Mataram, 19 Februari 2025 – Baiq Jannati Luklu’il Maknun, mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), menorehkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai salah satu dari 35 peserta Garuda Nusa Youth Summit (GNYS) Batch 3. Kegiatan bergengsi ini diselenggarakan di tiga negara ASEAN: Singapura, Malaysia, dan Thailand, berlangsung dari 17 hingga 22 Februari 2025.
Mengusung tema “From Local to Global: Shaping Future Leaders of Indonesia and ASEAN”, GNYS Batch 3 bertujuan untuk memperkenalkan para pemuda Indonesia pada perspektif global serta mempertemukan mereka dengan pemimpin inspiratif, penggerak perubahan, dan praktisi dari berbagai bidang. Program ini menjadi wadah bagi peserta untuk mengembangkan potensi diri, membangun jejaring internasional, serta meningkatkan pemahaman mengenai kepemimpinan dan kerja sama internasional.
Baiq Jannati mengungkapkan bahwa perjalanan menuju GNYS Batch 3 bukanlah hal yang mudah. Salah satu tantangan utama yang ia hadapi adalah mempersiapkan berbagai hal, mulai dari materi untuk press conference, perlengkapan perjalanan, hingga membagi waktu dengan penyusunan skripsinya.
“Ini adalah penerbangan internasional pertama saya, dan saya harus berangkat sendiri tanpa siapapun. Jadi, cukup menantang karena saya harus mempersiapkan semuanya sendiri, mulai dari materi, mental, hingga kesiapan fisik,” ujar Baiq Jannati.
Selama satu minggu, peserta akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk memperkaya wawasan mereka dalam bidang kepemimpinan, critical thinking, dan kerja sama internasional. Kegiatan ini mencakup diskusi panel bersama tokoh inspiratif, kunjungan ke institusi strategis, serta workshop intensif tentang kepemimpinan dan inovasi.
Di Singapura, peserta akan mengikuti studi kebijakan dan kepemimpinan global, mempelajari bagaimana negara kecil ini berhasil menjadi pusat ekonomi dunia. Di Malaysia, mereka akan mengunjungi lembaga akademik dan bisnis untuk memahami strategi pengembangan industri kreatif dan teknologi. Sementara di Thailand, mereka akan mendalami konsep sustainability dan ekonomi hijau dalam konteks ASEAN.
GNYS Batch 3 memberikan pengalaman berharga bagi para peserta melalui berbagai kegiatan yang meliputi, Panel Diskusi: Bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pemimpin inspiratif ASEAN; Kunjungan Institusi: Mengamati langsung praktik kepemimpinan dan inovasi di berbagai institusi; Workshop Kepemimpinan: Memperdalam kemampuan critical thinking dan keterampilan negosiasi internasional; Cultural Exchange: Memahami dinamika sosial dan budaya di setiap negara yang dikunjungi; Presentasi dan Networking: Menjalin hubungan dengan sesama pemuda dari berbagai latar belakang.
Dalam salah satu agenda utama, Youth Conference, Baiq Jannati berhasil meraih penghargaan “Best Idea” berkat gagasan inovatifnya yang menyoroti peran pemuda dalam mendorong keberlanjutan lingkungan di ASEAN. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UMMAT mampu bersaing dan memberikan kontribusi nyata dalam forum internasional.
Sebagai mahasiswa UMMAT yang mendapat kesempatan mewakili Indonesia di ajang bergengsi ini, Baiq Jannati berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani mengambil peluang di kancah global.
“Saya ingin pengalaman ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lain di UMMAT untuk tidak ragu mengejar kesempatan internasional. Dunia semakin terbuka, dan kita harus berani melangkah keluar dari zona nyaman,” tambahnya.
Dengan pencapaian ini, UMMAT semakin menunjukkan kualitas akademiknya di tingkat internasional serta komitmennya dalam mencetak pemimpin masa depan yang siap bersaing di era global (HUMAS UMMAT).
Mataram, 18 Februari 2025– Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) mencatat sejarah baru dengan mengukuhkan dua Guru Besar pertama dalam Sidang Senat Terbuka yang berlangsung dengan penuh khidmat. Kedua akademisi yang memperoleh gelar tertinggi dalam dunia akademik ini adalah Prof. Joni Safaat Adiansyah, ST., M.Sc., Ph.D sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kajian Daur Hidup dan Prof. Dr. I Made Suyasa, M. Hum sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sastra dan Tradisi.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., sekaligus Ketua Senat, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas pencapaian luar biasa yang diraih oleh kedua Guru Besar ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan cerminan dari dedikasi UMMAT dalam mewujudkan visinya sebagai universitas yang Islami, unggul, dan berdaya saing di tingkat ASEAN.
