Mataram — Tekad yang kuat mengantarkan Anisa Dwi Rizki Aprilia mahasiswi prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FATEK UMMAT masuk sebagai salah satu peraih beasiswa IISMA AWARDEE 2022 di Universitas Pompeu Fabra Barcelona Spanyol. IISMA sendiri kepanjangan dari Indonesian International Mobility Awards. IISMA adalah salah satu program Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk berkuliah di kampus terbaik di luar negeri.

Diwawancara secara khusus mahasiswi semester 6 ini mengungkapkan perasaannya yang tidak bisa dijelaskan antara senang, terharu, dan tidak percaya. Karena selama ini dirinya selalu keep low expectation. Jadi, tidak pernah berekspektasi tinggi, karena tidak mau terlalu kecewa dengan hasilnya, tapi harus tetap optimis.

“Ngomongin tentang IISMA, banyak banget dramanya. Pertama kali saya mendengar tentang IISMA itu tahun lalu. Saat itu, saya menjadi salah satu perwakilan dari prodi sekaligus fakultas saya. Untuk menjadi salah satu peserta yang mewakili kampus, saya harus mengikuti beberapa seleksi terlebih dahulu yang diadakan kampus,” tutur gadis berusia 22 tahun ini.

Lebih lanjut untuk menjadi salah satu peserta yang mewakili kampus di IISMA yaitu sistemnya kampus menyeleksi terlebih dahulu, apabila memenuhi syarat baru nanti akan direkomendasikan. Dan Alhamdulillah, Anisa Dwi Rizki Aprilia yang akrab disapa Nisa terpilih menjadi salah satunya. Namun, kadang rencana tidak sejalan dengan kenyataan, karena ada suatu hal ia gagal mengikuti IISMA pada tahun lalu.

“Saya cukup sedih akan hal itu, karena saya sudah mempersiapkan banyak hal. Jadi, saya mencoba bangkit dan berusaha untuk terus berjalan. Kemudian ada suatu masa, saya merasa bahwa Allah mungkin saja memberikan saya kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Oleh karena itu, saya selalu berusaha mengambil setiap peluang yang ada,” imbuhnya.

Ada banyak hal yang dikerjakan selama menunggu IISMA. Pada tahun lalu, Ia mencoba untuk magang di Kementerian ATR/BPN, bahkan Ia juga sempat mengikuti himpunan. Dan pada tahun ini, mahasiswi berusia 22 tahun ini berkesempatan untuk menerbitkan dua tulisannya pada salah satu platform menulis.

“Jadi, saya mencoba memanfaatkan hal-hal tersebut sebaik mungkin, dan tanpa saya sadari, pengalaman-pengalaman tersebut akan menjadi hal yang berguna yang dapat saya ceritakan dalam menulis essay IISMA. Jadi, pengalaman-pengalaman tersebut secara tidak langsung menjadi nilai tambah,” ungkapnya.

Hingga pada bulan Maret lalu, IISMA kembali dibuka dan hal ini membangkitkan semangatnya untuk kembali mengikuti seleksi seperti tahun lalu walaupun untuk tahun ini Ia menemukan persyaratannya jauh lebih banyak. Hal ini dikarenakan panitia lebih selektif dalam memilih awardee. Jadi, Ia harus berkutat kembali dengan beberapa dokumen tambahan, dan secara bersamaan juga harus tetap fokus berkuliah.

“Dengan situasi tersebut, saya harus cepat beradaptasi dengan keadaan setelahnya, dan saya tidak boleh terlarut dalam hal itu. Gak berhenti sampai situ, saya juga harus mengikuti interview bahkan sehari setelah ujian kebhinekaan selesai. Semuanya terasa cepat. Hingga hari pengumuman tiba. Alhamdulillah, saya menjadi salah satu awardee Universitas Pompeu Fabra di Spanyol,” tuturnya dengan semangat.

Di akhir wawancara ketika ditanya apa rencana kedepan setelah menerima beasiswa IISMA 2022, gadis kelahiran Mataram ini mengatakan ingin fokus pendidikan terlebih dahulu, menyelesaikan kuliah di UMMAT dan di spanyol tentunya. Tapi, tidak menutup kemungkinan kedepannya Ia akan mencoba hal-hal lain. Di samping itu juga akan mensosialisasikan program ini di kampus agar program dan beasiswa ini tidak hanya berhenti di dirinya saja, tetapi bisa dirasakan oleh teman-teman lainnya. (Humas UMMAT)

MATARAM – Universitas Muhammadiyah Mataram berkolaborasi dengan NGO Dark Bali, Unbound Indonesia, dan Yayasan Generasi Bisa menggelar Pelatihan dan Sosialisasi Pengetahuan Dasar Tindak Pidana Perdagangan Orang, Bahaya dan Pencegahan Pernikahan Anak. Kegiatan pelatihan berlangsung di Auditorium H. Anwar Ikraman UMMAT dari tanggal 17 sampai 18 Mei 2022 tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., sekaligus membuka acara yang didampingi Kadis DP3AP2KB dan Kadis Disnakertrans Prov NTB. Adapun Tema Pencegahan Human Trafficing dan Child Merriage. Peserta pelatihan berasal dari mahasiswa, tenaga medis, serta pemimpin–pemimpin kelompok PKK.


