Mataram- Sebanyak 1001 mahasiswa UMMAT yang telah menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari hari Selasa (01/09/2020) hingga hari Kamis (15/10/2020) mengikuti penarikan kegiatan KKN secara online melalui zoom dan live streamingyoutube. Pada KKN kali ini, mahasiswa dibagi menjadi 43 kelompok bimbingan. Acara dihadiri oleh Wakil Rektor I, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), para dekan, dosen pembimbing KKN dan perwakilan mahasiswa peserta KKN.
Dikarenakan pandemi yang masih berlangsung, para mahasiswa tidak melaksanakan KKN seperti biasanya, namun mereka melaksanakan KKN di desa masing-masing sehingga beberapa mahasiswa harus melaksanakan kegiatan dalam kelompok yang lebih kecil atau bahkan seorang diri. Kondisi ini tidak menjadi kendala karena justru beberapa mahasiswa yang melakukan kegiatan seorang diri dapat menjalankan kegiatan dengan lancar karena komunikasi yang baik dengan masyarakat di desanya. Selain itu, daerah yang terjangkau oleh mahasiswa KKN semakin banyak. Jika pada biasanya KKN dilakukan di sekitar Lombok, kali ini beberapa desa di luar Lombok juga terjangkau seperti desa di Bima, Manggarai NTT dan bahkan di Kalimantan Timur dikarenakan terdapat mahasiswa yang berasal dari daerah tersebut. Syahrir Idris, M.A, Ph.D selaku ketua LPPM UMMAT mengatakan bahwa ini adalah sebuah blessing in disguise atau berkat yang terselubung di tengah-tengah pandemi ini.
“Dari apa yang dilaporkan mahasiswa selama kegiatan, saya melihat bahwa mereka menemukan terobosan baru di dalam melaksanakan KKN sebagai contoh mereka bisa melaksanakan kerja bakti dengan masyarakat meskipun sendiri namun dengan komunikasi yang baik dapat terlaksana dengan baik. Dan sekarang KKN UMMAT berlangsung di hampir semua desa di NTB, dan puluhan desa di luar NTB. Desa-desa yang sebelumnya tidak pernah terekspos oleh mahasiswa kami, sekarang jadi terekspos dan dapat dilihat oleh orang banyak. Inilah yang saya sebut dengan blessing in disguise”, ungkapnya.
Selain pihak UMMAT dan mahasiswa peserta KKN, beberapa kepala desa turut serta mendampingi secara daring dalam penarikan mahasiswa peserta KKN. Salah satu kepada desa mengatakan bahwa ia sangat berterima kasih kepada UMMAT karena telah melibatkan mahasiswanya dalam kegiatan KKN di desa mereka. Ia mengatakan bahwa merupakan sebuah penghormatan bagi desa mereka untuk menerima mahasiswa KKN dari UMMAT karena sudah sangat membantu kegiatan di desa. Salah satu kepala desa Golondoal di daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkapkan bahwa ia sangat bahagia dan mengatakan bahwa peserta KKN sudah melaksanakan tugas mereka dengan baik karena telah meringankan kegiatan warga sekitar.
“kami menganggap adik-adik ini telah mampu melaksanakan KKN di desa kami dan terbukti mereka dapat berkomunikasi dengan elegan kepada masyarakat di sini. Selain itu, mereka juga menjalin kerjasama lintas agama dan ini menandakan bahwa kampus telah mampu mendidik mahasiswa dengan baik sebelum mereka turun ke masyarakat”, kata Zainul Mustafa selaku salah satu kepala desa yang berpartisipasi pada KKN tahun ini.
Setelah sambutan dan laporan kegiatan KKN, Wakil Rektor I menyambut kembali mahasiswa peserta KKN di UMMAT secara simbolik yang diwakilkan oleh tiga peserta KKN yang melaksanakan KKN di Kota Mataram. (KF)
Mataram- Dosen Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) turut berpartisipasi dalam acara sosialisasi Pengolahan Limbah Tahu Tempe menjadi Biogas yang digelar oleh BAZNAS di Kantor Lurah Desa Abian Tubuh, Kota Mataram pada hari Rabu (7/10/2020). Dalam acara ini, BAZNAS mengundang dosen UMMAT sebagai pemateri. Fakultas Pertanian (FAPERTA) UMMAT mengutus tiga dosennya Karyanik, Earlyna dan Muanah untuk mengisi sebagai pemateri.