Lebih lanjut, Rektor menyatakan bahwa pencapaian ini tidak hanya membanggakan bagi individu yang meraihnya, tetapi juga bagi seluruh sivitas akademika UMMAT. Ia berharap bahwa prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi para dosen lainnya, khususnya lektor kepala, untuk terus meningkatkan kompetensi akademik dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. “Kami sangat mengapresiasi perjuangan dan dedikasi yang telah dilakukan oleh kedua Guru Besar kita. Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi para lektor kepala di UMMAT untuk terus berusaha mencapai jabatan akademik tertinggi. Saat ini, UMMAT memiliki 22 lektor kepala yang berpotensi untuk meraih jabatan Guru Besar dalam waktu dekat,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menegaskan komitmen universitas dalam mendukung para dosen untuk mencapai jenjang akademik tertinggi dengan berbagai program peningkatan kapasitas, seperti pelatihan, bimbingan publikasi ilmiah, serta fasilitasi penelitian yang inovatif dan berkualitas. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak dosen UMMAT yang dapat meraih gelar Guru Besar dan membawa universitas ini ke tingkat yang lebih tinggi dalam dunia akademik.
Prof. Joni Safaat Adiansyah,ST.,M.Sc.,PhD., menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk mengemban jabatan Guru Besar. Sebagai bentuk kontribusi akademiknya, Prof. Joni menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Aplikasi Kajian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) untuk Meningkatkan Kinerja Lingkungan pada Sektor Industri. Dalam pidato tersebut, beliau menyoroti pentingnya metode Kajian Daur Hidup (LCA) sebagai pendekatan dalam menilai dampak lingkungan dari suatu produk atau proses industri, dari tahap produksi hingga pembuangan. “Pendekatan LCA dapat membantu sektor industri dalam mengurangi jejak lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Dr. I Made Suyasa, M. Hum., dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Sastra dan Tradisi Lisan: Produksi Kultural dan Kontestasi di Dunia Global menyoroti dinamika sastra dan tradisi lisan dalam era globalisasi. Beliau menjelaskan bagaimana karya sastra dan tradisi lisan tidak hanya menjadi warisan budaya tetapi juga menjadi arena kontestasi dan adaptasi dalam berbagai konteks global. Sebagai pembuka pidatonya, Prof. I Made Suyasa membacakan karya sastranya yang berjudul Secarik Kertas untuk Kita, sebuah refleksi mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan dalam budaya lokal.
Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Dr. Ir. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, ST., MT., IPU., ASEAN.Eng., turut menyampaikan apresiasi atas keberhasilan UMMAT dalam melahirkan dua Guru Besar dari generasi yang berbeda. Menurutnya, Prof. Joni merupakan representasi dari era teknologi, sementara Prof. I Made membawa inspirasi dari dunia sastra dan tradisi. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini menunjukkan profesionalisme UMMAT sebagai institusi pendidikan tinggi yang terus berkembang. Ia optimis bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan, UMMAT akan memiliki lebih banyak dosen profesional yang berhasil meraih gelar Guru Besar.
Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag., menyampaikan selamat kepada kedua Profesor yang baru dikukuhkan. Menurutnya, pencapaian ini merupakan awal yang baik dan diharapkan dapat menjadi pendorong bagi UMMAT untuk terus melahirkan lebih banyak guru besar di masa mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan sepenggal pesan inspiratif yang berjudul Waktu, mengingatkan bahwa perjalanan akademik yang gemilang harus diiringi dengan dedikasi dan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. “Harapan kami dari Dikti Litbang, pencapaian ini betul-betul menjadi kebanggaan bagi seluruh warga NTB dan UMMAT. Akan lebih membanggakan lagi jika para guru besar ini benar-benar berkontribusi bagi negara dan kemajuan ilmu pengetahuan,” ungkapnya.
Prof. Sutrisno juga menekankan pentingnya estafet keilmuan di kalangan akademisi, khususnya bagi para dosen yang telah mencapai jabatan Lektor Kepala. Dengan menjadikan riset dan publikasi sebagai prioritas utama, ia yakin UMMAT akan semakin dipercaya oleh masyarakat dan terus berkembang sebagai institusi pendidikan yang unggul (HUMAS UMMAT).
