Mataram – Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Drs. Abdul Wahab, MA., menghadiri sekaligus menjadi narasumber acara diskusi publik yang membahas peran kepemimpinan dalam konteks Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara yang diselenggarakan Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik UIN Mataram (Pusdek UIN Mataram) ini mengambil tema “Kepemimpinan NTB Dalam Perspektif Tokoh Agama dan Tokoh Kemasyarakatan” yang diadakan di Aula Taliwang Nada, pada hari Senin, 5 Juni 2023.
Diskusi publik ini dihadiri juga oleh sejumlah narasumber terkemuka, termasuk Ketua PW Muhammadiyah NTB, Dr. H. Falahuddin, M.Ag. Selain itu, turut hadir juga Sekretaris PWNU NTB, H. L. Aksar Anshari, serta Ketua Keluarga Bima dan sejumlah dosen dari berbagai Universitas yang ada di Mataram.
Diskusi ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, baik dari tokoh agama, tokoh kemasyarakatan, akademisi, maupun mahasiswa. Para peserta aktif berdiskusi dan memberikan pandangan mereka tentang kepemimpinan yang diinginkan untuk NTB. Diskusi tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kriteria pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat, serta menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan dalam menentukan pemimpin yang akan datang di NTB.
Diskusi ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama terkait dengan siapa yang akan menjadi gubernur berikutnya di NTB. Pusdek UIN Mataram, sebagai lembaga akademik yang terpanggil untuk membahas hal ini, berharap dapat memberikan kontribusi dan referensi kepada para pengambil kebijakan serta memperkaya pandangan masyarakat.
Dalam diskusi tersebut, Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, MA, menyampaikan materi yang menyoroti kriteria seorang pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat. Menurutnya, seorang pemimpin harus memiliki agama dan akhlak yang mulia, memiliki relasi yang baik, penampilan yang menarik, serta kewibawaan yang kuat di kalangan masyarakat NTB. Selain itu, seorang pemimpin juga harus mampu menjunjung tinggi istiqomah, yaitu kemampuan untuk menepati janji dan komitmen yang telah diucapkan.
“Istiqomah dalam agama berarti konsisten dalam hubungan dengan Tuhannya, sedangkan istiqomah dalam muamalah berarti konsisten dalam menjalankan program-program yang dijanjikan. Pemimpin yang baik juga harus kuat dalam taat ibadah dan memiliki keahlian manajerial yang kuat,” ujarnya.
Lebih lanjut lagi, beliau berharap dengan adanya diskusi publik ini, diharapkan NTB dapat memiliki pemimpin yang adil dan disepakati oleh banyak umat.
“Kontribusi dari diskusi ini dapat memberikan referensi yang berharga bagi para pengambil kebijakan dan memperkaya pandangan masyarakat dalam menentukan pemimpin yang tepat untuk masa depan NTB.”
Dalam kesempatan yang sama, Dr. H. Falahuddin, M.Ag., menyatakan, “Seorang pemimpin tidak selalu harus tua, namun harus memiliki kemajuan, kemampuan, dan visi yang jelas. Pemimpin yang muda pun memiliki kesempatan untuk membawa perubahan yang positif. Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki kekuatan mental yang tangguh.” (Humas UMMAT)