Sambutan perwakilan dari NGO, Putu Dharma Asthi ,S.S., menuturkan kegiatan ini merupakan project kolaborasi yang dilakukan oleh tiga NGO yang bergerak di bidang tindak perdagangan orang yaitu Dark Bali, Unbound Indonesia, dan Yayasan Generasi Bisa yang bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram. Tujuan dari kegiatan ini adalah dengan dasar pemikiran bahwa tindak pidana perdagangan orang adalah kejahatan kemanusiaan yang sangat kompleks, dengan akar permasalahan yangan sangat kompleks pula. Modus dan cara yang digunakan juga sangat beragam dan terus berkembang dan melibatkan sejumlah sindikat sebagai pelakunya.
“Oleh sebab itu untuk memberantas perdagangan orang memerlukan kerjasama yang harmonis dari pada pihak-pihak terkait mulai dari keluarga,masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga masyarakat, dan tetunya yang terpenting adalah lembaga pemerintahan di setiap tingkatan,” tuturnya.
Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan selama 2 hari ini dilakukan dengan metode interaktif mengenalkan dasar-dasar serta unsur-unsur tidak pidana perdagangan orang dan membahas isu-isu yang terkait sehingga diharapkan bisa bersama-sama belajar memahami serta mengidentifikasi dan tentunya dapat membagikan wawasan dalam pelatihan ini kepada keluarga dan komunitas terdekat di lingkungan kita sehingga semua masyakarakat dapat merasakan mamfaatnya.


Pada kesempatan yang sama Rektor UMMAT Dr.H.Arsyad Abdul Gani.M.Pd., mengatakan persoalan tindak pidana perdagangan orang dan pernikahan anak merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah saja tetapi seluruh masyarakat NTB. Oleh sebab itu kegiatan semacam ini harus selalu disosialisasikan dan diadakan demi mencegah dan memberikan informasi tentang bahaya yang akan diakibatkan.
“Bagaimana cara kita memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada generasi muda, mahasiswa dan pelajar karena persoalan perdagangan manusia khususnya PMI atau Pekerja Migran Indonesia didaerah kita ini termasuk sangat tinggi. Misalnya banyak pekerja-pekerja dari Indonesia yang ditipu dan dimamfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tersebut,” imbuhnya.
Selain itu persoalan pernikahan anak yang dampaknya sangat banyak, salah satunya melahirkan anak yang tidak sehat, tidak normal, stunting dan dampak buruk lainnya. Termasuk di daerah NTB kasus stunting masih sangat tinggi.
“Alhamdulillah program KKN mahasiswa UMMAT salah satunya adalah bagaimana menyampaikan persoalan stunting yang bekerjasama dengan BKKBN mulai dari pusat sampai dengan tingkat kabupaten, dan sudah berjalan 2 tahun berturut-turut memberikan sosialisai tentang stunting dan penundaan usia pernikahan. Pada bulan Agustus nanti akan dikirim lebih dari 1000 mahasiswa KKN tahun 2022 yang tersebar diseluruh desa di NTB,” di akhir sambutannya.
Kolaborasi lintas yang melibatkan berbagai unsur harus terus digelorakan dan dimasifkan seperti arahan Ibu Wagub sekaligus membuka kegiatan pelatihan tersebut.
“Kerjasama ini sangat strategis karena masalah perdagangan orang dan pernikahaan usia dini bukanlah masalah kecil dan bisa dipandang sebelah mata. Oleh sebab itu butuh penanganan yang komperhensif dan keterlibatan seluruh pihak, tidak mungkin pemerintah saja yang akan bejalan di sini karena sampai sejauh mana kemampuan pemerintah. Kalau untuk regulasi pemerintah akan mengeluarkan tetapi untuk eksekusi harus keterlibatan semua pihak” tuturnya.
Lebih lanjut beliau mengatakan pemerintah NTB memandang persoalan ini harus diseriusi bersama misalnya melalui edukasi-edukasi untuk masyarakat. Salah satu edukasinya yang ada di masyarakat setiap bulannya yaitu posyandu yang mana mengintervensi pemahaman tentang bahaya pernikahan usia muda dan berbagai masalah sosial lainnya.
“Alhamdulillah di NTB ini dari 7.600 lebih posyandu yang ada semuanya sudah menjadi posyandu keluarga dan sudah bisa dijadikan pusat edukasi berbasis dusun. Sehingga akan lebih memasifkan proses edukasi kita selain kerjasama dengan perguruan tinggi yang sangat strategis,” imbuhnya.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penanda tanganan MoU antara UMMAT dan Unbound Indonesia, Dark Bali dan Grasa Indonesia untuk kegiatan-kegiatan kerjasama dimasa yang akan datang. (Humas UMMAT)/