Selain utusan dari FAPERTA UMMAT, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Dinas Perindustrian dan juga Dinas Pertanian turut berpartisipasi. Menurut tim BAZNAS, lembaga-lembaga tersebut perlu ikut andil dalam permasalahan limbah di kota Mataram khususnya di Desa Abian Tubuh yang menjadi pusat pembuatan tahu dan tempe. Limbah tahu sudah menjadi masalah sejak lama khususnya bagi warga Desa Abian Tubuh yang merupakan pusat pembuatan tahu dan tempe di Mataram. Dalam pembuatan tahu, kedelai harus melalui berbagai macam proses seperti penggilingan, pemasakan dan penyaringan. Kedelai yang tidak terbentuk dengan baik ketika proses ini akan menjadi limbah. Limbah ini yang kemudian menimbulkan masalah karena selain tidak dapat dikonsumsi, limbah tahu juga mencemari lingkungan dan oleh karena itu harus diolah. Dalam penjelasannya, tim dosen UMMAT mengatakan ada beberapa cara untuk mengolah limbah tahu dan salah satunya adalah mengolahnya menjadi biogas. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sampah basah, kotoran hewan dan limbah tahu juga merupakan salah satu sampah organik. Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar kendaraan atau listrik. Salah satu cara menjadikan limbah tahu menjadi biogas adalah melalui digester biogas yang kemudian dapat dijadikan bahan bakar untuk memasak. Walaupun digester biogas mempunyai beberapa kendala seperti harga yang mahal dan produksi yang dapat terhambat ketika tercampur sabun, digester biogas mempunyai keunggulan yang besar karena dapat bertahan selama 20 tahun, ramah lingkungan dan dapat menyalakan lebih dari 1 kompor. “Limbah tahu ini merupakan masalah kita semua karena mencemari lingkungan tempat kita tinggal, namun ada beberapa cara untuk mengatasinya dan salah satunya adalah dengan mengolah limbah menjadi biogas menggunakan digester biogas. Memang harganya mahal tapi keuntungan yang didapat sangat sepadan karena alat ini dapat digunakan sampai 20 tahun dan sangat ramah lingkungan”, jelas Karyanik, salah satu dosen pemateri. Para peserta yang hadir terlihat antusias selama acara berlangsung. Mereka berharap dengan diadakannya sosialisasi ini, permasalahan limbah di industri tahu tempe dapat teratasi secepatnya. Di sela-sela diskusi, Dinas Pertanian menyampaikan bahwa permasalahan limbah ini sudah lama menjadi agenda yang ingin mereka kerjakan namun sampai saat ini belum berhasil dan mereka berharap acara ini dapat menjadi pembuka untuk bekerjasama dengan para dosen untuk mengetahui penerapan teknologi yang tepat dalam mengatasi masalah limbah ini. Selain Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian juga antusias menyampaikan bahwa mereka tertarik dengan kegiatan tersebut dan berharap dapat menandatangani MoU dengan FAPERTA UMMAT terkait kegiatan tersebut. Dinas Lingkungan Hidup juga tidak kalah antusias dan mengatakan bahwa pihak mereka akan siap membantu dalam bentuk dana untuk program pengolahan limbah cair menjadi biogas ini. Perwakilan dari ketiga dinas tersebut mengharapkan pembangunan digester biogas segera terlaksana agar dapat menjadi Pilot Project dan meyakinkan warga Kota Mataram bahwa masalah limbah tahu dapat teratasi. Sejauh ini digester biogas sudah berhasil dilakukan di Desa Aik Mual Kecamatan Praya Lombok Tengah. “Harapan kami adalah pembangunan digester ini akan segera terlaksana agar warga Mataram yakin kalau limbah ini dapat segera teratasi karena di Desa Aik Mual di Praya sudah berhasil dibangun digester biogas”, ungkap salah satu perwakilan dinas yang hadir.(KF)
MATARAM-Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar wisuda luring (langsung), untuk angkatan 48 dan 49, untuk Diploma dan Strata-1 (S-1), pada tanggal 28-29 September 2020 di Auditorium Kampus UMMAT.
Wisuda kali ini diikuti 1.052 peserta. Menerapkan dua sistem sesi. Untuk sesi pagi berlangsung pada pukul 08.00 Wita-11.00 Wita. Sedangkan sesi siang, pada pukul 13.00 Wita-16.00 Wita. Kemudian setiap sesinya dibagi dalam gelombang. Masing-masing gelombang menghadirkan maksimal 100 peserta. Sesuai aturan dan saran dari pihak kepolisian.
“Jadi dalam sehari, kami ada dua sesi dan empat gelombang, peserta masuk secara bergiliran,” kata Rektor UMMAT Dr H Arsyad Abd Gani, kemarin (29/9).
