ICMET 2019

MELALUI KONFERENSI INTERNASIONAL, UMMAT TINGKATKAN JARINGAN


MATARAM-Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menggelar International Conference on Mining and Environmental Technology tahun 2019. Kegiatan ini menjadi ajang kampus untuk memperluas jaringan baik dengan kampus dalam negeri maupun kampus luar negeri.

“Kegiatan ini akan menambah jaringan kampus yang sudah membuka jurusan S1 Pertambangan untuk Tahun Akademik 2019/2020”, kata ketua LPPM UMMAT, Joni Syafaat Adiansyah (16/7).

Dalam kegiatan ini ada sekitar 45 paper yang dipresentasikan oleh penyaji dalam negeri dan luar negeri dengan fokus materi tentang pertambangan rakyat di beberapa daerah dan Negara. “Ini akan menambah materi-materi perkuliahan mahasiswa nantinya”, tambahnya.

UMMAT juga ingin menyerap ilmu dari salah satu contoh paper yang dipresentasikan, yaitu upaya penanganan tambang rakyat di Ghana. Negara ini menangani tambang rakyat yang menggunakan merkuri. Karena keinginan di Negara tersebut sangat kuat untuk mengurangi penggunaan merkuri jadi seluruh stakeholder harus terlibat dan berperan maksimal untuk menangani permasalahan tersebut.

“Tidak menutup kemungkinan, dengan adanya jurusan S1 Pertambangan ini, UMMAT akan mampu mendorong kita semua dan pihak terkait untuk memperhatikan masalah-masalah serupa seperti yang terjadi di Ghana”, jelasnya.

Dengan membuka program studi S1 Pertambang, UMMAT mendapat banyak dukungan. Selain tersedianya 50 beasiswa untuk mahasiswa yang berasal dari Bima-Dompu, UMMAT juga menerima tiga buku bahan ajar yang ditulis oleh salah satu dosen senior Pertambangan Institut Teknologi Bandung, yakni Prof. Irwandi Arif. Buku bahan ajar tersebut, diserahkan langsung oleh penulisnya kepada rektor UMMAT saat acara pembukaan.

“Inilah salah satu nilai tambah untuk jurusan S1 pertambangan. Dengan adanya international conference ini, UMMAT bisa mengenal lebih banyak narasumber untuk penguatan kuliah nantinya”, ujarnya.

Sementara itu, Rektor UMMAT mengatakan bahwa ada kebanggaan tersendiri bagi kampus atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Termasuk kepercayaan dari peserta seminar untuk UMMAT sebagai penanggungjawab dan penyelenggara kegiatan tersebut. “Kegiatan seperti ini sudah seharusnya kita tingkatkan, terutama mengkaji isu-isu yang sedang hangat di tengah masyarakat sehingga kita bisa hadir sebagai problem solver atas masalah yang mereka hadapi”, jelas H.Arsyad Abd. Gani.

Rektor juga mengapresiasi materi yang dikaji dalam kegiatan tersebut. Harus diakui bahwa isu pembangunan dan teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari peradaban manusia. Teknologi mengambil peran yang cukup penting dalam dinamika dan aktifitas masyarakat modern. Hal ini disebabkan karena teknologi menawarkan kemudahan-kemudahan dalam fasilitas, komunikasi, transportasi dan lain sebagainya. Demikian halnya dengan teknologi pertambangan, peran pertambangan menjadi sangat strategis mengingat hasil tambang menjadi salah satu sumber penting keuangan negara; yang berkontribusi dalam pembangunan daerah, baik dalam bentuk dana dengan system bagi hasil maupun program community development atau corporate social responsibility; memberikan nilai surplus dalam neraca perdagangan; meningkatkan investasi; dan memberikan efek berantai yang positif terhadap ketenagakerjaan.

Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa aktifitas penambangan yang kini semakin massiv dilakukan, khususnya di Indonesia dan di berbagai belahan dunia umumnya, menimbulkan masalah baru yang cukup mengkhawatirkan terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan pengolahan tailing (limbah tambang). Berbagai kasus akibat penambangan yang terjadi di Indonesia cukup mewakili contoh dampak buruk tambang terhadap lingkungan, baik di darat, udara dan air. Selain itu, pengaruh lainnya berimbas pada perilaku dan atau kebiasaan social masyarakat disekitar area tambang.

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran, tanggungjawab, dan kontrol yang kuat dari seluruh stakeholder agar bisa merumuskan langkah yang strategis dalam menanggulangi akibat negative dari aktifitas pertambangan. “Saya kira, event ilmiah ini menjadi kesempatan yang tepat untuk menghasilkan rekomendasi penting bagi semua pihak, terurtama dalam rangka menimalkan efek buruk akibat pertambangan”, tambahnya.