MENYAMBUT MUKTAMAR MUHAMMADIYAH YANG KE-48, UMMAT GELAR PENGAJIAN UMUM DAN KULIAH PAKAR DENGAN MENGHADIRKAN PROF. H. M. DIN SYAMSUDDIN, M.A., PH.D.


Mataram – Universitas Muhammadiyah Mataram dalam menyambut Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang ke-48 menyelenggarakan kajian umum bersama Prof. H. M. Din Syamsuddin, M.A., Ph.D., dengan tema “Muhammadiyah dan Moderasi Beragama dalam Perspektif Gerakan Islam Berkemajuan”. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Oktober 2022 di Auditorium H. Anwar Ikraman UMMAT. Kajian umum ini dihadiri oleh Rektor UMMAT, Dr. Arsyad Abd Gani, M.Pd., ketua BPH UMMAT, para wakil rektor, dekan, kepala lembaga, biro, UPT dan civitas akademika.
Dalam sambutan Rektor UMMAT, Dr. Arsyad Abd Gani, M.Pd., merasa bersyukur bahwa Prof. H. M. Din Syamsuddin, M.A., Ph.D., masih bisa mengisi kajian di Universitas Muhammadiyah Mataram ditengah kesibukan beliau.


“Kita merasa bersyukur bisa bertemu dengan ayahanda Prof. H. M. Din Syamsuddin, M.A., Ph.D., karena beliau ini adalah orang yang sangat sibuk, tapi Alhamdulillah masih bisa menyempatkan hadir di Mataram, dari Roma langsung ke Mataram,” ucapnya.
Dalam sambutannya beliau menambahkan, “Dalam kajian ini Prof. H. M. Din Syamsuddin, M.A., Ph.D., akan memberikan arahan, bimbingan kepada kita semua, bagaimana kita membangun amal usaha Muhammadiyah dan tanggung jawab sebagai kader dalam rangka membangun persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya.
Dalam materi kajiannya Prof. H. M. Din Syamsuddin, M.A., Ph.D., menyampaikan bahwa kata moderat sebenarnya positif yaitu berada ditengah, tidak terjebak ekstrimitas atau ekstrim kanan, ekstrim kiri, lebih tepatnya berada di tengah-tengah. Beliau juga menyampaikan bahwa kita umat beragama ada perbedaan yang prinsipil terutama pada tatanan teologis, yaitu bagaimana mengkonseptualisasikan tuhan yang berbeda dan tidak bisa disamakan antara Islam, Kristen, Yahudi dan agama-agama lainnya.
“Moderasi beragama pesannya penting yaitu agar jangan adanya ekstrimitas di dalam beragama, ekstrim artinya melampaui batas, sedangkan fanatik itu berpegang teguh kepada keyakinan keagamaan dan hal ini harus dimiliki oleh umat Islam, namun ekspresinya jangan melampaui batas atau ekstrim,” ucapnya.
Beliau juga mengatakan bahwa Islam datang dengan bahasanya sendiri yaitu Wasathiyah yang artinya jalan tengah.
“Islam memiliki satu konsep yang disebut wasathiyah, inilah istilah penting yang kita kembangkan sekarang, dimana umat Islam menjadi umatan wasathiyah yang lebih dari sekedar umat yang Moderat dan wasathiyah akan mewujudkan Indonesia yang bermarwah,” ucapnya. (Humas UMMAT)