Tapak Suci UMMAT Kembali Raih Juara Umum pada Kejuaraan Pencak Silat Tahun 2022

Tapak Suci UMMAT Kembali Raih Juara Umum pada Kejuaraan Pencak Silat Tahun 2022

MATARAM — Kontingen Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali meraih juara umum pada kejuaraan pencak silat Mataram Cup 2022, pada hari Sabtu, 12 Februari 2022. Pada tahun 2019 sebelumnya pernah meraih Juara Umum saat kejuaraan pencak silat se-NTB.
Perguruan Tapak Suci UMMAT berhasil menyabet Juara Umum 1 dalam ajang tersebut, yang diikuti oleh Perguruan Pusaka Jaya Juara Umum 2 dan Universitas Pendidikan Mataram (UNDIKMA) Juara Umum 3.
Pada turnamen kejuaraan pencak silat Mataram Cup 2022, yang diadakan di Gelanggang Pemuda Olahraga dari tanggal 7 sampai 12 Februari 2022, diikuti oleh 358 peserta silat dari berbagai perguruan Pencak Silat se Kota Mataram, baik sekolah maupun perguruan tinggi ikut meramaikan kejuaraan Pencak Silat Mataram Cup yang diadakan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Mataram.
Eko Sutrisno, selaku Pembina Tapak Suci UMMAT mengatakan sejak pertama kali menerima kabar adanya Kejuaraan Mataram Cup, terlihat wajah bahagia dari Atlit Tapak Suci UMMAT karena hampir 2 tahun ini tidak ada kejuaraan.


“Setelah itu teman-teman mencoba berembuk untuk ikut event tersebut. Langkah awal yang kami lakukan adalah memilih atlit sesuai kelas yang akan dipertandingkan. Selanjutnya pada pekan pertama Januari 2022 kami lakukan seleksi atlit yg akan turun tanding,” ungkapnya.
Selanjutnya setelah terjaring atau terpilih atlit yang akan ikut tanding, terdiri dari 31 atlit dewasa maupun remaja, diadakan latihan fokus untuk kejuaraan tersebut, yang mana jadwal latihan diperketat yaitu Senin – Jumat, dari pukul 16.30 – 20.00 Wita, untuk shalat dilaksanakan di Kampus.
“Harapan kedepan nya Para Atlit Tapak Suci UMMAT lebih giat lagi latihan karena akan ada event atau kejuaraan baik tingkat daerah maupun tingkat Nasional. Dan pesan untuk para juara jangan cepat puas karena ini awal dari perjuangan dan yang belum juara tetap semangat latihannya,” harapnya.
Sementara itu di akhir wawancara Eko Sutrisno mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung Tapak Suci UMMAT, terutama prestasi yang diraih tidak terlepas dari dukungan dan semangat dari Bapak H. Muhammad Syafruddin, S.T., MM., selaku Ketua Pimpinan wilayah Tapak Suci NTB.


Di tempat yang berbeda, Dwi Sudarsono selaku Ketua IPSI Kota Mataram sekaligus ketua panitia, mengatakan, “Saat ini perkembangan Pencak Silat di Kota Mataram mengalami penurunan, kedepan kejuaraan seperti ini akan diperbanyak”, ujarnya.
Dari ajang ini Ia berharap bisa terjaring bibit bibit pencak silat yang nanti di bawa ke ajang Pekan Olahraga Kota (PorKot) untuk selanjutnya bisa mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (PorProv).
Selanjutnya, Satriawan selaku Demisioner ketua Tapak Suci UMMAT memaparkan, “Alhamdulillah dengan semangat dan kekompakan tim Tapak Suci UMMAT, kami bisa berhasil kembali meraih juara umum 1 dalam ajang turnamen Pencak Silat Mataram Cup 2022 kali ini”, ujarnya.
Tentunya dengan harapan agar kedepannya melalui kejuaraan-kejuaraan pencak silat yang diadakan di NTB khususnya, dapat menjaring bibit-bibit atlet yang profesional untuk NTB kedepan. (Humas UMMAT)–