Mataram, 12 Februari 2025– Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan penuh bangga gelar kuliah umum bertajuk Pendidikan Agama Bagi Perempuan sebagai Pilar Utama dalam Membentuk Generasi Emas. dengan menghadirkan narasumber istimewa, Prof. Dr. Nahla Shabri Elsiedy, Penasihat Grand Syaikh Al-Azhar, Mesir, yang merupakan salah satu dari lima perempuan paling berpengaruh di dunia. Kuliah umum ini bertujuan untuk memperkuat peran perempuan dalam membangun generasi yang berilmu dan berakhlak mulia.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran Prof. Dr. Nahla Shabri Elsiedy. “Kami sangat bangga atas kedatangan Prof. Nahla yang jauh-jauh dari Mesir. Semoga kita semua dapat mengambil ilmu yang bermanfaat dari kehadiran beliau,”ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kerja sama internasional seperti ini diharapkan dapat semakin memperluas wawasan akademik sivitas akademika UMMAT dan membuka peluang kolaborasi lebih lanjut di bidang pendidikan dan penelitian.
Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan agama bagi perempuan. “Perempuan memiliki peran strategis dalam membangun peradaban. Sebagai ibu, pendidik, dan pemimpin dalam berbagai bidang, perempuan harus memiliki pemahaman yang kuat tentang agama agar dapat membimbing generasi mendatang dengan baik,” ujar Rektor. Beliau juga menambahkan bahwa UMMAT terus berkomitmen dalam menyediakan wadah bagi para perempuan untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.
Rektor juga berpesan pentingnya ilmu dalam kehidupan manusia. “Semuanya butuh ilmu, kita di dunia butuh ilmu, di akhirat kita juga butuh ilmu,” ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa pendidikan, terutama pendidikan agama bagi perempuan, adalah faktor utama dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Dewi Urifa, LC.,M.Pd.I., sebagai moderator sekaligus translator dengan penuh antusias memandu jalannya diskusi yang sangat dinantikan oleh peserta. Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Nahla Shabri Elsiedy menegaskan bahwa Al-Azhar memiliki perhatian besar terhadap perempuan dalam dunia pendidikan. “Tantangan perempuan di zaman sekarang sangat banyak. Selama lebih dari seribu tahun, Al-Azhar telah menjadi pusat keilmuan dan benteng bagi nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan,” ungkapnya.
Menurut Prof. Nahla, pendidikan tidak hanya menjadi bekal untuk kehidupan akhirat, tetapi juga sebagai pijakan kuat dalam menghadapi tantangan dunia modern. Dengan pendidikan yang baik, perempuan dapat menjadi pilar utama dalam membentuk generasi emas yang berkarakter, cerdas, dan berakhlak mulia.
Kuliah umum ini mendapatkan sambutan hangat dari para peserta, yang terdiri dari mahasiswa, dosen, kader otonom muhammadiyah dan masyarakat umum. Diskusi yang interaktif menunjukkan tingginya antusiasme terhadap isu pendidikan agama bagi perempuan. Para peserta berharap bahwa kuliah umum semacam ini dapat terus digelar untuk memperkaya wawasan dan memperkuat peran perempuan dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Selain diskusi utama, acara ini juga diisi dengan sesi tanya jawab yang menarik. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan terkait peran perempuan dalam dunia pendidikan dan bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Prof. Nahla dengan antusias memberikan jawaban yang mendalam dan inspiratif, memberikan wawasan baru bagi para peserta.
Dengan adanya kuliah umum ini, UMMAT kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pendidikan bagi perempuan sebagai bagian dari upaya menciptakan masyarakat yang lebih maju dan beradab. Ke depannya, UMMAT berencana mengadakan lebih banyak kegiatan serupa guna memberikan wawasan dan inspirasi bagi generasi muda, khususnya perempuan, dalam menjalani peran mereka sebagai pendidik dan pemimpin masa depan (HUMAS UMMAT).
Mataram, 13 Februari 2025 – Dalam sebuah sesi Podcast yang inspiratif, Direktur Muhammadiyah Boarding School (MBS) UMMAT, Pak Supratman, S.Pd., M.Pd., berbagi kisah mengenai latar belakang berdirinya MBS UMMAT serta visi besar yang ingin dicapai melalui sekolah ini.
