Kampanye ini bukan hanya menjadi momentum penting bagi UKM KSR PMI UMMAT dan PGI Relawan, tetapi juga menegaskan komitmen mereka dalam menciptakan perubahan nyata di masyarakat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) melalui Lembaga Kerja Sama dan Kantor Urusan Internasional (KUI) telah sukses menggelar Workshop Peningkatan Program Mobilitas Internasional Civitas Akademika. Workshop ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat program internasionalisasi di lingkungan UMMAT dalam rangka mewujudkan visi universitas yang unggul dan berdaya saing di kawasan ASEAN pada tahun 2028 (24/08/2024).
Workshop yang berlangsung dengan penuh antusias ini mengangkat berbagai topik krusial seperti program internasional dan hibah internasional, monitoring dan evaluasi (monev) kerja sama, Indikator Kinerja Utama (IKU) 6, izin belajar mahasiswa asing, hingga program Muhammadiyah Global Mobility. Tujuan utamanya adalah memperkuat kapasitas UMMAT dalam menghadapi tantangan global di dunia pendidikan tinggi.
Wakil Rektor IV UMMAT, Dr. H. Zaenuddin, M.Pd.I, menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama internasional untuk mencapai visi universitas yang diharapkan. “Kegiatan ini sangat penting untuk memperluas jaringan kerja sama internasional UMMAT, khususnya di kawasan ASEAN. Dengan peningkatan mobilitas internasional, kita akan mampu bersaing secara global dan membawa UMMAT ke panggung internasional,” ungkapnya.
Sesi workshop dipandu oleh Asbah, M.Hum, Kepala KUI dan moderator acara, yang menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dalam bidang internasionalisasi pendidikan tinggi. Salah satu pembicara, Mr. Thomas Harding, dalam paparannya menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing di kalangan civitas akademika UMMAT. “Untuk meningkatkan daya saing global, website UMMAT harus bilingual, promosi-promosi harus dalam bahasa asing yang dimengerti oleh calon mahasiswa asing sasaran atau minimal bahasa arab dan bahasa inggris,” ujarnya.
Ida Puspita, M.A. Res, Koordinator KUI PTMA Fasilitator program ICT dan IISMA Kemendikbud RI, juga sebagai narasumber utama, menjelaskan pentingnya perguruan tinggi untuk terlibat aktif dalam kegiatan berskala internasional. Menurutnya, internasionalisasi merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kualitas akademik dan reputasi global perguruan tinggi. “Internasionalisasi dapat diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti pembukaan kelas internasional, kerja sama penelitian dengan universitas asing, program pertukaran pelajar, dan publikasi ilmiah internasional,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa globalisasi telah menciptakan dunia tanpa batas, yang memaksa institusi pendidikan tinggi untuk beradaptasi dengan realitas ini. Dalam era Global Village dan komunitas ekonomi ASEAN, perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang memiliki perspektif internasional dan mampu bersaing di pasar global. Ini relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman global,” jelasnya.
Dalam sesi berikutnya, Dr. Junaidin, M.Pd, Sekretaris APMU PTMA sekaligus Kepala LPMI UMMAT, membahas tentang pentingnya monitoring dan evaluasi mutu kerja sama untuk menjaga kualitas kemitraan internasional. “Kerja sama yang berkualitas memberikan manfaat besar bagi program studi, terutama dalam hal peningkatan kinerja tridharma perguruan tinggi, serta mendukung proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” paparnya.
Junaidin menambahkan bahwa monev kerja sama di UMMAT telah dilengkapi dengan instrumen yang mengukur efektivitas kerja sama di berbagai bidang, seperti pengembangan SDM, teknologi, dan keuangan. “Target kami adalah mencapai 30% kerja sama internasional, sementara 35% lainnya terdiri dari kerja sama lokal dan nasional. Dengan demikian, kami dapat menciptakan sinergi yang kuat antara UMMAT dan mitra internasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan lain, DR.Hilman Syahrial Haq, SH.L.LM., Dekan Fakultas Hukum UMMAT, juga turut menyampaikan pandangannya terkait internasionalisasi di tingkat fakultas. Menurutnya, setiap fakultas di UMMAT perlu memiliki kuota untuk mahasiswa asing sebagai bagian dari upaya menuju internasionalisasi yang lebih kuat. “Kami sudah mempersiapkan borang selama sepuluh tahun terakhir untuk mendukung internasionalisasi, dan saat ini sedang diupayakan agar setiap fakultas bisa menarik mahasiswa asing,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat kampus, termasuk Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Drs. Amil, MM, yang menyampaikan tantangan anggaran dalam mendukung internasionalisasi. “Program internasionalisasi memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, dan ini menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kami terus berusaha mencari solusi untuk mendanai program ini agar dapat berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Asbah, M.Hum menegaskan bahwa Mahasiswa UMMAT harus terus menyiapkan diri untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra luar negeri, ini ikhtiar terus menerus yang harus dilakukan agar sampai pada tujuan internasionalisasi. Oleh karena itu, program Muhammadiyah Global Mobility kita harus dukung bersama,” tutupnya.