Untuk menghindari kerumunan, kampus telah membuat denah lokasi dan papan petunjuk, tahapan penerapan protokol kesehatan. Karena kampus berkomitmen tegas, menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Mulai dari mengukur suhu tubuh peserta, mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, face shield dan menjaga jarak. Bahkan untuk lebih yakin lagi, UMMAT memasang sebuah alat pada jari wisudawan, untuk mengukur oksigen dalam darah.
“Kami berkoordinasi dengan fakultas ilmu kesehatan (FIK) UMMAT, agar kami benar-benar yakin anak-anak kami yang ikut wisuda ini sehat,” ujarnya.
Sebelum dan saat berlangsungnya wisuda, kampus sangat intens berkomunikasi dengan pihak terkait, seperti kepolisian, BPBD Kota Mataram dan Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram. “Kami persilakan mereka datang mengawasi, bahkan turut membantu kami menerapkan protap kesehatan,” jelas Arsyad.
Selama wisuda, kegiatan kampus ditiadakan selama dua hari tersebut. Selain peserta, hanya senat dan panitia wisuda saja yang hadir. Selama wisuda berlangsung, tidak ada acara seremonial khusus.
“Jadi murni, setelah rapat senat dibuka resmi oleh rektor, kemudian rektor memberikan sambutan dan apresiasi atas keberhasilan wisudawan, orang tua, dan keluarga wisudawan sebagai permakluman atas dibatasinya pelaksanaan wisuda ini. Kemudian kami hanya memindahkan tali toga saja untuk setiap sesi selanjutnya, jadi setelah pindah tali toga langsung keluar, maka masuk lagi yang 100 peserta lain,” terang Arsyad.
Pidato dari Majelis DIKTI Litbang PP Muhammadiyah di lakukan secara virtual. Tidak mengundang dosen, apalagi tamu di luar kampus, dan tidak ada kehadiran orang tua. “Supaya mereka (orang tua wisudawan.Red) menyaksikan wisuda, kami memfasilitasinya dengan streaming youTube dari media sosial kampus,” tegasnya.
Arsyad mengatakan, penerapan protokol kesehatan secara ketat ini, adalah rasa tanggung jawab kampus dalam mencegah penyebaran virus korona. Pihaknya berupaya, meski dalam situasi pandemi, kegiatan akademik kampus tetap berjalan. Mahasiswa tetap mendapatkan hak dan menjalankan kewajibannya dalam menuntut ilmu.
Rektor UMMAT Dr. H. Arsyad Abd Gani, M.Pd., berharap UMMAT bisa menjadi role model penyelenggaraan wisuda offline di tengah pandemi Covid 19. Dikatakan selama ini banyak kampus belum berani menggelar kegiatan-kegiatan semacam ini secara offline. Namun berbekal keyakinan disertai dengan ikhtiar untuk bersama-sama menjaga kesehatan, pihaknya kini sukses mencatatkan tinta sejarah bagi perjalanan UMMAT.
“Ini bisa menjadi model jangan sampai teman-teman perguruan tinggi takut. Kalau sukses saya berharap ini bisa menjadi model. Kami sudah berusaha mengatur agar tidak terjadi kerumunan massa,” ujarnya.
“Sebagaimana imbauan pemerintah, sepanjang kampus mengatur protokol kesehatan yang sangat ketat, tidak ada halangan untuk beraktivitas,” jelas dia.
Wisuda kali ini terbilang sukses. Selama tahapan wisuda tidak ada kendala yang berarti, lantaran UMMAT telah mempersiapkan segala sesuatunya dari jauh-jauh hari, sambil terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. “Alhamdulillah, kegiatan ini sukses dan mudah-mudahan penerapan wisuda dengan cara seperti ini, bisa menjadi model bagi kampus lain,” ujar Arsyad.
Tak lupa, pada kesempatan itu dirinya mengucapkan selamat atas gelar yang sudah diraih oleh seluruh wisudawan. “Semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat bagi masyarakat, sukses selalu untuk anak-anakku, tetap berkarya, dan terus berinovasi, gapai cita-cita kalian,” harap rektor.
Mataram- Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) memutuskan untuk menggelar kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) secara online dikarenakan pandemi yang belum mereda. Sebanyak 1173 mahasiswa baru dari 7 fakultas mengikuti rangkaian acara pembukaan PKKMB dengan tertib hingga selesai. Kegiatan PKKMB ini dilaksanakan selama dua hari, Senin-Selasa, 5-6 Oktober 2020.
