TOAFL

MELALUI UPT PUSAT PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN BAHASA, UMMAT SIAP WUJUDKAN ISLAMIC UNIVERSITY


MATARAM-Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) terus melaju dengan misinya mewujudkan kampus yang islami/islamic university. Sejalan dengan misi tersebut, UMMAT melaksanakan talkshow tutorial TOAFL (Test of Arabic of Foreign language bagi para tutor TOAFL yang ada dilingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram.

UPT Bahasa UMMAT yang bertanggungjawab dalam kegiatan talkshow ini menghadirkan salah satu dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yakni Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA sebagai inisiator yang meresmikan pedoman Test of Arabic of Foreign language di UIN Syarif Hidayatullah sebagai pemilik hak cipta (HAKI) panduan TOAFL tahun 2000 (14/4).

Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA bersama
Asbah, S.Pd., M. Hum

Asbah, S.Pd., M. Hum selaku kepala UPT Pusat Pengembangan dan Pelatihan Bahasa menginformasikan bahwa saat ini UPT Bahasa UMMAT sedang mencari program yang ideal untuk panduan test kompetensi Bahasa Arab. “Seperti yang kita ketahui bahwa test Bahasa Arab itu sedikit berbeda dengan Bahasa Inggris. Jadi saat ini kami sedang mencari metode dan materi yang ideal untuk penerapan TOAFL tersebut”, tuturnya.

Selain itu, mahasiswa yang bukan berasal dari program studi Bahasa Arab masih menilai Bahasa Arab sebagai bahasa yang asing, sehingga menempatkannya setara dengan TOEFL terkesan agak susah. Maka dari itu, dalam pelaksanaan TOAFL membutuhkan banyak proses karena kemungkinan akan muncul beberapa kendala yang dihadapi. “Dengan berbagai alasan yang ada, membekali tutor terkait materi maupun metode untuk TOAFL dirasa sangat penting untuk dilakukan”, tambah Asbah.

Sebelum memberikan kesempatan kepada pemateri, Asbah yang sekaligus menjadi moderator mengharapkan keberadan Ma’had UMMAT dapat membantu pengembangan program Bahasa Arab meski ada program studi Bahasa Arab di Fakultas Agama Islam. Dengan begitu, kedepan alumni UMMAT mampu memiliki kecakapan dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Arab.

Dalam mengawali penyampaiannya, inisiator TOAFL ini menyampaikan visi misi TOAFL yaitu menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa studi islam dan ilmu pengetahuan. Untuk merealisasikan visi tersebut, beberapa misinya yaitu yang pertama standardisasi dan sertifikasi tingkat kemampuan Bahasa Arab peserta studi islam dan ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya untuk program S1, S2, dan S3. Kedua, mensosialisasikan model evaluasi kemampuan Bahasa Arab yang memungkinkan pembelajar islam untuk mengembangkan kemahirannya dalam Bahasa Arab, terutama kemampuan memahami teks Arab.

Beliau mengatakan bahwa TOAFL merupakan sebuah nama test yang mulanya dibuat dalam bahasa Arab. Karena pertimbangan susah dilafalkan, sulit dikenal, dan kurang laku di masyarakat sehingga dipakelah nama TOAFL.

“Secara substansi TOAFL berbeda dengan TOEFL tapi secara test atau teknik pengujiannya kurang lebih sama karena menerapkan model tes objektif berupa multiplechoices dengan empat opsi”, ujar Muhbib Abdul Wahab.

Beliau menambahkan bahwa standar dalam penilaian hasilnya sengaja dalam bentuk pilihan ganda agar hasilnya tidak bergantung pada suasana atau keadaan yang menilai. “Kalau pilihan ganda siapapun  bisa memeriksa hasil testnya, apalagi sekarang bisa menggunakan menggunakan mesin scanner, jadi pasti lebih efektif dan efisien”, tambahnya.

Lebih lanjut dosen UIN Syarif Hidayatullah ini menjelaskan, salah satu kelemahan TOAFL sampai saat ini belum memiliki oral test karena mulai tahun 2000an hanya fokus pada subjektif test seperti essay, pertanyaan semi tertutup atau semi terbuka. Jadi Bahasa Arab hari ini sangat jauh tertinggal dibandingkan Bahasa Inggris yang sudah memiliki standardisasi test untuk productive skills. Test Bahasa Arab selama ini diperkirakan baru mampu mengukur tingkat kemampuan receptivenya saja. “Jadi dosen UMMAT diharapkan mampu berinisiatif untuk membuat test yang dapat menguji kemampuan berbicara sebab dalam TOAFL ini membutuhkan pemahaman menengah keatas baik dalam receptive skills maupun productive skillsnya”, himbau beliau. (Dhie)