Muhammadiyah Boarding School UMMAT hadir sebagai Lab School yang didirikan oleh Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan tujuan menciptakan institusi pendidikan berkualitas tinggi yang berbasis nilai-nilai Islam. Awalnya, MBS UMMAT hanya berupa sebuah konsep Lab School untuk UMMAT, tetapi seiring waktu berkembang menjadi sebuah institusi pendidikan formal yang saat ini telah membuka jenjang pendidikan mulai dari Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), hingga Sekolah Dasar (SD).
MBS UMMAT memiliki visi besar dengan tagline “Sekolah Para Juara, Islami, Unggul, dan Modern Melangkah Pasti Meraih Prestasi.” Tagline ini mencerminkan misi utama sekolah dalam membentuk siswa yang memiliki Disiplin Keilmuan, tidak hanya dalam bidang keagamaan tetapi juga dalam aspek lainnya seperti sains, seni, olahraga, dan bahasa asing.
Dengan pendekatan ini, MBS ingin menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya unggul dalam akademik tetapi juga membentuk karakter siswa agar siap menghadapi tantangan zaman. Untuk mendukung misi tersebut, MBS mengusung konsep Integrasi Kurikulum, yaitu menggabungkan kurikulum internal Muhammadiyah dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dengan demikian, siswa mendapatkan pendidikan yang seimbang antara ilmu keislaman dan ilmu umum.
Salah satu keunggulan MBS UMMAT adalah pendekatan yang digunakan dalam membina peserta didik. Sebelum memulai proses pembelajaran, setiap anak dipetakan potensinya agar dapat dibina sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini memungkinkan para guru untuk memberikan pendampingan yang lebih efektif, sehingga setiap siswa dapat mencapai prestasi terbaik di bidangnya masing-masing.
Selain pembelajaran akademik, MBS UMMAT juga menyediakan berbagai program ekstrakurikuler untuk mengasah keterampilan siswa. Salah satu program unggulan yang ditawarkan adalah Tapak Suci, seni bela diri khas Muhammadiyah yang telah dikenal luas sebagai olahraga yang membangun disiplin, ketangguhan, dan kepercayaan diri.
Hasil dari sistem pendidikan dan pembinaan yang diterapkan di MBS UMMAT telah terbukti dengan berbagai prestasi yang diraih oleh siswa, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa MBS UMMAT mampu mencetak generasi yang kompetitif di berbagai bidang, baik dalam kompetisi akademik, sains, seni, maupun olahraga.
Dalam Podcast tersebut, Pak Supratman juga mengungkapkan harapan dan rencana jangka panjang MBS UMMAT. Dalam beberapa tahun ke depan, MBS berencana untuk memperluas jenjang pendidikannya dengan membuka program boarding school hingga tingkat SMP dan SMA. Pengembangan ini akan dilakukan secara bertahap dengan memastikan kesiapan infrastruktur serta kualitas pengajaran yang tetap terjaga.
Untuk saat ini, fokus utama MBS adalah mengembangkan jenjang pendidikan TK dan SD agar berjalan lebih baik dan menjadi model sekolah unggulan di Kota Mataram. Dengan demikian, setiap langkah pengembangan MBS akan dilakukan dengan penuh perencanaan agar dapat terus memberikan yang terbaik bagi para peserta didik.
Sebagai wujud komitmen terhadap pendidikan berkualitas yang dapat diakses oleh berbagai kalangan, MBS UMMAT juga menyediakan berbagai program beasiswa bagi calon siswa. Beasiswa tersebut meliputi:
Beasiswa untuk anak warga Muhammadiyah
Beasiswa bagi alumni TK Sang Surya
Beasiswa bagi alumni TK Aisyiyah
Beasiswa bagi saudara kandung
Beasiswa prestasi akademik dan non-akademik
Mengakhiri sesi Podcast, Pak Supratman menyampaikan pesan kepada para orang tua yang sedang mencari sekolah terbaik bagi anak-anak mereka. Ia menegaskan bahwa MBS UMMAT siap menerima siswa dengan tangan terbuka dan berkomitmen untuk mendidik anak-anak sesuai dengan perkembangan zaman, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam.
“Setiap anak memiliki potensi. Tugas kami adalah membina mereka sesuai dengan minat dan bakatnya agar mereka bisa berkembang secara optimal,” ungkapnya.