Pembukaan kegiatan dihadiri oleh Rektor UMMAT, para Wakil Rektor, Dekan dan wakil dekan di lingkungan UMMAT. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa dan Ketua KORKOM Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) juga turut serta dalam acara pembukaan PKKMB sekaligus memberi sambutan selamat datang kepada para mahasiswa baru di kampus Universitas Muhammadiyah Mataram. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Imansyah berharap agar para mahasiswa bersyukur dapat melanjutkan studinya dan agar mereka belajar bersungguh-sungguh.
“Tidak semua orang dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka kalian haruslah bersyukur dapat mekanjutkan studi dan tugas kalian adalah belajar dengan sungguh-sungguh”, sambut ketua BEM
Demikian juga Ketua Korkom IMM UMMAT, Ainul Muwaris turut memberikan sambutan meriah dengan menyapa seluruh mahasiswa baru dan menggelorakan semangat mahasiswa baru sebagai kader dakwah untuk masa depan bangsa. Ia mengajak para mahasiswa baru untuk aktif berorganisasi.
“Alangkah baiknya adik-adik nanti untuk aktif berorganisasi karena dalam organsasi kita juga belajar hal-hal yang tidak kita dapatkan di dalam kelas”, ungkap ketua korkom
Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, BA., M.B.A juga memberi sambutan secara virtual berdasarkan video yang telah diunggah untuk PKKMB seluruh mahasiswa se-Indonesia, beliau berharap walaupun dengan belajar secara daring di tengah-tengah pandemi tetap dapat memicu kreativitas. Beliau juga menyampaikan tentang program Kampus Merdeka dimana mahasiswa dapat melakukan kegiatan di luar kampus seperti mengajar di desa namun akan tetap terhitung sebagai SKS dalam mata kuliah. Program ini diharapkan dapat meningkatkan inovasi dalam pembelajaran.
“Kampus merdeka yang memerdekakan pendidikan untuk meningkatkan budaya pembelajaran berinovasi yang juga memantik ruh mindset bagi penerus bangsa”, ungkapnnya
Kegiatan PKKMB dibuka oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr. H Arsyad Abd Gani, M.Pd. Dalam sambutan pembukaannya beliau berpesan agar mahasiswa tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan norma-norma agama di tengah-tengah menurunnya etika dan moral di bangsa ini.
“Etika dan moral bangsa ini sedang menurun dan tugas kalian para mahasiswa adalah untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan norma-norma agama”, ungkapnya.
Setelah pembukaan, mereka diberikan berbagai macam materi yang ditujukan agar mereka lebih mengenal tentang kehidupan kampus, diantaranya: materi yang berkaitan dengan sistem pengelolaan bidang akademik, sistem pengelolaan sarana dan prasarana, dan sistem pembinaan kemahasiswaan dengan nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Setelah penyampaian materi baru perkenalan dengan lembaga kemahaiswaan di lingkungan UMMAT. Demikian juga dengan kegiatan di hari kedua khsusus perkenalan di tingkat fakultas. (KF)
Mataram-Rektor https://ummat.ac.id/Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) luncurkan aplikasi E- Learning UMMAT untuk pembelajaran semester gasal Tahun Akademik 2020/2021 (Kamis, 10/09/2020).
Kegiatan yang dipusatkan di Aula Lantai I Rektorat UMMAT ini diorganisir Badan Pengembangan Teknologi Informatika Komputer (BPTIK) UMMAT.
Ketua BPTIK sekaligus ketua tim E-learning UMMAT, M. Irwan, ST.,M.Eng. menjelaskan bahwa UMMAT sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang maju di NTB telah menyediakan sejak jauh-jauh hari perihal penerapan metode belajar E- Learning. Hal tersebut merupakan tuntutan kemajuan sistem belajar mengajar di Perguruan Tinggi khususnya memasuki era New Normal.
“E-Leaning UMMAT sesungguhnya sudah 2 (dua) tahun diinstal di server UMMAT, namun hanya digunakan secara parsial oleh beberapa dosen. Dengan launching-nya E-Learning ini, UMMAT memastikan seluruh dosen menggunakan E-learning sebagai penunjang utama dalam proses belajar mengajar di era New Normal”, jelas ketua tim.
Lebih lanjut ketua tim menjelaskan, untuk memaksimalkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran dengan E-Learning, tim sudah menyiapkan buku panduan, video tutorial serta pendampingan secara berkala untuk semua dosen di lingkungan UMMAT.
