Mataram, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menunjukkan komitmennya dalam membina generasi muda yang tanggap dan siap siaga dalam menghadapi situasi darurat, melalui Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) yang ke-17, yang dirangkaikan dengan acara pelantikan kepengurusan baru untuk periode 2024/2025. Kegiatan yang mengusung tema “Mewujudkan Regenerasi Pemimpin yang Menjunjung Tinggi Kualitas Keanggotaan dengan Jiwa Persaudaraan” ini bertujuan mencetak generasi relawan yang profesional, berdedikasi, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat (04/11).

Ketua panitia pelaksana, Era Susanti, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 29 peserta calon anggota baru KSR PMI. Para peserta akan mengikuti berbagai pelatihan yang dirancang untuk membentuk keterampilan dasar dalam membantu masyarakat saat menghadapi situasi darurat. Menurut Era, program pelatihan ini tidak hanya fokus pada keahlian teknis, tetapi juga memperkuat mental dan jiwa kemanusiaan para calon anggota.

“Melalui Diklatsar ini, kami berharap bisa mencetak relawan yang memiliki komitmen kuat untuk menjalankan misi kemanusiaan, mampu bekerja di bawah tekanan, serta sigap dalam menghadapi berbagai kondisi,” jelasnya.

Ketua KSR PMI UMMAT, Frasiska Magfiratun Ramadhani, turut menyampaikan harapannya agar kegiatan pelantikan dan Diklatsar ini mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bekerja sama dalam tim dengan baik. Ia menekankan bahwa semangat persaudaraan dan solidaritas adalah fondasi utama dalam menjalankan tugas sebagai relawan. “Harapan saya melalui pelantikan dan Diklatsar ini, semoga tercipta SDM yang berkualitas, baik di kepengurusan 2024/2025 serta calon anggota, yang mampu bekerja sama dengan baik dalam tim,” ujarnya penuh optimisme.

Dr. Erwin, M.Pd., Wakil Rektor III UMMAT, menegaskan bahwa pelantikan dan pembukaan pelatihan ini harus dijadikan refleksi bagi kepengurusan baru. Ia mengingatkan bahwa menjadi pengurus KSR PMI bukan sekadar memegang jabatan, tetapi merupakan amanah besar yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. “Pelantikan dan pembukaan pelatihan ini harus menjadi refleksi bagi kepengurusan baru agar mampu melanjutkan warisan kepengurusan sebelumnya dan mempertahankan eksistensi organisasi. Pengurus saat ini perlu berupaya menciptakan inovasi dan meraih prestasi,” tegasnya.

Rangkaian Diklatsar ini meliputi latihan fisik yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan para calon anggota, pelatihan dasar pertolongan pertama yang memberikan pemahaman mengenai penanganan luka dan cedera, serta penanganan korban bencana yang mencakup evakuasi dan koordinasi dalam kondisi darurat. Para peserta juga diperkenalkan dengan kode etik relawan PMI sebagai pedoman utama dalam bertindak dan berinteraksi dengan masyarakat.

Selain pelatihan teknis, Diklatsar ini juga menekankan pada pentingnya kerja sama dan komunikasi tim melalui simulasi penanganan bencana. Dalam simulasi ini, para peserta harus menghadapi berbagai skenario darurat yang dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dan membekali mereka dengan keterampilan manajemen krisis. Melalui kegiatan ini, para calon anggota tidak hanya belajar mengenai teknis pertolongan pertama tetapi juga dihadapkan pada tantangan kepemimpinan dan pengambilan keputusan di lapangan (HUMAS UMMAT).