MBS UMMAT juga menegaskan bahwa kualitas pengajaran menjadi prioritas utama, dengan memastikan bahwa para guru yang mengajar di sekolah ini telah melalui seleksi ketat. Dengan demikian, orang tua dapat merasa tenang karena anak-anak mereka dididik oleh tenaga pengajar yang kompeten dan berkualitas.
Sebagai penutup, Direktur MBS UMMAT berharap agar sekolah ini terus berkembang dan menjadi Lab School terkemuka di Kota Mataram. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, MBS optimis dapat terus mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter, unggul, dan berprestasi (HUMAS UMMAT).
Mataram, 12 Februari 2025 – Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) resmi melantik Dekan Fakultas Pertanian (FAPERTA) dan Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) untuk masa jabatan 2025-2029. Dalam prosesi pelantikan yang berlangsung khidmat, Dr. H. Muhirdan, S.Pd.I., M.Si., resmi menjabat sebagai Dekan FAI, sementara Syirril Ikhromi, S.P., M.P., dilantik sebagai Dekan FAPERTA.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pelantikan ini. Beliau berharap para dekan yang baru dilantik dapat menjalankan tugas dengan amanah dan penuh tanggung jawab selama masa jabatan mereka. “Jabatan yang diemban bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh dedikasi. Kepemimpinan di tingkat fakultas memiliki peran strategis dalam menentukan arah pengembangan akademik dan mutu pendidikan di UMMAT,” tegasnya. Oleh karena itu, beliau meminta para dekan untuk tidak hanya berperan sebagai pemimpin administratif, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu mendorong inovasi dan kolaborasi di lingkungan akademik.
Selain itu, Rektor juga menyoroti pentingnya peningkatan akreditasi minimal hingga tingkat “Baik Sekali” sebagai target yang harus dicapai oleh setiap fakultas. Menurutnya, akreditasi yang baik akan memberikan dampak positif terhadap daya saing lulusan, kualitas pengajaran, serta peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap UMMAT. Untuk itu, beliau mengajak seluruh civitas akademika, termasuk dosen dan tenaga kependidikan, untuk bersinergi dalam meningkatkan kualitas akademik dan layanan pendidikan di kampus.
beliau juga menyoroti perlunya pengelolaan website di setiap unit kampus agar lebih optimal dalam mendukung kegiatan akademik dan administratif. Menurutnya, website yang dikelola dengan baik dapat menjadi media utama dalam menyampaikan informasi akademik, promosi program studi, serta pencapaian institusi kepada masyarakat luas. Beliau meminta agar setiap fakultas lebih proaktif dalam memperbarui informasi di website masing-masing dan memanfaatkannya sebagai sarana untuk meningkatkan citra akademik UMMAT.
Tidak lupa, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para mantan dekan atas dedikasi dan kerja keras mereka selama menjabat. “Semoga segala usaha dan pengabdian yang telah diberikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT,” ujar Rektor UMMAT.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Falahuddin, M.Ag., turut menyampaikan ucapan selamat kepada para dekan yang baru dilantik. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa amanah yang diemban merupakan sebuah titipan yang harus dijaga dengan baik.
Beliau mengutip QS Al-Anfal ayat 27 yang berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui”.
Dalam konteks ini, beliau mengingatkan bahwa para pejabat struktural di lingkungan Muhammadiyah telah memilih jalur dakwah melalui peran struktural, yang menuntut tanggung jawab lebih besar dan kedisiplinan yang tinggi.
“Kita harus menjadi kader persyarikatan, bukan sekadar anggota. Seorang kader bertanggung jawab menggerakkan persyarikatan lebih tinggi,” ungkapnya. Beliau menambahkan bahwa kampus merupakan instrumen utama dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sesuai cita-cita KH. Ahmad Dahlan.
Dr. Falahuddin juga menekankan bahwa dalam struktur Muhammadiyah, semua elemen kepemimpinan harus mengikuti misi yang telah ditetapkan oleh Rektor agar dakwah persyarikatan tetap berjalan selaras. “Ikhtiar kita di Muhammadiyah adalah menjadi model pembelajaran (model learning) yang bisa dicontoh oleh yang lain,” tambahnya.
Lebih lanjut, beliau mengingatkan pentingnya keikhlasan dalam berkhidmat di Muhammadiyah. Mengutip pesan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, beliau menyatakan bahwa menjadi kader persyarikatan harus didasari dengan keikhlasan. Jika belum terpilih dalam struktur kepemimpinan, harus tetap bersyukur dan yakin bahwa berkah ada di tempat lain.