“Semua dosen di lingkungan UMMAT akan mengikuti workshop E-Learning secara berkala dengan fasilitas yang sudah disiapkan tim di ruang Laboratorium Bahasa UMMAT. Dalam workshop tersebut, semua peserta akan diberikan buku panduan dan file aplikasi E-learning disertai video tutorial”, imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMMAT, Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd. menegaskan bahwa seluruh dosen di lingkungan UMMAT dipastikan dapat melaksanakan pembelajaran dengan aplikasi E-learning sebagai jawaban untuk aktualisasi kampus merdeka memasuki era New Normal.
“Pembelajaran E-learning merupakan langkah awal untuk aktualisasi kampus merdeka di era New Normal. Dengan begitu, semua dosen di lingkungan UMMAT diwajibkan mengikuti Workshop E-learning secara berkala dan dipastikan mereka dapat mengaplikasikannya”, tegas Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd.
Lebih lanjut Rektor UMMAT menambahkan, untuk mendorong maksimalisasi tercapainya pembelajaran E-learning ini, universitas telah menerbitkan sederet kebijakan, salah satunya menetapkan bahwa semester gasal Tahun Akademik 2020/2021, pembelajaran dilaksanakan secara daring dengan aplikasi E-Learning.
“Pembelajaran terpadu lewat website atau aplikasi ini mendukung manajemen pembelajaran yang terpantau seperti pengiriman dan pelacakan, pemeriksaan, perencanaan, kelas virtual, kelas online dan dilengkapi dengan statistik sehingga ini akan membantu pengajar dalam membuat perubahan substansial dalam proses pembelajaran”, harap Rektor UMMAT.
Tampak hadir dalam kegiatan launching tersebut beberapa rektor dan perwakilan dari Perguruan Tinggi yang ada di Kota Mataram sebagai mitra kerja sama UMMAT untuk memajukan pendidikan di NTB. (HR)
MATARAM-Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menerima kunjungan Dr. Imran, MH. selaku Hakim Pengadilan Agama Dompu yang sekarang telah diangkat menjadi Hakim Yustisial Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA. RI). Dr.H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd selaku Rektor menyambut hangat dan memberikan ucapan selamat atas prestasi yang telah diraih oleh dosen FH UMMAT tersebut. “Selamat saya ucapkan atas prestasi dan pencapaian Dr.Imran yang diamanahi menjadi Hakim Yustisial MA RI yaitu Hakim Tingkat Pertama dan Hakim Tingkat Banding yang ditugaskan pada Mahkamah Agung atau pada Pengadilan Tingkat Banding”, ucapnya. Lebih lanjut Rektor mengapresiasi berbagai karya yang telah dihasilkan oleh salah satu Hakim Yustisial Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut. “Selaku Pimpinan UMMAT, saya begitu mengapresiasi karya dan kinerja Dr. Imran. Ditengah kesibukannya sebagai Hakim Pengadilan Agama Dompu dan pengajar di UMMAT, beliau masih sempat menulis berbagai buku yang fokusnya pada kajian politik hukum dan tata Negara. Dan sekarang beliau menjabat sebagai Hakim Yustisial MA”, imbuhnya Pada kesempatan tersebut, Dr Imran menyerahkan beberapa buku peradilan agama dan buku Konfigurasi Politik Hukum Islam di Indonesia. Buku yang dicetak pertama tahun 2020 tersebut dinilai sangat menginspirasi dan mencerahkan. Penulis berhasil mengurai dan mengulas secara komprehensif tentang atmosfer politik Hukum Islam di Indonesia. Buku tersebut menegasikan pentingnya nilai-nilai ajaran agama Islam untuk menjadi dasar dalam merancang sebuah aturan perundang-undangan baik secara tekstual maupun kontekstual. Rektor mengucapkan terimakasih atas pengabdian dan dedikasi beliau selama menjadi dosen di UMMAT. “Terimakasih saya ucapkan atas dedikasi beliau sebagai pengajar di Fakultas Hukum UMMAT. Meskipun beliau sibuk ditengah kiprahnya sebagai Hakim, beliau masih produktif menulis. Ini patut kita contoh, saya berharap semua kader muda Muhammadiyah dan dosen UMMAT dapat produktif sehingga mampu menghasilkan karya-karya terbaik”, ucap Rektor UMMAT tersebut. Dr. Imran berharap dengan mempersembahkan beberapa buku, civitas akademika UMMAT dan masyarakat umum akan lebih memahami tentang hukum peradilan agama melalui kajian-kajian dari para akademisi. “Melalui kampus, masyarakat umum akan mengetahui tentang sejarah dan kiprah pengadilan agama di Indonesia. Karena kampus merupakan dunia akademik yang senantiasa mentransformasikan informasi dan nilai-nilai luhur kehidupan terutama melalui penyelenggaraan Catur Dharma Perguruan Tinggi”, harapnya. (Dhie)