Menciptakan Kader-Kader yang Islami, Mandiri, Unggul dan Berdaya Saing, UMMAT Gelar Darul Arqam Pimpinan

Menciptakan Kader-Kader yang Islami, Mandiri, Unggul dan Berdaya Saing, UMMAT Gelar Darul Arqam Pimpinan

Mataram — UMMAT gelar Darul Arqom Pimpinan Universitas Muhammadiyah Mataram. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari terhitung dari hari Kamis, 27 Januari 2022 bertempat di Ballroom Hotel Mina Tanjung, KLU dan dihadiri oleh Rektor UMMAT Dr. H. Arsyad Abdul Gani, M.Pd., Para Wakil Rektor, Para Dekan, Direktur, Wakil Dekan, Wakil direktur, Kepala Lembaga, Biro dan UPT di lingkungan Universitas Muhammadiyah Mataram.

Dalam kegiatan kali ini mengambil tema “Manhaj Gerakan Muhammadiyah sebagai Penguatan Komitmen Ideologis dan Organisasi”. Adapun tema tersebut memiliki makna dan fungsi yang sesungguhnya menuju tercapainya tujuan Muhammadiyah, yakni terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan lebih luas lagi untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil`alamin di muka bumi ini. Pemahanan dan juga keyakinan terhadap ideologi UMMAT yang dengan itu diharapkan terbentuknya jiwa militansi kader kepada organisasinya yang bertujuan agar kader UMMAT maju dalam segala aspek kehidupan dan senantiasa untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Nama Darul Arqam asalnya berarti rumah Arqam, dinisbatkan kepada pemilik Arqam Ibnu Abil Arqam yang digunakan oleh Rasulullah SAW sebagai tempat perkaderan Islam di masa-masa pertama. Dari Darul Arqam itulah lahir tokoh-tokoh Islam generasi pertama seperti Abu Bakar, Ali Ibnu Thalib, Aisyah, dan lain-lain.

Rektor UMMAT Dr. H. Arsyad Abdul Gani, M.Pd., menjelaskan dalam sambutannya bahwa dari kegiatan ini bisa memperbaharui iman dan pemahaman dalam beragama.

“Kegiatan ini semata-mata dalam rangka memperbaharui iman sekaligus pemahaman kita dalam beragama yang sesungguhnya. Setelah Darul Arqam Pimpinan selanjutnya dosen karena setiap tahun sudah ada anggarannya”, ungkap beliau.

Diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan Darul Arqam Pimpinan di tahun 2022 ini, menjadi cikal bakal kader-kader yang Islami, Mandiri, Unggul dan Berdaya Saing serta mampu mengambil kontribusi dan menjadi kader terbaik yang kritis terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi.

Kegiatan ini pula dihadiri oleh Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. H. Ari Anshori, M. Ag., Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Mataram Drs. H. Gulam Abas, M.Si., serta Ketua PDM KLU dan Ketua Aisyiyah KLU. (Humas UMMAT)

MENAMBAH WAWASAN DALAM KEBHINEKAAN, UMMAT GELAR KULIAH UMUM BERKOLABORASI DENGAN KAPOLDA NTB DAN DANREM 162/WB

MENAMBAH WAWASAN DALAM KEBHINEKAAN, UMMAT GELAR KULIAH UMUM BERKOLABORASI DENGAN KAPOLDA NTB DAN DANREM 162/WB

MATARAM – Fenomena maraknya berbagai kasus disharmoni dalam memaknai keberagaman (agama, ras, suku, dan budaya) baik dalam skala lokal maupun nasional, merupakan gejala sosial yang berdampak fatal dalam keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Fenomena-fenomena tersebut bukan muncul secara instan melainkan dipicu oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Terjadinya nilai degradasi nilai kebhinekaan dalam diri masyarakat menjadi salah satu penyebabnya.