Dengan pelaksanaan workshop ini, UMMAT semakin mantap dalam langkahnya untuk mewujudkan visi unggul dan berdaya saing di tingkat ASEAN, serta berkontribusi aktif dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi global (HUMAS UMMAT).
Mataram, Berlian Wahyu Rizaldi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), mencatatkan prestasi gemilang di kancah internasional. Berlian, yang saat ini duduk di semester 7 Jurusan Ilmu Hukum, berhasil meraih penghargaan The Most Adaptive Delegate dalam ajang International Youth Action and Conference (IYEC) ke-7 yang digelar di tiga negara, yakni Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kegiatan ini berlangsung selama 7 hari, terhitung dari 24 hingga 29 Mei 2024, dengan diikuti oleh 77 delegasi pemuda dari berbagai negara.
Ajang IYEC 7 menjadi wadah bagi pemuda dari berbagai negara untuk saling berbagi gagasan dan merumuskan solusi bersama terkait isu-isu global, terutama yang berkaitan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Berlian bersama timnya fokus pada SDG’s Point 16 yang bertemakan perdamaian, keadilan, dan penguatan kelembagaan. Di balik prestasi yang diraihnya, Berlian mengaku menghadapi beberapa tantangan sebelum dan selama acara berlangsung.
“Tantangan terbesar yang saya hadapi sebelum kegiatan ini adalah membangun komunikasi yang baik dengan teman-teman kelompok yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang. Kami harus mempersiapkan proyek SDG’s Point 16 secara bersama-sama, dan ini membutuhkan adaptasi yang cukup besar dari segi komunikasi dan koordinasi,” ungkapnya. “Namun, Ia belajar bahwa dengan tekad dan keterbukaan, semua tantangan dapat dilalui.
Selama kegiatan berlangsung, Berlian juga dihadapkan pada tantangan beradaptasi dengan lingkungan internasional yang baru. Namun, dengan semangat dan kerja keras, ia tidak hanya mampu menyesuaikan diri, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam setiap sesi diskusi dan lokakarya yang diadakan. Atas usahanya yang luar biasa, Berlian dianugerahi penghargaan sebagai The Most Adaptive Delegate dari seluruh peserta.
International Youth Action and Conference ini tidak hanya menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun jejaring internasional antar pemuda dari berbagai negara. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berkolaborasi dalam memecahkan berbagai tantangan global, khususnya yang berkaitan dengan perdamaian, keadilan, dan penguatan kelembagaan yang kuat.
Berlian Wahyu Rizaldi berharap bahwa pengalaman dan prestasinya ini dapat menginspirasi mahasiswa UMMAT lainnya untuk turut berani mencoba hal-hal baru, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Saya sangat berharap seluruh mahasiswa UMMAT bisa memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru, menjalin kolaborasi dengan pemuda-pemuda di berbagai belahan dunia, dan membawa nama besar UMMAT ke level internasional melalui prestasi mereka,” ujarnya. Selain itu, Ia juga berharap UMMAT terus mendukung dan memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk berkembang dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan global.
Penghargaan yang diraih oleh Berlian menunjukkan bahwa mahasiswa UMMAT tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama UMMAT di mata dunia.
Selain tantangan yang dihadapi, Berlian juga mengungkapkan rasa syukur atas dukungan yang diterimanya, baik dari keluarga, teman-teman, maupun pihak kampus yang telah memfasilitasi partisipasinya dalam kegiatan internasional ini. “Saya berterima kasih kepada UMMAT yang telah memberikan dukungan penuh, baik dalam persiapan maupun selama kegiatan berlangsung. Dukungan ini sangat berarti bagi saya dalam menjalani seluruh proses, sehingga bisa memberikan yang terbaik dan mengharumkan nama UMMAT di tingkat internasional,” tambahnya.
IYEC 7 tidak hanya memberikan pengalaman yang berharga bagi Berlian, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional yang lebih luas. Melalui proyek SDG’s Point 16 yang ia presentasikan bersama tim, Berlian belajar banyak tentang pentingnya penguatan kelembagaan yang adil dan inklusif, serta pentingnya peran pemuda dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Dengan semangat kolaborasi global dan kemampuan adaptasi yang kuat, Berlian Wahyu Rizaldi telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia, khususnya UMMAT, mampu berkiprah di panggung internasional. Prestasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan membawa nama baik UMMAT di kancah dunia.
UMMAT, sebagai institusi pendidikan yang selalu mendukung pengembangan potensi mahasiswa, turut berbangga atas pencapaian Berlian. Dukungan kampus dalam memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan internasional menjadi salah satu upaya UMMAT dalam mencetak generasi muda yang siap bersaing secara global.
Ke depan, Berlian berharap agar lebih banyak mahasiswa UMMAT yang dapat mengikuti jejaknya, berani mencoba hal-hal baru, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk mengembangkan diri di tingkat internasional. Dengan begitu, ia yakin bahwa prestasi mahasiswa UMMAT akan terus mendunia, seiring dengan meningkatnya jejaring dan kolaborasi di kancah global (HUMAS UMMAT).