Sebagai penutup, Dr. Falahuddin mengingatkan seluruh civitas akademika UMMAT agar memperlakukan institusi ini sebagai rumah bersama, bukan sebagai rumah tangga laba-laba yang saling memangsa. “UMMAT adalah rumah kita, tempat kita bersama-sama berjuang demi kemajuan pendidikan dan dakwah Islam,” pungkasnya.
Usai prosesi pelantikan, acara dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari pejabat lama kepada pejabat baru. Para dekan yang telah purna tugas turut memberikan pesan dan kesan serta harapan bagi kemajuan fakultas di masa mendatang. Suasana penuh haru terasa saat mantan Dekan FAPERTA dan FAI menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh civitas akademika atas dukungan yang telah diberikan selama masa kepemimpinan mereka.
Pelantikan dan serah terima jabatan ini menjadi momentum penting bagi UMMAT dalam meningkatkan kinerja akademik dan administrasi di lingkungan kampus. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang tinggi, diharapkan para pejabat struktural yang baru mampu membawa UMMAT ke arah yang lebih baik, berdaya saing, dan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam yang kuat (HUMAS UMMAT).
Mataram, Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan dukungan nyata kepada mahasiswanya. Sebanyak 21 mahasiswa UMMAT terpilih menerima Beasiswa Stimulan Kerja Sama (BSK), yang merupakan hasil kolaborasi antara UMMAT dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB (30/12).
Wakil Rektor III UMMAT, Dr. Erwin menyampaikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa yang berhasil meraih beasiswa ini dan memberikan motivasi agar mereka terus berprestasi. “Selamat kepada 21 mahasiswa yang terpilih sebagai penerima Beasiswa Stimulan Kerja Sama. Semoga program ini dapat meningkatkan semangat belajar dan produktivitas mahasiswa, sehingga mereka mampu bersaing dan meraih prestasi,” ujarnya.
Program BSK ini merupakan salah satu bentuk nyata sinergi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Beasiswa ini diberikan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kepada mahasiswa yang telah menunjukkan prestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan generasi muda NTB yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.
Dalam kesempatan tersebut, para penerima beasiswa mengungkapkan rasa syukur dan komitmennya untuk terus belajar dan berprestasi. Salah satu penerima, yang merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Iin Dwian Putri menyampaikan harapannya agar beasiswa ini dapat menjadi pendorong untuk mencapai cita-cita.
“Sebagai penerima Beasiswa Stimulan Kerja Sama, Saya sangat berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kualitas pendidikan saya. Beasiswa ini tidak hanya meringankan beban finansial, tetapi juga menjadi motivasi tambahan bagi saya untuk belajar lebih banyak dan berkontribusi positif di lingkungan kampus,”ungkapnya.
Selain dukungan finansial, beasiswa ini juga dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap potensi dan kerja keras mahasiswa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk terus berkembang, baik dalam bidang akademik maupun pengembangan diri.
Dr. Erwin juga menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara UMMAT dan berbagai pihak eksternal untuk membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa.
“Kami berkomitmen menghadirkan program-program pengembangan mahasiswa, baik melalui beasiswa maupun pelatihan lainnya. Kerja sama dengan BRIDA NTB ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana kolaborasi dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan di NTB. Semoga sinergi ini dapat terus berjalan dan membawa manfaat besar,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dr. Erwin mengungkapkan bahwa UMMAT akan terus berinovasi dalam menciptakan program-program yang mendukung pengembangan mahasiswa. Hal ini termasuk pelatihan, seminar, dan program pengembangan karier yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Acara penyerahan beasiswa ini ditutup dengan sesi foto bersama, yang menggambarkan semangat kolaborasi antara UMMAT dan Pemerintah Provinsi NTB dalam mencetak generasi muda yang unggul, inovatif, dan berprestasi.
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. UMMAT, sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di NTB, terus memperkuat perannya dalam mendukung pencapaian visi NTB untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, dan berkontribusi nyata bagi pembangunan daerah.
Dengan program seperti Beasiswa Stimulan Kerja Sama ini, UMMAT menunjukkan komitmennya untuk mendukung mahasiswa meraih cita-cita mereka, sekaligus memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan yang mampu mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan global (HUMAS UMMAT).