Oleh karena itu kondisi ini perlu upaya antisipasi melalui berbagai strategi-strategi efektif salah satunya melalui kuliah umum yang melibatkan pejabat pemerintah yang berkompeten di bidangnya. Pola ini mulai dilakukan oleh Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram yang bekerjasama dengan Kepala Kepolisian Daerah dan Danrem 162/Wira Bhakti NTB menggelar kuliah umum dengan tema “Merajut Toleransi dalam Kebhinekaan” pada hari Kamis, 20 Januari 2022. Kegiatan ini berlangsung di Aula H. Anwar Ikraman UMMAT yang diikuti oleh 100 peserta meliputi seluruh dosen dan mahasiswa program magister (S-2) yaitu Magister Hukum dan Magister Ilmu Lingkungan. Selain itu pembicara atau pemateri dalam kuliah umum ini menghadirkan Kapolda NTB yang diwakilkan oleh Direktur Binmas, Kombes Pol. Dessy Ismail, SIK., dan Danrem 162/WB diwakilkan oleh Kasiter Kasrem 162/Wira Bhakti, Kolonel Inf Budi Rahmawan.

Dalam sambutan Direktur Program Pascasarjana, Dr. Lukman, M.Pd., mengatakan bahwa tujuan dari kuliah umum ini untuk meningkatkan pemahaman dan peran mahasiswa pascasarjana dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus sebagai sarana penguatan karakter keindonesiaan kepada generasi penerus bangsa, sarana sosialisasi nilai-nilai kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan membangun kemitraan yang baik antara pihak pemerintahan dan lingkungan pendidikan.

“Sengaja kita ingin berkolaborasi dan mengangkat tema ini karena kolaborasi itu sangat penting, bagaimana kita merajut toleransi dalam kebhinekaan itu. Oleh karena itu didalam kegiatan ini saya berharap seluruh peserta bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih dari pemateri kita hari ini”, tuturnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd., yang juga hadir memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut mengatakan tema yang diambil adalah merajut toleransi dalam kebhinekaan, maka hal ini penting karena akhir-akhir ini tentang kebhinekaan kita. Bhineka Tunggal Ika menjadi salah satu dari empat pilar bangsa, selain Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

“Kenapa kebhinekaan ini penting? Terutama dengan hadirnya media sosial sekarang bisa memecah belah persaudaraan diantara kita sesama bangsa. Karena sekarang kita hidup berbangsa dan bernegara itu tidak kita melihat agamanya apa, sukunya apa, bahasanya apa, itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu kita diberi wawasan, maka kita mengundang pihak kepolisian TNI Polri, bagaimana membina wawasan kebangsaan kepada anak-anak bangsa ini. Kalau dalam hidup beragama kita melaksanakan sesuai keyakinan kita masing-masing, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita tidak melihat agama, suku, dan bahasa.”, jelasnya.

Di akhir pidatonya Rektor UMMAT berharap pada kuliah umum dalam rangka membangun kebersamaan di negara yang berbhineka Tunggal Ika, semoga bisa menambah wawasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan wawasan nusantara, NKRI, kebhinekaan dari pemateri/pembicara yang berkompeten dibidangnya.

Selanjutanya kuliah umum tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh pemateri atau pembicara yang berasal dari Kapolda NTB yang diwakilkan oleh Direktur Binmas, Kombes Pol. Dessy Ismail, SIK., dan Danrem 162/WB yang diwakilkan oleh Kasiter Kasrem 162/Wira Bhakti, Kolonel Inf. Budi Rahmawan. (Humas UMMAT)

RAIH HIBAH PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, UMMAT GELAR COACHING CLINIC PROPOSAL

RAIH HIBAH PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, UMMAT GELAR COACHING CLINIC PROPOSAL

Mataram – Universitas Muhammadiyah Mataram menggelar pelatihan dan klinik proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen yang ada di lingkungan UMMAT. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 5-6 januari 2022 di aula lantai 3 gedung rektorat UMMAT secara offline dan secara online melalui zoom meeting. Ada 3 pembicara atau narasumber yang akan memberikan materi yaitu Prof., Dr., Sc., Agr., Ir., Didik Sulistyanto yang merupakan reviewer nasional dalam program hibah nasional dan pemenang program hibah tahun-tahun sebelumnya dari UMMAT yaitu Dr. Nurhayati S.TP., MP., dan Dr. Ibrahim Ali M.Sc.


Pada sambutan ketua panitia yaitu ketua LPPM UMMAT, H. Syahrir Idris, MA., Ph.D., mengatakan latar belakang dari kegiatan ini berasal dari program hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari kemendikbud ristek dikti yang diikuti oleh UMMAT setiap tahunnya.
“Tahun lalu saya ingat pak rektor bertanya kepada saya, kenapa tahun ini kurang pemenang hibah dari UMMAT? Ya saya jawab karena proposal kita kalah bersaing dengan yang lainnya. Jadi bagaimana agar proposal yang kita ajukan bisa menang, salah satu cara adalah dengan diadakannya coaching atau diklat bagi para penulis proposal sehingga proposal yang diajukan memiliki kualitas yang layak untuk menang di tingkat nasional,” tuturnya.
Ditambahkannya, inilah sebab dilaksanakan kegiatan ini agar bisa mengasah keahlian dan keterampilan dalam menyusun proposal hibah penelitian maupun pengabdian masyarakat untuk berlomba tidak hanya di tingkat nasional tapi dalam setiap hibah kompetisi lainnya.
Hadir membuka kegiatan tersebut, Rektor UMMAT Dr. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd., mengatakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan seorang dosen, karena dosen bukan hanya untuk mengajar tetapi juga melakukan penelitan dan pengabdian kepada masyarakat.
“Bagi seorang dosen, penelitian yang baik bukan hanya untuk pengembangan diri tetapi juga untuk pengembangan bangsa dan negara. Dan itu tugas sebagai seorang dosen,” ujarnya.
Maka dari itu beliau berharap kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan dan potensi yang dimiliki dalam rangka mengembangkan tugas-tugas sebagai dosen atau tenaga pendidik di perguruan tinggi.
Setelah sambutan ketua panita dan rektor yang sekaligus membuka jalannya kegiatan tersebut, selanjutnya penyampaian materi pelatihan dan klinik prosposal yang berlangsung hingga sore selama 2 hari. (Humas UMMAT)

PASCASARJANA UMMAT BERKOLABORASI DENGAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI MENGGELAR KULIAH UMUM

PASCASARJANA UMMAT BERKOLABORASI DENGAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI MENGGELAR KULIAH UMUM

Mataram – Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan secara sistematis dan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Oleh karena itu Pascasarjana UMMAT bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi RI menggelar kuliah umum yang dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Desember 2021 di aula lantai 4 gedung FIK UMMAT. Adapun tema dari kegiatan ini yaitu “Hukum Lingkungan dalam Perspektif Konstitusi”, dan diikuti oleh 85 peserta, terdiri dari Pejabat Struktural UMMAT, Para Dosen dalam lingkup Pascasarjana UMMAT, dan Mahasiswa Pascasarjana yang berasal dari Magister Hukum dan Magister Ilmu Lingkungan. Adapun narasumber kuliah umum kali ini adalah Prof. Dr. H. Anwar Usman, SH., MH yang merupakan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.


Kegiatan kuliah umum ini merupakan rangkaian kegiatan dari Mahkamah Konstitusi RI yang bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Mataram setelah Seminar Nasional dengan tema “Membentuk Karakter Pelajar Pancasila” yang diselenggarakan di Aula H. Anwar Ikraman UMMAT pada pagi harinya.
Dalam sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram yang diwakilkan oleh Wakil Rektor I, Dr. Syafril, M.Pd., mengatakan kegiatan kuliah umum dengan tema Hukum Lingkungan dalam Perspektif Konstitusi merupakan salah satu upaya efektif, sebagai upaya penguatan pemahaman mahasiswa terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan melalui program kuliah umum yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi.
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain,” ujarnya.
Di akhir sambutannya beliau berharap kegiatan kuliah umum ini bisa menjadi wadah pengayaan ilmu pengetahuan serta penguatan pemahaman terkait pengelolaan dan penataan lingkungan hidup bagi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Mataram. (Humas UMMAT)

UMMAT BEKERJASAMA DENGAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI GELAR SEMINAR NASIONAL “MEMBENTUK KARAKTER PELAJAR PANCASILA”

UMMAT BEKERJASAMA DENGAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI GELAR SEMINAR NASIONAL “MEMBENTUK KARAKTER PELAJAR PANCASILA”

Mataram – Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi menggelar seminar nasional dengan tema “Membentuk Karakter Pelajar Pancasila” pada hari Kamis, 30 Desember 2021. Kegiatan ini berlangsung di Aula H. Anwar Ikraman UMMAT yang dihadiri oleh Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi, YM. Dr. Anwar Usman Datuak Rajo Alam Batuah Karaeng Makulle Galesong, S.H., M.H., Y.M. Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. Aswanto Karaeng Sitaba Galesong, S.H., M.Si., DFM., Y.M. Hakim Konstitusi, Prof. Dr. Arief Hidayat Karaeng A’rinra Galesong, S.H., M.S., Y.M. Hakim Konstitusi, Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H., M.Hum., Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. M. Guntur Hamzah, Prof. Dr. Widodo Eka Cahyana, SH.,M.Hum. (selaku kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI), Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram dalam hal ini diwakilkan oleh Wakil Rektor I. Dr. Syafril, M.Pd., para wakil rektor, para dekan, direktur, Wakil Dekan, Kaprodi, dan civitas Universitas Muhammadiyah Mataram
Dalam sambutan Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram yang diwakilkan oleh Wakil Rektor I, Dr. Syafril, M.Pd., mengatakan dalam buku Edward Said yang berjudul “Orientalism” dibagian prolog tertulis bahwa orang-orang barat memandang orang-orang timur seperti papan tulis yang nilai-nilainya dapat dihapus kapan saja dan dapat dipaksakan nilainya untuk diikuti oleh kita. Lalu dalam buku “Mampukah Indonesia Bangkit”, seorang penulis bernama Raden Kartono Kamanjaya membuat sebuah resolusi terhadap terjadinya kemerosotan culture dari bangsa kita dan membuat konsep tentang revolusi mental.


“Revolusi mental sesungguhnya sudah digaungkan oleh Raden Kartono Kamanjaya di buku “Mampukah Indonesia Bangkit” tahun 2000. Itu didasari pada terjadinya kemerosotan budaya pada masyarakat jawa saat itu sehingga harus ada upaya untuk melakukan revitalisasi kultural secara mendasar. Dan pada seminar nasional kali ini yang mengambil tema “Membentuk Karakter Pelajar Pancasila” akan mampu menjawab kekhawatiran Raden Kartono Kamanjaya sekaligus mengantisipasi betapa kuatnya arus intervensi kultural asing kedalam culture kita sebagai bangsa yang sangat pluralitas ini,” ujarnya.
Diakhir sambutannya beliau berpesan bahwa Pancasila sebagai wujud dari pikiran, nilai dan tradisi yang tumbuh berkembang di bangsa kita yang multicultural ini.
“Kita boleh berpikir luas melampaui jagad ini tapi jangan lupa tempat kita berpijak, ada nilai, ada culture yang mendasari kita berpijak di negara ini dan salah satu pijakan paling dasar itu adalah Pancasila,”.
Selanjutnya Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. M. Guntur Hamzah, dalam sambutannya juga mengatakan seminar nasional ini merupakan kegiatn yang tergolong istimewa karena biasanya seminar seperti ini dilakukan bersama fakultas hukum tetapi kali ini Mahkamah Konstitusi dengan FKIP UMMAT.
“Dan ini sekaligus mengkonfirmasi bahwa Mahkamah Konstitusi sangat terbuka dalam melakukan kerjasama bukan terbatas dengan fakultas hokum saja tetapi juga dengan fakultas-fakultas lain. Karena sejatinya konstitusi itu adalah milik semua, tidak terpisahkan oleh sekat-sekat fakultas dan konstitusi adalah milik bangsa kita, Indonesia,” jelasnya.
Terlebih lagi lanjutnya dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dokumen moral, antropologi, kosmologi yang mencakup semua aspek kehidupan berbangsa yang dapat ditelaah dengan semua disiplin ilmu bukan hanya ilmu hukum. Oleh karena itu Mahkamah Konstitusi terus merangkul semua mitra intelektual dari perguruan tinggi di semua disiplin ilmu.


“Seminar Nasional ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi dan ikhtiar Mahkamah Konstitusi dalam fungsi sebagai the guardian of constitution dan sekaligus sebagai the guardian of state ideology. Agar nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 semakin dimengerti, dipahami dan di internalisasi oleh seluruh warga negara termasuk penyelenggara seperti dosen, mahasiswa dan pelajar,” imbuhnya.
Membuka acara secara resmi kegiatan tersebut sekaligus sebagai Keynote Speech, Ketua Mahkamah Konstitusi, Y.M. Dr. Anwar Usman Datuak Rajo Alam Batuah Karaeng Makulle Galesong, S.H., M.H., mengatakan sebuah bangsa dapat menjadi besar dan maju tergantung dari kesinambungan perjalanannya.
“Jika setiap era dan fase perjalanan terus berlanjut dan mengalami perubahan yang lebih baik serta terdapat pembaruan dan inovasi yang diwujudkan maka kebesaran sebuah bangsa hanya tinggal menunggu waktunya saja,” jelasnya.
Ditambahkannya, begitu pula sebaliknya jika kesinambungan tidak dapat dijaga maka keberadaan bangsa dan negara tidak akan mengalami kemajuan bahkan akan mengalami kemunduran atau kehancuran.
“Sesuai dengan firman Allah yang saya kutip sekaligus menjawab apa yang disampaikan Wakil Rektor I, mampukah Indonesia bangkit, maka jawabannya “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib seseorang atau sebuah kaum kecuali orang itu atau kaum itu merubahnya sendiri,”
Oleh karena itu lanjutnya, dalam rangka kesinambungan tersebut proses regenerasi mutlak harus dilakukan. Salah satu ikhtiar dalam menjaga proses regenerasi bangsa adalah dilakukannya pendidikan karakter bagi pemuda, pelajar dan mahasiswa sebagai mana telah digagas dan diwujudkan dalam kegiatan seminar ini.
Di akhir pidatonya beliau berpesan bahwa untuk menjadikan negara dan mengangkat derajat bangsa adalah dengan ilmu dan pendidikan. Karena masa depan bangsa akan ada di pundak pelajar saat ini. Maka, jadilah pelajar yang memiliki karakter yang memiliki jiwa identitas bangsa, yakni Pancasila.
“Tanpa jiwa dan karakter yang kuat sebagai bangsa, maka jati diri bangsa akan tergerus oleh budaya bangsa lainnya,” tegasnya.
Selanjutanya seminar nasional tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh pemateri atau narasumber yang berasal dari Mahkamah Konstitusi RI yaitu Prof. Dr. Aswanto, S.H, M.Si., DFM., Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S., dan Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H., M.Hum. (Humas UMMAT)